Chapter 4_ Kesialan Aca

127 13 21
                                    

بسم لله الرحمن الرحيم


§
§
§

Ada saatnya kita tidak punya pilihan lagi, selain diam dan mencoba untuk menerimanya_

~~~~~~~~~~~~~~°°°°~~~~~~~~~~~~~~

Aca yang mendengar ucapan Nailis itu, seketika menjadi tuli, dan..

"Eeh.. mas bullohh..," celetuk Aca masih dengan nada tidak enaknya.

"EMANG MASALAH BUAT LO!! BWAHAHHAA," sambung sahabat-sahabat Aca serta Alex dan Gilang menggebu-gebu.

Menit ke-menit, mereka pun berhenti tertawa. Namun, berbeda dengan Aca yang masih tertawa sembari memegang perut, sepertinya sudah tidak tahan lagi dengan tawanya. Yang lebih parahnya, yakni Gilang yang memukul-mukul meja sembari tertawa kesetanan.

Nailis yang sudah jengah dengan kelakuan musuh bebuyutannya dengan segera melangkah ke arah Aca berada.

BRAKKGG

Suara gebrakan meja.

Nailis menggebrak meja Vio dengan kekuatan dalam sembari masih memperlihatkan tatapan sinisnya.

"Suara cempreng kayak lo itu, cocoknya buat nakutin monyet tau ga!!" murka Nailis menggebu-gebu.

"Kan monyetnya ada di depan gue!!" ledek Aca dengan tatapan sinis sembari tersenyum meremehkan.

"BWAHAHHAA," sambung penghuni kelas yang mendengar lontaran itu.

"Daripada lo.. BAJINGAN!!" pekik Nailis sembari mendorong bahu Aca dengan keras sehingga tersungkur kebawah.

Dengan sigap sahabat-sahabatnya membantu Aca untuk berdiri.

"Lo gak seneng sama gue?? Busetd bro.. gue sih owh aja," ucapnya santai.

"BWAHAHA.. Emang enak??" ejek Gilang dengan tawa yang terus kesetanan. Nailis yang sudah malu pun dengan lancang menggerakkan tangannya untuk menjambak rambut hitam Aca.

"Astoge mumun!! Lu apa-apaan si, Pala gue sakit monyet!!" pekik Aca kesakitan dengan wajah memerah menahan amarah. Namun, Nailis tidak melepaskan jambakkan itu yang mengakibatkan, Aca mengeluarkan kekuatan psychopathnya. Tangan mungilnya lantas bergerak menjambak rambut Nailis, serta kukunya yang panjang memudahkan aksinya untuk mencakar wajah Nailis yang mulus bin lembut itu.

"Eh Munaroh!! Lepasin tangan kotor lo!!" pekik Vio sembari menarik kuat tangan Nailis. Namun, usaha itu sia-sia karena, Nailis tidak melepaskan jambakkannya sedikitpun.

Suasana kelas pun menjadi semakin tidak kondusif, karena penghuni kelas bukannya membubarkan yang sedang berkelahi, melainkan bersorak riang seperti sedang menyaksikan pertandingan.

BRUGGHH

pintu terbuka dengan keras dan memperlihatkan sosok guru yang ber-name tage Agus susilo dengan hidung besar, kumis panjang bin tebal yang menyebabkan, semua murid menyebutnya guru tergalak sejagat raya.

Penghuni kelas yang tadinya bersorak riang seketika terdiam melihat pak Agus yang sedang mengamuk. Namun, berbeda dengan Aca dan Nailis yang masih saling menjambak satu sama lain.

"Nailis Aca stop!!" murka pak Agus prustasi dengan tangan yang menjambak- jambak kumis tebalnya, serta hidung yang kembang kempis seperti sedang mengeluarkan asap kematian.

"DIAM!!" pekik Aca dan Nailis yang refleks membentak pak Agus. Bukannya berhenti berkelahi, melainkan kembali saling jambak-menjambak dengan kekuatan supernya masing-masing.

Pacar Halal Gue Gus KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang