🐼🐨🐰 : Hari Raya

282 33 2
                                    

Pagi-pagi sekali keluarga Maheswari disibukkan dengan persiapan berangkat sholat eid ke Masjid. Ibu yang dari sebelum subuh udah mondar-mandir ke dapur, ke kamar, bahkan seluruh rumah. Ke dapur karena ngecek rendang sama semurnya takut gosong. Dibarengi sama dia juga yang siap-siap, pakai baju bagus dan dandan. Kalau bapak sih adem ayem. Ngejogrog didepan rumah sambil ngopi dan sesekali nyapa orang-orang yang lewat. Ada orang yang bilang 'kalau dipagi hari lebaran itu keluarga gue kayak mau cerai', dan itu benar. Berapa kali Ibu meneriaki Bapak buat membantunya sedangkan Bapak cuman iyaiya aja.

Dean dibangunkan pertama kali oleh Ibu. Mengumpulkan nyawa sebentar sebelum akhirnya bergegas menuju kamar mandi. Untung anak Ibu laki-laki semua. Jadi nggak perlu tuh ada drama, "Bentar, Bu, Pak, aku pakai makeup dulu."

Syukurnya nggak ada yang begitu. Tapi gantinya Juna yang susah dibangunkan. Makanya dia dibangunkan paling terakhir. Kalau kata Juna 'Alah gampang cuman mandi doang, lima menit juga beres.'

Mandi lima menit? Itu mandi apa bengong?






"Kamar mandi kosong?"

Dean hampir saja mau mengumpat kala membuka tirai kamar muncul Jio dengan wajah setengah mengantuknya. Sedangkan Dean langsung mengangguk dan Jio melengos ke kamar mandi. Untung aja handuk Dean nggak melorot.

"Cepetan mandi, udah siang tuh!" omel Bapak waktu jalan melewatinya. Jio yang mendengar itu memutar bola matanya jengah. Mendadak aja dia malas mandi. Bapak kan udah lihat dia bawa handuk, seharusnya nggak perlu nyuruh lagi nggak sih?












"Abang, bangun bang."

Dean menggaruk telinganya frustasi. Dia mencoba membangunkan Juna tapi Juna hanya berdeham. Malah menarik selimut sampai kepala menghiraukan meski Dean begitu kencang menggerakkan badannya.

"Dean, makan dulu, Nak!"

Suara ibu yang berteriak dari dapur mau nggak mau membuat Dean harus menghampirinya. Makan dipagi hari sebelum sholat idul fitri itu disunnahkan, hal ini dilakukan agar umat muslim tau hari itu adalah hari raya idul fitri dan puasa tidak lagi menjadi wajib. Berbeda dengan hari raya idul adha yang dianjurkan untuk makan setelah melaksanakan sholat.

Dean nggak bisa duduk diam dikursinya. Selalu melirik kedalam kamarnya berharap Juna akan bangun. Ini kalau Jio lihat Juna belum juga bangun, bisa adu mulut mereka berdua. Awal menyambut hari raya idul fitri bukannya maaf maafan malah adu mulut.

Dean memutuskan untuk balik ke kamarnya untuk membangunkan Juna lagi. Masa bodo nanti dia bakalan diomeli Ibu karena perihal nggak menghabiskan makanan. Masalahnya ini udah siang. Semuanya hampir siap sedangkan Juna bangun aja belum.

"Bang Juna, ayo bangun. Udah jam enam lebih, nih."

Yang bilang kepagian justru ini udah kesiangan. Dean sekeluarga berharap masih kebagian tempat untuk sholat didalam Masjid. Nggak ada masalah sih kalau kebagian tempat diluar, tapi, kalau didalam itu lebih khusyuk aja. Lagipula perjalanan ke Masjid itu agak jauh, jadi berangkatnya harus agak lebih pagi.






















Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siblings [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang