MCCP.005

583 46 0
                                    

My Cold
Crown Prince

Sejak hari itu, Matteo lebih sering menghabiskan waktu bersama Hazel dan Rosetta membuat Axel merasa tidak senang. Entah ia merasa kehilangan sosok Matteo, atau ia cemburu karena Matteo begitu akrab dengan Hazel. Axel tidak mengerti, mengapa semua hal yang berhubungan dengan gadis pemilik mata coklat itu terasa mengganggu.

Seperti hari ini, Matteo, Hazel, serta Rosetta sedang asyik bersenda gurau di taman kampus. Entah apa yang sedang mereka bicarakan, tetapi bisa di lihat dari tawa ceria mereka bahwa itu adalah hal yang menyenangkan.

"Kak... Yang lain udah nungguin!!!" tanpa berbasa-basi, Axel segera menarik tangan Matteo.

"Salam dulu napa pak?" sindir Rosetta, "Gak kelihatan apa ada orang segede ini?" ketusnya.

Axel hanya menoleh sekilas, setelahnya dia mengalihkan pandangan pada Hazel yang hanya berdiam diri sembari menatapnya.

Keduanya saling beradu tatap tanpa ada yang ingin mengakhiri, Axel baru sadar saat Matteo menegurnya.

"Katanya udah di tungguin?" tanyanya, Axel segera mengalihkan pandangannya. Entah kenapa, dunianya seakan berhenti tatkala kedua netra mereka bertemu. Apa sebenarnya yang membuat gadis itu terasa berbeda, Axel tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya.

"Tungguin gue, gue mau ngomong!" masih berhadapan dengan Hazel, Axel terlihat salah tingkah. Dia pun segera berlalu dari sana, tak ingin terlihat bodoh.

"Gue gak salah denger kan?" Rosetta mengangguk, "Dia mau ngomong apa ya Rose?" Rosetta menggelengkan kepalanya isyarat tidak tahu.

Meninggalkan Hazel dengan pikiran penuh pertanyaannya, Rosetta sibuk dengan pikirannya sendiri. "Bentar lagi gue famous keknya, kekekeke" pikirnya.

Sesuai permintaan Axel sebelumnya, Hazel benar-benar menunggu pemuda itu. Sudah hampir 2 jam lamanya tapi orang yang di tunggu tak kunjung keluar batang hidungnya.

"Nih orang kalo sampe lupa, gue bejek-bejek tuh muka gantengnya" emosi Hazel, karena terlalu asyik bergaul dengan Rosetta jiwa bar-bar Hazel pun muncul. Entah kemana perginya sosok putri cantik yang anggun dari dalam dirinya itu.

15 menit kemudian, sosok yang di maksud muncul. Tidak sendirian, dia bersama Matteo dan juga Carissa yang baru-baru ini ia ketahui adalah sepupu Axel. Padahal, Hazel sudah berniat untuk menjadikannya sebagai musuh sebelumnya.

"Kak Teo, anterin Rissa ya!!!. Motor lu gue pake dulu!" menyerahkan kunci mobilnya, kemudian mengambil kunci motor milik Matteo. Mungkin, karena Axel dulunya adalah Putra Mahkota sedangkan Matteo adalah Kesatria Pribadinya, Matteo sama sekali tidak bisa menolak apa yang di mintanya. Matteo hanya bisa tersenyum saja, terlebih dia sudah menganggap Axel seperti saudaranya sendiri. Sama seperti dahulu.

"Naik!!!" tegur Axel mendapati Hazel yang hanya diam sembari memikirkan sesuatu, jika di lihat-lihat sepertinya pikiran Hazel berkelana entah kemana hingga membuat sang empu tidak sadar saat di panggil beberapa kali.

"Ah iya, sorry...." Hazel berjalan mendekat, sebelum ia naik ke jok motor, Axel telah menurunkan pijakan kaki motornya. Selain itu, dia mengulurkan tangan kirinya untuk di gunakan sebagai tumpuan saat Hazel akan naik. Di perlakukan seperti itu, membuat Hazel merasa tersipu. Apakah Axel memang orang yang perhatian seperti ini.

[√] My Cold Crown Prince || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang