7. Isyarat Toneri and Kematian Kurojikan

33 10 2
                                    

Pertarungan antara Sasuke dan Kurojikan pun tak terelakkan. Putra mahkota Uchiha tersebut mengeluarkan pedangnya.

"Kusanagi!" seru pelan Toneri dan Neji secara serempak.

Lalu, secara bersamaan pula mereka kembali berwajah datar, dengan tetap menyaksikan pertarungan Kurojikan dan Sasuke.

Pedang Sasuke yang bernama Kusanagi itu terus diayunkan ke arah Yasha Kappa tersebut. Perlahan-lahan, pedang itu masuk ke dalam jantung sang yasha. Bukannya mati, dia seolah-olah hanya terkena serpihan kayu kecil. Tawa Kurojikan membahana dalam kapal yang terombang-ambing.

"Sungguh kebodohan yang kuyakin membuat leluhurmu malu, Bocah Gagal!"

Disebut dengan hinaan seperti itu, Sasuke berteriak lantang dengan nada yang kentara dengan kesakitan. Ayahnya sering membandingkannya dengan sang kakak. Menurut ayah dari Sasuke, Itachi adalah calon yang pas untuk menjadi pengganti raja Uchiha, akan tetapi, karena titah Madara yang disampaikan oleh Obito, Sasuke-lah yang dinobatkan sebagai putra mahkota.

"Madara sungguh keliru dalam memilihmu! Tapi sebenarnya, kami para yasha juga meragukan Itachi. Putra Fugaku adalah hasil kegagalan." Kurojikan semakin merendahkan.

"Kau tidak tau apa-apa, Keparat!" amuk Sasuke.

"Lihat siapa yang bicara. Bedebah bodoh yang malang."

Kurojikan berhasil menghasut kemarahan Sasuke melalui narasinya. Demikianlah kemampuan yang memang dimiliki para yasha, yakni kemampuan bahasa yang mampu membuat manusia terhasut dan melakukan hal yang dilarang.

"Cukup!" suara Hinata membahana.

Seketika suasana mulai tenang, hanya angin dan deburan ombak saja yang terdengar.

"Kurojikan, kedua kakakku berada di kapal ini."

Kurojikan tersenyum meremehkan. Hinata kebingungan dengan sikap tersebut. Belum ada satu yasha pun yang tidak bisa ditangani oleh Toneri dan Neji.

"Maka, biarlah mereka menjadi saksi pernikahan kita, Hinata." Kurojikan berkata sambil memainkan lidahnya dengan tidak senonoh.

"DURJANA!" Sasuke kembali menyerang Kurojikan.

Tidak seperti sebelumnya, kali ini Kurojikan membalas serangan Sasuke dengan kepakan sayapnya, hingga membuat Sasuke tumbang dan hampir tidak sadarkan diri.

"Pangeran!" Hinata berseru dengan wajah khawatir.

Di dalam hatinya yang tengah kalut, Hinata bertanya-tanya tentang keberadaan dua kakak lelakinya. Tidak biasanya mereka berdua lambat dalam melindungi. Namun yang terjadi sekarang, ada pemuda bangsawan yang tengah berjuang dan hampir mati, karena mencoba membela kehormatan seorang putri bangsawan, putri Hiashi, yakni Hinata.

Tatkala Kurojikan hampir menyentuh Hinata, sebuah pedang panjang melengkung, ramping, dan berbilah tunggal bernama Katana Hyuuga menebas tangannya. Setelah senjata itu menyelesaikan tugas, dia kembali kepada sang pemilik dengan sendirinya, yakni Neji.

"Singkirkan tangan busukmu! Dan perhatikan sapaanmu kepada Putri Hinata." Suara Neji mengalun bagai gendang kematian.

"Neji." Kurojikan menggumam.

"Panggil adikku dengan sebutan 'Hinata-sama'. Bukan hanya Hinata saja." Neji melanjutkan kalimat yang dia jeda beberapa saat.

Kurojikan mendecih. Perhatiannya kini kepada Neji. Hinata menetap di sana, di samping Sasuke yang terkapar tak berdaya, berniat hendak mengurus putra Fugaku, kalau-kalau si bungsu dari dua bersaudara itu membutuhkannya.

"Sepertinya kau merindukan maut, Neji."

"Aku malah melihat, kau-lah yang merindukan neraka, Kurojikan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

{天理} Tenri: Heaven's RuleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang