Kairav menepikan sepeda motornya di area parkir yang telah disediakan. Disana, Kairav sudah ditunggu oleh Karina yang sedang melirik ponselnya dengan antusias.
Kairav mendekati Karina dan gadis itupun, seolah menyadari kedatangan Kairav, dia langsung memasukkan ponselnya ke dalam tasnya.
"Eh, sayang, kamu udah disini. Aku masak-" ucapan Karina langsung dipotong oleh Kairav.
"Na .. Aku mau kita putus," lanjut Kairav tanpa memedulikan ekspresi Karina yang tampak salah tingkah.
Dia kemudian melingkarkan jarinya di telinga sambil menjawab, "Kenapa tiba-tiba? Ak-aku memangnya ada bikin salah sama kamu?" tanya Karina yang kini sedang sibuk menahan air matanya. Karina sama sekali tidak akan menyangka Kairav, yang merupakan cinta pertamanya, akan memutuskannya begitu saja,
"Aku salah dimana? Kenapa Kairav ingin memutuskan hubungan kami begitu saja?" pikir Karina yang langsung terflashback kenangannya ketika dia bersama Kairav. Karina sudah sangat yakin dia tidak ada membuat kesalahan untuk membuat Kairav memarahinya. Karina merasa dadanya dihantam oleh sesuatu yang berat dan dia tidak bisa terima Kairav yang sepertinya ingin memustuskan hubungan dengannya.
Karina meraih kedua tangan Kairav, berharap laki-laki tersebut menceritakan kebenaran yang sebenarnya. Karina yakin harus ada sesuatu hal yang membuat laki-laki itu berubah. Karina tahu sekali betapa Kairav senang memujanya. Mana mungkin hal tersebut, semuanya, adalah kebohongan, kan?
"Rav ... ?" gumam Karina dengan binar mata yang dipenuhi harapan.
"Na, kita ... itu ... kesalahan. Aku kesalahan yang harus kamu hapus, Na. Begitupun juga kamu. Aku gak seharusnya hadir di hidup kamu," ucap Kairav tanpa memerhatikan ekspresi Karina yang purely dipenuhi dengan rasa tidak percaya. Dia tidak menyangka setiap kata-kata Kairav akan membuatnya merasa semakin tersakiti. Karina sama sekali tidak mengerti? Mimpi apa yang kini tengah dia jalani? Apa ini mungkin kenyataan?
"Na ... Maafin aku. Tapi, kita bener-bener gak bisa bersama ....," pungkas Kairav yang membuat Karina menghempaskan kedua tangan Kairav yang sebelumnya dia genggam. Karina masih di posisi masih harus mencerna semuanya. Dia tampak bingung dan tidak percaya pada apa yang dikatakan Kairav.
Kesalahan?
Kesalahan apa?
Apa yang membuat seorang Kairav yang kemarin mengatakan bahwa dia sangat mencintainya, kini berubah dan sekarang mengatakan bahwa mereka adalah kesalahan??
Kesalahan seperti apa?
Lelucon macam apa ini?
Karina yang melihat wajah penyesalan terpancar di sosok yang sangat dia kagumi lantas menggerakkan tangannya untuk menampar Kairav,
"Kamu gila? Kamu pikir perasaan aku bisa dimainin kayak gini, Rav?"
"Bajingan kamu!" ucap Karina.
"Ini semua demi kebaikan kamu, Na!" teriak Kairav yang membuat Karina semakin menautkan keningnya kebingungan. Dia bertanya-tanya apa sih maksud Kairav? Dia sama sekali gak memahaminya ...
"Kebaikan apa, memangnya? Apa sih yang lagi kamu omongin, Rav? Aku gak ngerti!"
"Kenapa kamu kayak gini??" tanya Karina lagi yang kini semakin mengeluarkan air matanya dengan leluasa.
"Maafin aku, Na!" ucap Kairav sambil mencoba mendekap tubuh Karina.
Tetapi jelas ... perempuan itu tidak akan menerima uluran dekapannya,
"Kamu minta maaf untuk apa?? Siapa yang kemarin bilang dia cinta mati sama aku, hah?? Kamu !!! Itu kamu Rav!! Kamu sadar gak kalo sekarang kamu itu kayak lagi mainin aku, Rav! Kalo iya, bilang aja! Gak perlu pake minta maaf segala bajingan!!" teriak Karina sambil menahan tangisnya.
"Tega banget kamu sama aku!" ucap Karina yang kemudian bergegas pergi meninggalkan Kairav diparkiran yang sepi itu.
"Na ... ! Aku beneran minta maaf!!!" teriak Kairav sambil mengusik rambutnya dengan kedua tangannya. Kairav tampak kesal, tetapi dia sendiri tahu bahwa ini satu-satunya reaksi yang mungkin terjadi.
"Urghh ... Di masa-masa ini, kami memang sama-sama berbunga-bunga. Jadi wajar aja, kalo reaksi Karina bakal sampe sebegitu marahnya sama gue," gumam Kairav sambil mendudukan dirinya di dudukan motornya. Dia merasa sedikit bersalah kepada Karina tetapi memilih untuk menahan perasaannya.
"Semuanya demi kebaikan kamu, Na! Karena aku mau hanya yang terbaik untuk kita," ungkap Kairav di dalam renungannya.
Kairav berbalik dan melihat balutan angin yang memungunggi pundaknya.
Dia merasa sedikit dingin.
"Ah, sudah tiga puluh menit aja gua termenung disini," ucap Kairav kepada dirinya sendiri.
Dia kemudian menenangkan ekspresinya dan melanjutkan langkahnya ke dalam kampus.
"Argh ... Selamat datang di kehidupan kedua, Kairav!"
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan Kedua Kairav
RomanceSetelah dilanda penyesalan tak berujung, Kairav akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya begitu saja. Tetapi sebuah keajaiban tiba-tiba menemukan jiwa Kairav, dan memaksa pria tersebut kembali ke masa-masa sebelum penyesalan hidupnya terjadi. K...