chapter 20

4.1K 367 3
                                    

Happy reading.........

Renjun mengusap matanya yang sembab dan memerah, dia malu mengakui ini tapi dia baru saja menangis. Kenapa hanya gara-gara main rp renjun bisa sebaper ini? Kenapa dia menangis hanya karena status mereka yang putus padahal dia tau bahwa sejak awal ini hanyalah permainan?

Ya permainan, dia sudah menyangkutkan dengan real lifenya , memasukan perasaannya pada hal yang tidak nyata dan seharusnya tidak boleh dilakukan sejak awal.

Namun renjun tidak bisa membohongi dirinya sendiri, renjun menyadari bahwa perasaannya ini nyata sekalipun awalnya semu, bagaimana dia tersenyum karena setiap perhatian yang Leehyuck curahkan, bagaimana renjun tersenyum oleh pesan-pesan dan interaksi saat keduanya bertemu, bagaimana perasaannya terhadap Leehyuck semakin bertambah setiap harinya.

Dan hanya gara-gara Lee Jeno, renjun harus mengakhiri hubungan ini, dai menghela nafas berat kesedihannya masih terasa nyata.

Renjun menyambar hoodienya, pukul 9 malam dia memutuskan untuk pergi ke kedai hotpot langganannya untuk menghibur diri, biasanya makanan enak bisa membuat perasaanya lebih baik.

Begitu yang diharapkan renjun,dan nyatanya tidak.

Dia mengaduk hotpotnya dengan murung bukannya mambaik, perasaanya justru semakin tidak karuan, renjun menhela nafas berat menatap daging dengan miris.

Datang kemari mengingatkan renjun pada haechan dan kencan pertama mereka, renjun ingat dengan jelas saat keduanya menonton film di bioskop, saat haechan diam-diam menggenggam tangannya dan pulang mampir kesini untuk makan.

"Kenapa tidak dimakan Renjun-ah? Kau tidak selera? Apa bibi perlu menambakan dagingnya?"

Bibi itu menatap renjun khawatir pasalnya anak itu sedari tadi hanya mengaduk - aduk makanan, tidak seperti biasa yang makan dengan lahap sekali, apa renjun sakit?

Renjun meringis merasa bersalah telah membuat bibi khawatir "ah tidak bi, aku akan makan sekarang"

Renjun meniup daging yang sebelum melahapnya dan mengunyah dengan berat, bandar kata orang patah hati bisa membuat segalanya terasa hambar.

"Mark, selamat datang!!!"

Renjun menoleh saat bibi itu berseru lantang dia menoleh kearah pintu dan  membelalak terkejut jantung nya  berdetak keras.

Mark Lee .

Sialan renjun bergerak ribut dai sedang tidak memakai kacamatanya! Renjun hendak bersembunyi di bawah kolong meja manun namanya sudah dipanggil lebih dulu.

"Huang Renjun?"

Renjun membeku bagaimana bisa  Mark mengenalinya yang tanpa kacamata? Mark tiba-tiba saja duduk didepan renjun tanpa permisi.

"YAAAKK!" Renjun kelepasan berteriak, dia menutup mulut dengan telapak tangan dan menoleh kekanan dan kiri untuk mengamati keadaan, untunglah Bibi penjual lagi teriak-teriak saat nonton tv, renjun meringis melihatnya dan dia menatap Mark lagi, " kenapa kau duduk disini?".

Mark mangangkat alisnya "memangnya tidak boleh?" Mata pemuda itu melihat kearah lain, "bukannya ini tempat umum? Terserah padaku mau duduk dimana!".

Menyebalkan sekali orang ini.

Batin renjun dongkol "itu tidak seperti kita berteman, kau dan aku — kau adalah menindas dan aku adalah korban, sejak kapan penindas dan korban bisa duduk satu meja? Yang ada nanti aku kau bantai, dan aku tidak mau itu terjadi, maka dari itu pergilah Mark Lee cari kursi kosong yang lain."

"Oh masalah itu tenang saja, kalau begitu muali sekarang kita berteman" Mark menarik tangan renjun seenaknya dan mengajak salaman.

"Sudah. Kita sekarang teman, jadi sekarang aku boleh duduk disinikan? Atau aku perlu bicara dengan bibi bahwa kau mengusirku?" Mark berdiri.

Renjun cepat-cepat menahan tangan Mark saat pemuda itu memutar tubuhnya "jangan!".

Pandangan Mark turun kearah tangannya yang ditahan renjun, sedetik kemudian renjun tersadar dan langsung buru-buru melepaskan pegangannya, "o-oke, baiklah!!! Terserah kau saja!!!".

"Karena kita sudah berteman, aku ingin bertanya." Tiba-tiba Mark berceletuk, renjun melotot menatap pemuda itu dan membungkam mulut rapat-rapat untuk menyiratkan bahwa dia tidak mau ditanya-tanya.

Namun Mark tetap melanjutkan, "kau ini mempunyai kepribadian ganda atau semacamnya ya? Disekolah saat aku merundung mu kau selalu diam dan tidak melakukan apapun, namun diluar sekolah sikap mu berbeda 180⁰ , bahkan aku berfikir kau bisa saja menonjoku saat ini juga jika kau ingin, tapi kenapa kau hanya diam?"

"Kau ingin kutonjok?" Tanya renjun ketus.

Mark justru terkekeh "boleh juga."

Renjun melayangkan kepalan tangannya dan hendak menonjok Mark, namun terhenti begitu saja diudara saat Mark tidak menghindar.

"Kenapa berhenti?" Tanya Mark keheranan.

Renjun mendecih sinis sebelum menurunkan tangan nya kembali, " aku tidak sejahat kau!"

Mark mengendikan bahunya "kau tau aku benci orang lemah, maka aku suka merundung mu, semakin kau tidak berusaha melawan, semakin parah aku melakukannya".

"Terserah" jawab renjun , dia memakan hotponya lagi dengan perasaan kesal, itu sama sekali tidak membenarkan tindakan pembullyan yang Mark lakukan.

"Kau benar-benar mempunyai kepribadian ganda rupanya." Mark menyangga dagunya dengan sebelum tangannya sambil mengamati pipi renjun yang mengembung saat makan, "andai saja kau bersikap begini di sekolah, mungkin kita bisa menjadi teman baik".

'Walaupun aku bersikap begini saat disekolah, aku tidak akan mau berteman dengan mu' renjun membatin semakin dongkol.

Saat renjun tidak menggali, Mark mengambil ponselnya dari saku celana, dan entah melakukan apa.

Diatas meja ponsel renjun bergetar dia mengambil dan melihat layar ponselnya.

Canadapride's calling .......

"Huang renjun." Panggil Mark, pemuda itu menatap renjun penuh arti, "atau harus aku panggil injuni?"

"Uhuk!uhuk!—"

Renjun sukses tersedak

Mark merebut ponsel yang berada di genggamannya dan mengangkat kedua layar ponsel yang sedang tersambung melalui panggilan itu kedepan mata renjun dia melotot melihatnya.

"Injuni yang selama ini berkirim pesan dengan ku adalah kau, benar?"

Renjun sontak berdiri dan mengulurkan tangannya untuk merebut ponselnya kembali, namun Mark lebih cepat, pemuda itu sigap penghindar, aksi berebut ponsel terjadi renjun menjangkau dan Mark yang menjauhkan, saat renjun melompat kecil untuk meraih dan renjun terjatuh........ Keatas tubuh Mark.

"Injuni?"

Renjun rasanya nyawanya melayang mendengar suara itu.

Dari pintu kedai Lee Haechan menyrengit melihat keduanya.

TBC..........



⭐💬

VIRTUAL - Hyuckren  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang