"Hm? Itu memang tugasku untuk sebagai ketua OSIS untuk mendisiplinkan murid-murid seperti mu." Balas Axel. "Ck kalau itu aku tahu. Hah sudahlah, lagian apa peduliku dengan tugas mu itu."
Saat Lio berniat untuk pergi. Lengannya sudah dicegat oleh Axel. "Kau mau kemana? Ikut aku ke ruang OSIS untuk memberikanmu pengurangan skor dan menghukum siswa seperti mu."
"Ish baiklah." Dengan penuh keterpaksaan Lio mengikuti langkah Axel menuju ruang OSIS. Padahal ini pertama kalinya ia membolos namun langsung ketahuan. Tapi yasudah lah daripada ia harus mengikuti pelajaran yang penuh dengan orang-orang memuakkan itu.
...........
"Jadi namamu Elio dari kelas 11 IPS4. Aku tidak akan mengurangi skor mu karena ini pertama kalinya kau melanggar. Tapi jika ketahuan mengulanginya lagi dengan terpaksa aku akan mengurangi skor mu. Sekarang hukuman mu adalah membersihkan ruangan ini sampai bersih." Seru Axel dengan tangan yang masih sibuk mencatat dan pandangan yang terfokuskan dengan catatan siswa.
Dengan terpaksa, Lio mengambil sapu untuk membersihkan lantainya dilanjutkan dengan mengepel. Sudah seperti pembantu saja, dan parah nya siketos itu masih belum berkutik sama sekali dari buku catatan siswanya itu. Sungguh membuat kesal dan membuat mood turun.
"Lanjutkan pekerjaan mu dengan benar. Jangan sambil mengumpati ku di dalam pikiran mu itu." Ucap si ketos tanpa menghentikan aktivitasnya. Lio kembali mendumel kesal. Sampai akhirnya ia mendapatkan karma, yaitu terpeleset lantai yang baru saja ia pel.
Sungguh rasanya sakit namun lebih besar rasa malunya. Untung saja di ruangan itu hanya ada dirinya dan si ketos itu. "Apa kau tidak bisa melakukan pekerjaan mu dengan benar?"
Lio kesal dan berniat untuk protes sebelum akhirnya ia merasa kalau tubuhnya diangkat begitu saja. Dan saat Lio sadar kalau tubuhnya sedang diangkat oleh Axel. Elio panik dan berusaha untuk memberontak tentunya. "Diam atau kau akan ku jatuhkan."
Akhirnya Lio diam namun mulutnya masih sibuk menggumamkan kata-kata mutiara pada Axel. Yah contohnya seperti menyebut atau mengabsen setiap nama hewan kepada si Axel itu. Axel sendiri hanya diam karena malas untuk menanggapi kembali.
Sesaat kemudian tubuh Lio disenderkan pada sofa di ruangan tersebut. "Duduk diam di sini, jangan kacaukan apapun. Dan baca seluruh buku ini sampai habis. Tidak ada protes."
Lio masih mencebik. Apa si ketos itu mau menyiksanya dengan membaca buku sebanyak ini? Kalau buku novel mungkin bisa sampai seluruhnya habis. Namun ini ada 3 tumpukan buku yang tebalnya sama seperti buku ensiklopedia.
Pada akhirnya Lio memutuskan untuk mulai membaca namun sesekali ia mengalihkan pandangannya ke arah ketos itu. Elio kaget saat melihat Axel yang melanjutkan kegiatannya mengepel lantai. Jika dilihat dari segi manapun Axel tetap terlihat tampan apalagi dengan wajah datar nan dinginnya itu.
Lio segera tersadar dengan apa yang baru saja ia pikirkan. Kepalanya sontak menggeleng dan melanjutkan membaca buku tebal itu yang ternyata berisi peraturan-peraturan di sekolah ini yang harus dipatuhi. Sungguh banyak sekali, mungkin Lio agak menyesal karena sudah masuk ke sekolah dengan peraturan paling banyak itu.
..............
Selesai dari hukumannya. Lio segera berjalan menuju kelas 11 IPS5 untuk mengajak teman satu-satunya. Omong-omong ini sedang jam istirahat jadi semua kelas sepi dan murid-murid menuju ke arah kantin untuk mengisi perut mereka. Lio malas untuk kembali ke kelas, yah kalian tahu lah alasannya.
