Bab 8

11 0 0
                                    

Kelas Madin telah dimulai sejak tiga puluh menit yang lalu,
tetapi fokus dan fikiran seorang Masbuhkin arash tidak dikelas melainkan...melanglang jauh kepada gadis ayu yang telah sengaja mengambil separuh hatinya

  "Kang..kang .....kang ukhin ..." panggilan Salah seorang muridnya menyadarkan lamunan ukhin

      "Astaghfirullah.." dirinya tersadar dan segera mengusap wajahnya secara kasar
      "Hemm iya mba...maaf gimana..?" tanya ukhin yang memang sedari tadi tidak menyimak apa yang tadi muridnya katakan

"Maaf kang...saya sudah siap setoran" cicit sang murid

    "Ooh..hmm iya silahkan bisa dimulai" printah ukhin yang telah mendapat fokusnya kembali

Sedangkan disebuah kamar terlihat seorang gadis telah terbangun dari tidurnya dengan keadaan lebih baik dari beberapa saat lalu

"udah bangun bit... pelan-pelan,minum sek" kata mba nurul yang memang memilih absen mengajar , karena dirinya tidak tega membiarkan bita terbaring lemas sendirian didalam kamar

   "Makasih mba...mba nur ga ngajar...? gara-gara aku ya mba...tadi harusnya ga usah ditungguin mba..." kata bita setelah menengguk segelas air yang mba Nurul berikan

"apa sih...udah lah ga usah mikir macem-macem,gimana...udah baikan...? atau mau periksa aja..?"tanya mba Nurul

  "Ga perlu mba...ini udah enakan ko,udah bisa jalan nih.." kata bita seraya bangun dan berjalan menuju meja belajarnya berusaha meyakinkan Nurul

"Syukur Alhamdulillah deh kalo gitu...tadi aku takut kamu kaya kemaren itu..." ujar mba Nurul jujur

    "Hehe ga mba...aku kan strong..." kata bita sambil menunjukan deretan gigi putihnya

"Kamu tuh...makan yang teratur bit jaga kesehatan..., katanya mau tahun ini wisuda... garap skripsi tuh butuh tenaga,ikut khataman biil ghoib  juga harus sehat ,lah kalo ndak jaga kesalahan gini gimana bisa...?" Kata mba nurul panjang lebar

   "Inggih mba...inggih ,makasih loh selalu peduli sama aku..."ucap bita seraya memeluk teman sekamar yang sudah seperti ibu juga Kaka baginya

"Hmmm kamu tuh kalo dibilang nggih...nggih ..tapi Yo dibaleni neh,eh...rambutmu udah ganti warna lagi Tah bit...?" tanya mba nur saat melihat gadis disampingnya itu telah berganti warna rambut

Pasalnya tsabita memang rutin mengganti warna rambutnya setiap tiga bulan sekali , semenjak duduk dibaku kuliah memang dirinya telah berani mewarnai atau sekedar mengganti gaya rambut sesuai keinginan nya, meskipun tidak ada yang melihat selain dirinya dan teman kamarnya
 
Tidak seperti dulu saat masih SMK yang tentu hal itu akan dilarang oleh pondok putri dengan alasan bermacam hal yang tsabita tidak bisa langgar dan berakhir dengan rambut cantiknya akan terpotong sadis

    " lah ga...ini luntur aja abu pink'a..jadi tinggal blecingan nya aja mba,mama sempet aku ke salon mba..., skripsi aja belum aku print" jawab bita lesu sambil memainkan rambut cantik kebanggaannya

"Sing sabar...nikmati proses e... insyaallah semua akan indah pada waktunya..." kata mba nur memberi semangat

   "Hehe..amiin..., emm btw mba..ko Anis belum pulang ya mba...udah JM sembilan loh itu" ucap bita sambil melirik jam dinding yang terpajang rapi diatas pintu kamarnya

"Banyak yang setoran pali..."

     Ucapan mba nur terpotong saat salam cempreng terdengar dari luar

"Assalamualaikum..."

"tuh... panjang umur dia mba.., waalakumsalam..." kata bita menghampiri pintu dan membukanya

                       39 hari Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang