Ada yang bilang, hidup adalah serangkaian pertemuan yang tak terduga. Setiap pertemuan membawa cerita, entah yang singkat dan terlupakan, atau yang mengubah jalan hidup seseorang selamanya. Bagi Anantasya Vinindia, pertemuannya dengan Alvino Trizyan adalah yang terakhir.
Vino adalah misteri yang sulit ditebak. Sosok yang berdiri di antara jenius dan seniman, berbaur dalam sebuah harmoni yang tampaknya sempurna. Namun, seperti melodi yang indah, ada nada-nada minor di balik dirinya-sebuah keretakan yang dalam, tersembunyi di balik senyum tipis dan tatapan kosong yang kadang sulit ditebak.
Bagi Tasya, cinta bukan datang pada pandangan pertama. Tidak. Cintanya perlahan tumbuh, seperti sebuah kanvas kosong yang pelan-pelan diwarnai garis demi garis oleh waktu, oleh kekaguman, oleh rahasia yang dibukanya satu per satu.
Namun, cinta, betapa pun indahnya, tidak datang tanpa harga. Di balik kejeniusannya, Vino menyimpan luka yang tak terucap. Dan bagi Tasya, tantangan terbesarnya bukan sekadar memenangkan hati Vino, melainkan menyembuhkan hati yang telah lama terkoyak oleh kenyataan pahit keluarga yang jauh dari kata sempurna.
***
"Aku tahu bahwa mengagumimu tidak selamanya bisa dimiliki. namun akan aku abadikan dirimu dalam cerita ini, bahwa aku tulus mencintaimu. walaupun aku dan kamu tidak akan menjadi kita didunia nyata, namun di sini kamu bisa jadi milikku." -author
"Jika kita Mencintai seseorang yang sempurna, kita juga harus
setara dengannya."
-Tasya"Saya yakin kebahagiaan itu pasti akan datang pada waktu yang tepat "
-Vino***
hallo semua, gimana ceritanya. bagus gak atau terlalu gimana gitu boleh kritik aja dikomen. btw cerita ini imajinasi penulis yang benar-benar bersifat fiksi dan dari pemikiran liar penulis. jika dirasa ada kesamaan tokoh atau apapun dari cerita lain. itu aku gak tahu dan benar-benar tidak disengaja.
I hope you like it guys dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya, dengan pencet bintangnya.Terima kasih💗🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Sempiternal
Jugendliteratur--- Kisah ini bukan tentang cinta pada pandangan pertama, melainkan cinta yang tumbuh perlahan, seperti embun pagi yang menetes di dedaunan, seiring waktu, mengukir garis-garis halus di kanvas kehidupan. Tasya, gadis yang selalu berpijak pada logika...