"Za ke kantin yuk!" Seorang gadis yang sedang duduk diam di bangkunya kaget saat melihat seseorang memanggil nya. Ia tahu suara itu tapi saat dia nengok seperti tidak melihat keberadaan orang pemilik suara itu. "Kenapa diam saja?"
"Ka-kamu siapa ya?" Tanya gadis itu aka Zakia atau lebih lengkapnya Zakia Ambrela, gadis paling pendiam di kelas 11 IPS5. "Za masa kamu gak kenal sih. Ini aku loh Lio."
Wajah gadis itu nampak terkejut melihat penampilan berbeda dari temannya. "I-ini beneran Lio?"
"Iya lah. Yasudah yuk ke kantin." Ajak Elio kembali. "Tapi.. jika kita dibully lagi gimana? Aku bawa bekal kok. Kita bareng-bareng makan bekal aja yah."
"Tidak apa za. Aku akan melindungi mu, tenang saja. Kali ini aku tidak akan segan-segan untuk memukul mereka jika mereka mengganggu kita." Ucap Elio mencoba untuk meyakinkan temannya. Pada akhirnya Zakia terpaksa menyetujui nya. Alasannya adalah karena bekal yang dia bawa sudah dibuang oleh orang-orang yang suka membully. Dia tadi hanya alasan karena takut kembali dibully bersama teman barunya.
..............
"Heh! Sudah berani ya kalian makan di sini!" Saat mereka sedang duduk di salah satu meja kantin sembari ngobrol-ngobrol sebentar. Mendadak ada sekelompok orang yang selalu membully mereka datang dengan langsung menggebrak meja.
"Memangnya sekolah ini milik kalian? Suka-suka kami mau kemana aja dong!" Seru Lio tidak terima. Zakia yang melihat perlawanan dari Lio sempat kaget karena biasanya Lio hanya diam membiarkan dirinya dibully.
"Lio tenang kan dirimu." Ucap Zakia. Ia takut mereka akan lebih gencar membully nya dan juga temannya. "Tidak bisa Zakia! Mereka sudah keterlaluan! Lebih baik kau nikmati saja pertunjukkan ini."
Zakia tidak mengerti dengan perkataan yang baru saja dilontarkan oleh Lio. Namun sedetik kemudian ada yang melayangkan pukulan ke arah Lio namun langsung Lio tangkis. Kalian tahu? Elio paling jago dalam hal memelintir tangan orang. Ia melakukan hal itu sekarang sehingga mengakibatkan jeritan sakit dari pemilik tangan.
"Jika kalian berani mengganggu ku dan juga Zakia lagi. Maka aku akan melakukan hal lebih kepada kalian! Termasuk para guru-guru yang mendukung kalian itu." Sekelompok orang yang terdiri anggotanya dari kelas 11 IPS4 dan IPS5 itu, kini berlari meninggalkan Elio dan juga Zakia.
"Kau hebat Lio. Tapi mungkin mereka akan masih mengganggu kita." Elio mengerti mengapa Zakia berkata begitu. "Tidak apa-apa za.. aku akan melindungi mu."
PERHATIAN, UNTUK MURID YANG BERNAMA ELIO GIBREALTAN HARAP PERGI KE RUANG KEPALA SEKOLAH!
Zakia langsung panik sedangkan Elio sudah beranjak dan berniat untuk segera pergi. "Lio apa kau tidak apa-apa? Aku akan temani."
Elio tersenyum sekilas kemudian segera pergi dengan Zakia yang membuntuti di belakangnya. Sesampainya di depan ruangan kepala sekolah, Lio segera masuk sedangkan Zakia menunggu dengan khawatir di luar.
"Ada apa bapak memanggil saya?" Tanya Lio ketika sudah sampai di hadapan kepala sekolahnya. Bisa Lio lihat ada siswi yang tadi ia pelintir tangannya sedang bersama dengan kedua orang yang Lio yakini kalau mereka adalah orang tua siswa tersebut.
..........
..........
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
The Quiet One's Sudden Change
RomanceSiswa culun yang sering di-bully kini telah mencoba untuk mengubah dirinya. Tapi siapa sangka, tindakannya untuk berubah, menarik beberapa orang untuk mencintainya. Seperti apakah kisahnya? ........ #bxb #harem