🐼🐨🐰 : Last

210 32 1
                                    

"Ji, nanti berenti dulu di terminal." titah Juna tanpa menoleh, masih sibuk sama hpnya.

"Mau ngapain anjir?" tanya Jio yang lagi sibuk menyetir itu heran.

"Pokoknya berenti dulu."

Jio cuman diam. Yaudah lah ya, turutin aja permintaan si koala mangap. Siapa tau dia mau pergi ke toilet sebentar. Kan siapa tau?

"Noh udah nyampe."

"Oh udah? Oke, gue turun bentar. Elo tunggu sini."

"Jangan lama ye gembrot."

"Elo tuh gembrot!"

Jio menirukan bagaimana cara Juna berbicara. Sambil menunggu Juna kembali, Jio memilih untuk sibuk sama hpnya.

"Lah, bentar amat brot? Buseett! Bawa apaan lo?" tanya Jio kaget waktu Juna memasukkan satu kantung kresek ukuran besar ke kursi belakang.

"Buat Dean itu." jawab Juna.

Jio memeriksanya setelah itu dia terkekeh geli.

"Buset, elo beli semuanya Jun?"

"Hmm."

Tau tukang jualan yang suka ada di bis nggak? Bukan tukang asongan, tapi yang satu lagi. Yang jual telur puyuh, basreng, rujak, dan lain-lain. Nah, Juna beliin itu buat Dean banyak-banyak karena adiknya itu suka.

Kalian kalau ketemu tukang jualan itu suka beli apa? Kalau aku sih telur puyuh.

Aku cinta telur puy- nggak deng, aku cintanya sama Mashiho:)

Bangsat.

"Gue mau basreng ah." ambil Jio lalu tangannya dikepret sama Juna.

"Banyak itu brot, gue cuman minta satu."

"Bukan nggak boleh, tapi elo lagi nyetir. Gimana makannya?"

Jio tersenyum penuh arti. Juna yang lihat itu pengen ngegampar Jio.

"Suapin."

"Nggak ya anjir, najis!"

"Yaudah, kalau gitu gantian elo yang nyetir!"

"Nah, mending nyetir gua!"

Juna keluar, Jio keluar. Diluar mereka adu mulut lagi perkara menghalangi jalan. Jio jalan ke kanan, Juna ke kanan. Jio jalan ke kiri, Juna juga ke kiri. Busettt, emang itu jalan punya nenek moyang lo? Akrab sebentar nggak bisa?

"Monyet lo, Ji!" umpat Juna usai masuk kedalam mobil.

"Elo tuh babi!"

Krek!

"Monyet gigi gua!!!"

"Mampus!!"

Pernah nggak sih kalau lagi makan terus ada sesuatu yang nggak sengaja berbenturan sama gigi? Dan itu rasanya sakit banget. Nah, itu yang lagi Jio rasain.

"Itu tuh kalau mentingin diri sendiri."

"Apaan? Apa susahnya gantian nyetir?!" Jio ngegas, nggak terima dikatai mentingin diri sendiri sama Juna.

"Nyenyenye."



























"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Tangan Jio terulur untuk mengambil hp nya yang ia letakan diatas nakas. Semula tidur dia yang nyenyak itu harus terganggu karena suara berisik dari luar rumah. Dia kemudian tersenyum saat menyadari kalau sudah waktunya untuk dia bangun karena harus makan sahur.

Jio melirik ke sekitar, ternyata hanya ada Juna disebrang kasurnya. Seperti biasa, masih terlelap. Semalam mereka bertiga memang tidur diruangan yang sama, yaitu dikamar Dean.

"Jun bangun Jun! Sahur terakhir ege." kata Jio yang belum beranjak dari kasurnya. Meski tau kalau Juna nggak akan bangun, tapi Jio mau mencoba aja, siapa tau kan ada keajaiban.

"Jun! Bangun!" Jio menggerakkan badan Juna tapi anak itu hanya menggeliat lalu menarik selimutnya kembali.

Jio yang kesal akhirnya menepuk pantat Juna keras. Si yang bersangkutan mengaduh sakit tapi tetap dengan mata yang terpejam.

"Gembrot bangun! Itu adek lo udah ada diluar semangat mau bangunin orang orang supaya saur, elo, disini malah masih tidur. Nggak malu lo?"

"Ngapain malu? Gue nggak telanjang." jawab Juna. Jio kaget dikit sih, kirain dia, Juna nggak dengar.

Tapi kalau kalian pikir habis itu Juna langsung bangun, oh tentu nggak, dia justru malah makin menjadi dengan menarik selimutnya-kali ini sampai kepala, dan lanjutin tidurnya lagi.

"Kok berenti?" tanya Jio pada dirinya sendiri saat suara grasak grusuk khas orang membangunkan sahur itu nggak lagi terdengar.

Jio kemudian menyibak gorden, dilihatnya para remaja-yang biasa mempunyai jadwal untuk membangunkan orang sahur-itu rupanya sedang berdiskusi. Mungkin berfikir haruskah mereka melanjutkan berkeliling kampung atau justru pulang ke rumah masing-masing. Kalau dilihat dari jam sih, ini sudah pukul setengah 4, sangat pas untuk orang yang akan makan sahur.

Tiba-tiba ide terlintas di otak Jio saat melihat salah satu anak yang hanya memukuli bedug dengan pelan seakan menunggu intruksi selanjutnya. Jio membuka jendela kamar lebar-lebar, dia akan mencoba idenya yang satu ini.

"WOI!"

Mereka semua kompak menoleh.




















"GANTI KPOP!"

"HAH?!"

"GANTI KPOP!"

Duk drukduk!...

"Sarangeul haetta.. uriga manna.. jiuji mothal chueogi dwaetda!!"

Jio cekikikan sambil menutup jendela kamarnya kembali. Nggak menyangka mereka tau lagu dari boyband ikon yang nadanya dinyanyikan sesuai keyakinan masing-masing karena mulai kehilangan nada aslinya itu. Kamu suka sarangeul haetta versi apa? Kalau aku sih, nggak bisa milih.

"Juna bangun, brot!"

"GEMBROT BANGUN!"

"1 2 3!"

"Sarangeul haetta.. uriga manna.. jiuji mothal chueogi dwaetda!!"

Duk drukduk!!

Padahal suara bedug ditambah suara orang yang sedang berkeliling itu cukup keras, tapi anehnya si Juna malah nggak bangun-bangun.

Maunya apa?















Siblings [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang