Care
Pagi hari, halaman sekolah bintang high school terpenuhi oleh siswa siswi dengan memakai pakaian bebas dan rapi. Untuk hari ini, tak ada satupun siswa yang memakai seragam sekolah seperti biasanya. Karena hari ini adalah waktunya memulai perjalanan baru sementara. Yaitu camping ke sebuah pedesaan bernama desa hutani. Halaman sekolah terpenuhi oleh bus bus banyak yang akan menjadi sarana kendaraan bagi siswa untuk menuju ke kampung tersebut. Semua membawa barang barang yang agak berat untuk persiapan hidup disana. Sebuah arahan berbunyi dari sound sekolah yang memberitahukan bahwa semua siswa dan siswi berkumpul sesuai kelompoknya masing masing. Naretha, Deera dan Hersya sudah bersama dari awal dia datang. Namun, mereka hanya bertiga. Mereka belum mengetahui dimana tiga anggota mereka lainya. Yaitu Exandra, Rehy, dan Veno. Mereka berjalan dengan menoleh kepalanya ke sudut sudut tertentu melewati banyaknya siswa siswi yang sedang berkerumun di halaman. Ponsel di genggaman Hersya berbunyi menandakan ada pesan baru masuk. Dibukanya ponsel tersebut terdapat sebuah pesan dari Rehy yang menanyakan dimana Dia sekarang. Hersya mengetikkan secara cepat jarinya ke keyboard ponselnya seraya memberitahukan bahwa mereka sedang mencari Exandra, Rehy, dan Veno. Hersya juga memberitahukan bahwa dia, Naretha, dan Deera akan menunggu di kursi panjang bawah pohon tepi halam sekolah.
“Gaiss, kita ke situ ajaGueue udah beri tahu Rehy untuk ketemu di situ” ucap Hersya kepada dua temanya sambil menunjukkan tempat bawah pohon itu.
“Oke, kita nunggu disitu aja” balas Naretha.
Mereka bertiga mengarahkan raganya menuju tempat yang terdapat kursi panjang dari bahan besi bewarna hitam di bawah pohon dengan tanaman hijau di sekelilingnya. Tak lama kemudian, Rehy dan Veno menyusul mereka bertiga.
“Haii, gimana udah lengkap semua” pertanyaan dari Veno yang baru sampai ditempat tersebut. Mereka berdua duduk di kursi yang terbuat dari batang kayu tanpa dimotif.
“Exandra mana?” Naretha bertanya.
“Loh emangnya dia belum sampai? Tapi kata dia, dia udah berangkat dari tadi” ucap Veno.
“Aduhh, dimana sih ni anak” Rehy mulai kebingungan.
“Untuk seluruh siswa dipersilahkan menempati bus yang telah disediakan sesuai bangkunya masing-masing yang telah ditentukan dan jangan sampai terpisah oleh kelompoknya, terima kasih.” Suara muncul dari sound bewarna hitam yang tertempel di sudut tertentu. Semua siswa dan siswi menuju ke samping bus untuk menunggu antrian memasukinya. Sedangkan kelompok Naretha masih kebingungan menunggu dan mencari salah satu anggotanya yang belum bersama mereka. Semua bus telah terisi penuh. Tinggal sisa satu bus yang masih tersisa tempat duduknya. Mereka berlima berusaha menghubungi exandra. Namun, tak ada satupun terlpon yang diangkat. Urutan bus yang paling depan sudah memutarkan rodanya untuk perjalanan ini secara bergantian keluar dari gerbang besi bintang bangsa high school. Salah satu guru yang bernama Bu Zeva menghampiri lima remaja yang sedang diambang kebingungan tersebut.
“Kalian segera naik ya, bus bentar lagi berjalan lo”
“Emmm, bentar Bu, Kita lagi nunggu salah satu anggota kita, yaitu Exandra, dia belum juga datang.” Jawab Naretha pada Bu Zeva
“Boleh minta waktunya sebentar aja gak Buk” Veno menawar waktu kepada Bu Zeva
“Oke, Saya beri waktu lima menit, kalo Exandra belum kesini, terpaksa dia tidak ikut dalam perjalanan ini” Bu Zeva memberi kesempatan kepada kelompok Naretha.
Lima menit berlalu, waktunya mereka naik ke bus dengan keadaan tanpa Exandra. Mereka naik kedalam bus dan mencari tempat duduk mereka. Namun, didepan hanya tersisa empat kursi kosong sehingga Naretha meminta izin kepada Bu Zeva untuk tidak bersama dengan kelompoknya karena kursi hanya empat. Bu Zeva memaklumi dan mempersilahkan Naretha untuk mencari kursi kosong di bagian belakang. Di belakang dia menemukan dua kursi kosong. Naretha duduk diatas kursi bus empuk tersebut sendiri. Mereka khawatir dengan keadaan Exandra yang sampai saat ini belum juga datang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cool and Care (TERBIT)
Fiksi RemajaDua remaja mempunyai sikap yang sama. Namun, keduanya dapat berubah menjadi lebih baik karena yang satunya. Salah satu seorang remaja dengan semua kata rindunya kepada orang terdekatnya namun terhalang oleh kenyataan yang fakta. Tak ada kata "bertem...