🐼🐨🐰 : Latah Kok 'ayam ayam'

298 41 7
                                    

"Saf, itu petasannya nggak nyala anjir! Lo nggak jemur dulu ya pas tadi siang?!" teriak Haruto. Dia udah siap-siap menutup telinganya tapi petasan koreknya malah nggak nyala. Biasanya sih biar suaranya mantap itu petasannya dijemur dulu. Nah, Haruto curiga kalau si kampret Safka nggak menjemurnya dulu. Padahal dia yang nyaranin buat dijemur dulu.

Btw, tau petasan korek? Itu lho yang bentuknya panjang terus dilapisin pakai kertas koran. Mirip wafer roll tapi versi kecil. Di tempatku namanya petasan korek/ babet yang artinya petasan itu dilempar.

"Gue nggak tau, cek aja sono." jawab Safka sambil menendang batu kerikil lalu bangkit dari duduknya sambil membenarkan sarung. Tadi dia baru banget habis pulang taraweh langsung nyamper Haruto kerumahnya buat main petasan.

Safka juga sebenarnya lagi sedih. Tadinya mereka udah ada rencana mau ngajakin Dean buat main bareng biar nggak kalah sama bocil-bocil komplek. Eh, tau-taunya Deannya malah keburu pulang.

"Lah, gimana anjir!"

"Bang!"

Mereka kompak menoleh. Ada Erza lari-larian sambil bawa kresek hitam ditangannya.

"Petasannya udah dibakar berapa?" tanya Erza antusias. "Nih Erza bawa lagi." katanya, sambil mengangkat kresek hitam yang dibawanya tadi.

"Hah! Nggak tau lah, Za. Abang lo tuh nggak semangat gitu. Dia yang ngajak dia juga yang nggak semangat." cibir Haruto memutar bola matanya malas.

Erza kemudian melirik Safka yang lagi nyender ditembok. Iya, mukanya Safka ditekuk gitu.

"Bang, kenapa?" Erza mendekat lalu mencolek bahu Safka membuat anak itu menoleh.

"Nggak semangat, Za. Kita 'kan udah ada rencana mau main berempat. Seru kali ya kalau Bang Dean juga ada disini." jawab Safka sedih yang membuat Erza dan Haruto diam.

"Kita kerumah Bang Jio sama Bang Juna aja gimana?" tawar Erza. "Disana juga ada Bang Heksa. Main disana aja yuk???"

Mereka memang main agak jauhan dari rumah Jio dan Juna. Nggak didekat masjid nggak juga di dekat rumah Jio dan Juna. Pokoknya bisa dibilang tengah-tengah lah.

"Ngapain, Za? Kita 'kan mau mainnya sama Bang Dean, bukan sama Bang Jio atau Bang Juna. Yang ada nanti kalau kita berisik didepan rumahnya kita dislepet. Bang Jio 'kan kagetan. Mana kagetnya ayam ayam lagi." jawab Safka sambil menirukan bagaimana Jio ketika sedang kaget dan latah dengan menyebut ayam ayam.

Benar-benar si Safka. Tiba-tiba aja dia jadi ingat kejadian tahun lalu, Safka mendadak cekikikan.

"Pokoknya ikut aja deh, ayo. Dijamin, kalian pasti seneng!" Erza menarik lengan Safka. Meskipun agak berat karena anak itu jalan sambil menyeret langkahnya, diikuti Haruto juga dibelakang.
































Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siblings [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang