MCCP.022

278 27 0
                                    

My Cold
Crown Prince


Di rumah mewah nan megah yang selama ini menjadi tempat Axel tumbuh besar, Hazel berjalan dengan penuh rasa khawatir. Rumah besar itu terasa begitu dingin mengingat kehadirannya tidak pernah di inginkan di sana, dia pun merasa belum siap jika harus bertemu dengan kakek Axel dalam kondisi seperti ini.

Axel menuntun Hazel menuju kamar utama yang ada di lantai bawah, kamar yang dulu di gunakan oleh kedua orang tua Axel.

Axel mengetuk pintu beberapa kali sebagai isyarat kedatangannya, detik berikutnya ia membuka pintu tersebut seraya masuk sembari masih menggenggam tangan Hazel.

Sang kakek yang masih berada di ranjang begitu senang melihat kehadiran cucunya, meski membawa sesosok gadis yang sebelumnya tak pernah ia harapkan dan tak ingin ia kenal. Dia sudah memutuskan untuk menutup telinganya akan gadis itu, serta menilainya dengan negatif seperti gadis-gadis lain di luaran sana. Padahal, dia belum mengetahui latar belakang Hazel.

“Saya datang hanya sebagai formalitas, Saya masih ingat peringatan anda sebelumnya” Axel berbicara formal seperti berbicara dengan seseorang yang tak begitu ia kenal.

Sang kakek tersenyum sumbang, “Cucuku ternyata masih marah karena hal itu ya” gumamnya.

“Mohon maaf, saya mengingat perkataan anda dengan jelas bahwa saya bukanlah anggota keluarga ini lagi. Jadi, anda pun jangan membuat orang lain salah paham dengan masih menyebut saya sebagai cucu” Axel berujar panjang lebar, tujuannya datang kesini hanyalah untuk memenuhi permintaan Hazel. Kekasihnya itu terlalu baik hati, bahkan pada orang yang jelas-jelas tidak menyukainya.

“Maafkan kakek, kakek sempat berpikiran pendek” Kakek Axel membenahi duduknya, tubuhnya terasa lebih baik saat di jenguk oleh cucu tercinta.

Sementara Axel dan kakeknya sedang berbicara, Hazel merasa tidak tenang sejak tadi, jika saja Axel tak menggenggam sebelah tangannya, sudah pasti ia akan berlari keluar dari kamar tersebut. Dia tahu betul jika kakek Axel tidak menyukainya, bertatap muka seperti ini membuatnya tak enak hati.

“Saya sudah bahagia seperti ini, saya tidak membutuhkan apapun lagi” tutur Axel, dia tak mau terjebak lagi. Terjebak dalam penjara tanpa jeruji besi, yang berupa rumah megah ini. Rasanya, tinggal di penjara mungkin jauh lebih baik dari pada tinggal di rumah ini dengan hanya menjadi sebuah pion dalam bidak catur.

“Saya sungguh berharap, kakek tidak mengganggu saya lagi. Terlebih, Orang-orang yang berharga dalam hidup saya” timpalnya menatap penuh perasaan pada Hazel, tatapan itu seolah memberi tahu pada Hazel bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Kakek Axel tersenyum, tangannya terulur meminta kedua orang itu untuk mendekat. “Kemarilah nak!”.

Axel yang menaruh kewaspadaan tinggi, menatap curiga pada kakeknya. Apa sebenarnya yang lelaki itu inginkan darinya?. Bukankah Axel sudah melakukan semua yang ia minta?.

Kakek Axel meminta dokter serta asisten yang menjaganya untuk keluar meninggalkan mereka bertiga, entah apa yang di inginkannya namun semuanya mematuhi perintah itu.

“Tolong mendekatlah!, Kakek ingin berbicara pada kalian berdua!” lagi, Kakek Axel meminta cucunya untuk mendekat karena Axel yang abai sebelumnya.

Axel melirik Hazel sekilas seolah meminta persetujuan pada gadis itu, Hazel mengangguk kecil sebagai jawaban.

Axel pun menuntun Hazel mendekati ranjang kakeknya, ketiganya berdiam selama beberapa saat hingga sang kakek kembali bersuara.

“Kakek merestui hubungan kalian” perkataan Kakek Axel membuat keduanya seolah tak percaya, terlebih Hazel yang sangat yakin jika Kakek Axel itu tak menyukai dirinya sejak awal.

[√] My Cold Crown Prince || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang