chapter 22

4.1K 392 6
                                    

Happy reading.........

"Hei jangan tidur dulu injuni, aku tidak tau pin rumah mu."

Keduanya sekarang dalam perjalanan pulang, atau tepatnya haechan yang mengantar renjun pulang. Pemuda Tan itu menggendong renjun di pundaknya dan bahunya yang dibuat sandaran, rasanya anyaman sekali, renjun mengeratkan pegangannya di leher haechan, rasanya lega telah mengeluarkan bebanya malam ini, benar kata orang menangis adalah salah satu cara efektif untuk meluapkan beban, sekalipun kini matanya sembab dan hidungnya memerah.

Renjun terkekeh dengan suara parau.

"Enggg orang tua ku membuat pin nya  dengan tanggal lahir ku, 2303.

"Hei kau yakin memberitahuku ini? Aku akan masuk ke rumah mu kapan saja kalau orang tua mu lagi kerja di luar kota, dan aku bisa menculik mu"

Renjun menahan senyumnya "culik saja aku, aku tidak keberatan"

Renjun memekik saat haechan mengigit jarinya gemas, keduanya tertawa-tawa dan nyaris jatuh terguling jika haechan tidak menjaga keseimbangan, renjun sendiri heran dari mana haechan mendapat kekuatan sebesar ini untuk menggendongnya padaha tubuhnya terlihat tidak begitu berisi.

"Jangan minta putus lagi, aku sudah terlanjur sayang. Dan aku tidak mau ditinggalkan oleh mu" ujar haechan tiba-tiba.

"Kau tidak tau betapa jantung ku nyaris copot saat kau meminta putus?! Sekarang janji padaku."

Renjun menggigit bibirnya pelan, jadi tadi ditaman haecahn mengajaknya balikan, dia tidak mendesak renjun untuk menceritakan apa masalahnya, maka dari itu entah kenapa renjun mengangguk begitu saja.

Setelah menangis di bahu haechan dan membuat pakaiannya penuh dengan airmata dan ingus, kini renjun sudah lebih tenang berada di dekat haechan, karena pemuda tan itu sangat mengerti dirinya.

"Ya aku berjanji."

Renjun harus berusaha berani, sekali pun haechan tidak tau bahwa dirinya adalah Huang Renjun si pemuda nerd dan hubungan mereka terancam.

Dia tidak akan menyerah pada Jeno, dia tidak akan membiarkan pemuda itu ikut campur.

haechan mengulum senyum dia berputar satu kali karna senang hingga renjun memukulnya, namun haechan hanya tertawa tanpa sadar keduanya sudah sampai di kediaman renjun.

"Nah sudah sampai." Haechan menurunkan renjun didepan pintu.

""Ah kenapa cepat sekali, sebenarnya aku masih ingin bersamamu, tapi aku tau kamu pasti butuh istirahat, sebaiknya aku pulang. Cepat tidur dan tidak usah memikirkan yang lain, dan tolong jangan blokir nomor ku, selamat malam injuni."

Haechan maju selangka dan menangkap kedua pipi renjun, renjun kita haechan bakal menciumnya di bibir namun dugaannya salah, haechan mencium keningnya halus dan penuh perasaan, pemuda Tan itu kemudian menggunakan hidung mereka gemas, dia tertawa lebar dan setelahnya mengacak rambut renjun.

"Sampai jumpa!"

Bahkan haechan sudah menghilang dibalik gerbang rumahnya, renjun masih terpaku didepan pintu.

Kapan haechan berhenti membuat hatinya meleleh.

🦊🐻

"Jadi — kau memutuskan untuk kembali padanya?".

Langka renjun terhenti, "bukan urusan mu".

Dia menatap Jeno berani kali ini, pemuda itu mendecih sinis melihatnya.

"Kau tidak ingat aku bisa saja membongkar semuanya pada kekasih mu itu, kau tidak takut dia bakal meninggalkan mu? Ingatlah bahwa aku bisa melakukan apa saja untuk menghancurkan hubungan kalian."

"Aku —" renjun menjedah, "tidak peduli, terserah kau mau melakukan apa."

Jeno mengeraskan rahanga saat renjun berlalu pergi dari sana begitu saja, "baiklah sesuai keinginanmu, aku akan melakukan apapun yang ku mau"

Renjun bahkan tidak peduli jano akan melakukan apa, hari ini dia sudah memutuskan untuk mengaku sebagai renjun pada haechan.

Jika haechan benar-benar serius akan perkataannya semalam maka bukankah pemuda itu akan benerima renjun apa adanya? Terlepas bagaimana masa lalu renjun, dan bagaimana dirinya dulu.

Maka saat bel istirahat berbunyi, renjun melesat menuju kantin, dimana dia haechan dan jaemin biasa duduk bersama, renjun berjalan cepat menuju meja itu, namu tiba-tiba saja dia sudah jatuh terjerembab keatas lantai yang dingin.

Renjun membeku saat tepung menghujani tubuhnya.

"Woahh, liat Huang renjun, apa kalian tau dia berulang tahun hari ini!".

Jeno menepuk tangan, suara tawa menggema dikantin, semua orang menoleh padanya, jadi Jeno memutuskan untuk melakukan ini, dia akan membullynya didepan semua orang, akan mempermalukannya.

"Apa kalian tau siapa huang renjun? Dia adalah seorang penghianat!"

Renjun mengepalkan jari kuat, dan melihat haechan berdiri disana, mata renjun melebar, tidak jangan melihat!

"Hari ini aku berbaik hati pada mu, aku akan membuat kue, bahannya adalah tepung! Dan tentu saja telur!"

Jeno melempar telur itu kearah renjun, pemuda itu memejamkan matanya rapat, dia tau dia tidak akan sempat menghindar, setelah beberapa detik, di mengernyit saat tidak merasakan apapun, dan dia menyrengit heran saat seisi kantin mendadak hening, renjun membuka matanya.

Renjun shock.

Jeno shock.

Semua orang shock.

Lee Haechan berdiri didepan renjun, dengan telur pecah yang menodai seragamnya, dia menatap Jeno tajam, segalanya terjadi begitu cepat untuk menghantam bogem mentah ya pada rahang Jeno hingga pemuda itu terhuyun kebelakang dan jatuh dilantai.

Renjun menganga melihatnya saat haechan merebut bungkusan tepung yang berada di tangan teman Jeno dan menghujani Jeno dengan tepung sekaligus melempari kepalanya dengan telur, Jeno memejamkan matanya rapat-rapat. Tidak punya kesempatan untuk menghindar.

Setelah itu, haechan menarik tangan renjun berdiri diantara puluhan pasang mata dan mengajaknya pergi dari sana.

Otak renjun blank, dia tidak bisa memproses apapun selain jari haechan yang melingkupi jarinya erat.

Haechan masuk kedalam toilet dan menaikan tubuh renjun keatas wastafel, pemuda tan itu mengecek tubuh renjun, kanan kiri atas dan bawah, wajahnya terlihat sangat khawatir.

"Kau tidak apa-apa?" Tanyanya.

Renjun mencoba mengumpulkan kesadarannya, "ahahaha, k-kau ini bicara apa kak. T-tidak A-apa - apa kok."

"Jangan pura-pura lagi" ujar haechan tegas, dia membersihkan rambut renjun dan melepaskan almamaternya yang terkena tepung itu"

"Kenapa kau keras kepala sekali?" Ujar haechan sekali lagi

Tunggu. Tunggu. Tunggu. Jantung renjun berdebar keras, jangan-jangan?!

"Kau tau aku siapa?" Tanya renjun dengan suara tercekat.

Haechan menatap renjun dengan pandangan yang sulit diartikan.






TBC.......

Hari ini aku usahain untuk menyelesaikan book ini.



⭐💬

VIRTUAL - Hyuckren  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang