🐼🐨🐰 : Munggahan

352 49 0
                                    

Setelah sempat menaruh helm ditempatnya, Dean mengekori Juna masuk kedalam Kafe.

"Hoi, Bang Heksa!" teriak Juna menyapa.

Yang dipanggil bang Heksa itu kemudian noleh. Dean terperangah, itu orang jualan aksesoris apa gimana? Dia pakai kalung kok banyak banget?

Satu pertanyaan terlintas di kepala Dean.

Apa nggak encok lehernya???

"Tumbenan lo semangat kesini. Ada apaan? Mau bayar cicilan sewa rumah?"

Juna yang tadinya cengar-cengir tiba-tiba mendelik. Heksanya cuman ketawa ngakak.

"Becanda, Jun. Lo nggak bayar itu cicilan rumah pun gue nggak masalah." kata Heksa yang membuat mata Juna sontak berbinar.

"Serius Bang?!"

"Iya serius. Tapi syaratnya lo harus jadi babu gue."

"Sialan, lo!"

Heksa ngakak lagi.

Tapi tiba-tiba berhenti saat Heksa lihat ada orang lain yang berdiri dibelakang punggung tegapnya Juna.

"Eh, ini siapa?"

Menyadari pertanyaan Heksa tertuju padanya, Dean kemudian menggeser badannya lalu menyalami tangan orang—yang sempat dia agak julidin tadi. Ya walapun cuman sedikit, kalau Heksa tau, Dean bisa ditampol.

"Dean, Bang."

Heksa melirik Juna dan mengkode lewat matanya.

"Ini adek gue, adek satu-satunya."

Heksa mangangguk seraya mulutnya membentuk huruf 'o'. "Jadi ini toh yang namanya Dean?" tanya Heksa antusias. Dean tetap mengangguk walaupun kebingungan.

"WOI, YOSHI, ADA KEMBARAN LO NIH!!" Heksa tiba-tiba teriak menyebut nama lain. Dean tambah bingung. Ini Yoshi siapa lagi???

"Busett! Baru nyadar rambutnya sama-sama merah sama Yoshi." Heksa menepuk-nepuk bahu Dean. "Ngomong ngomong nggak dimarahin Jio sama Juna kamu rambutnya ngejreng gini?" tanya Heksa seraya mempersilahkan Dean untuk duduk.

"Dimarahin Bang. Kemaren dijambak Bang Jio sama dijewer Bang Juna." jawab Dean. Lalu meringis kala mengingat kejadian hari kemarin.

"Ya wajar sih kalau Jio sama Juna marah, lagian kamu juga masih kecil. Eh iya, emangnya Dean kelas berapa gitu? Kali aja seumuran sama adeknya Bang Heksa."

"Tiga SMA." yang jawab Juna. Sambil memasukan kentang goreng milik Heksa kedalam mulutnya.

Heksa yang kesal segera memukul lengan Juna membuatnya mengaduh sakit. "Sana bantuin Jio sama Yoshi didapur!" titah Heksa mutlak.

Juna mencebikkan bibirnya sambil berdiri dari duduknya. "Iya iya!" sambil melewati Dean dia mengusak asal rambut adiknya. "Kalau digigit sama dia, teriak aja, biar dia nanti diamuk masa!" kata Juna lalu ngibrit darisana.

"Juna, gue denger ya?!!!" teriak Heksa murka. Juna bodoamat dan malah menjulurkan lidahnya.

Setelah Juna sudah hilang dari pandangan, Heksa beralih pada Dean lagi, lalu mengulas senyum manis. "Jadi bener masih kelas tiga SMA?" tanya Heksa.

"Iya, Bang." jawab Dean mengangguk tanpa ragu.

"Wah.. Nggak jauh beda dong kalau gitu berarti sama adeknya Abang. Cuman ya emang adek Abang baru masuk SMA, sih."

Ekspresi Dean seketika menjadi antusias. "Adeknya Bang Heksa cewek apa cowok?" tanya Dean.

"Cowok. Tapi, ya gitu, meskipun baru kelas 1 SMA, tapi dia tuh malah kayak anak kuliahan."

Siblings [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang