Menjadi seorang Sekretaris adalah cita-cita perempuan bernama Arrabela Admadja. Namun apa yang menjadi jobdesknya ini sangat diluar pikirannya selama ini.
Perusahaan yang digadang-gadang menjadi perusahaan terbesar ketiga di Indonesia ini memang me...
Bekerja menjadi sekretaris di Smith Group adalah cita-cita hampir seluruh gadis yang baru saja lulus kuliah. Namun siapa sangka, Anindhita Frederic lah yang menjadi wanita beruntung tersebut.
Tak sia-sia ia berkuliah hingga ke London dan pulang-pulang ia langsung di terima menjadi sekretaris Smith Group. Hal ini juga pengaruh dari nama marga yang ia sandang. Meskipun Frederic bukanlah orang yang terkenal dalam dunia ekonomi, tapi marganya ini berpengaruh sekali dalam dunia politik, karena paman dari Anindhita adalah seorang Gubernur di Jawa Timur, tepat dimana Perusahaan Smith Group ini berdiri.
Sudah 2 tahun ini Anindhita bekerja menjadi seorang sekretaris, kini ia bekerja sangat santai karena Anthony Smith merupakan orang yang bijak dan tidak terlalu merepotkan, begitu pula istrinya, Kamila Smith yang nampak begitu anggun meski usianya memasuki kepala lima. Namun hal tersebut tak berlangsung lama, karena mulai bulan kemarin, Smith Group Resmi di pimpin oleh Abian Jeff Smith yang merupakan anak semata wayang dari pasangan Anthony dan Kamila.
Anin pikir anak dari Anthony lebih bijak, namun Anin salah. Terhitung sejak minggu pertama Anin menjadi sekretarisnya, ia sudah dibuat kalang kabut dengan semua perintahnya.
Bahkan rumor jika Pak Bian adalah diktaktor pun sudah menyebar ke penjuru perusahaan. Seperti saat ini, Anin tengah berdiri dihadapan bosnya.
Anin siap mendengarkan cacian yang akan dikeluarkan oleh Bian kali ini.
"Saya sudah bilang, reservasi resto itu yang mahal sekalian. Saya malu hari ini pada tamu saya saat menjamu mereka di gubuk reyot seperti tadi. Jika kamu tidak tau resto mahal, hubungi Mama saya dan tanyakan" ucap Bian emosi.
Lagi dan lagi, hanya masalah sepele saja membuat Anin menghela napas.
"Satu lagi, kalo lagi nemenin saya ketemu klien, gunakan pakaian yang tertutup. Tidak punyakan pakaian sopan, bra mu saja menjeplak" pedas sekali namun Anin tak ambil pusing. Ia menatap pakaiannya, well ini pakaian yang cocok untuk bertemu klien bahkan dulu ia bersama pak anthony tak mempermasalahkan soal pakaian.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anin pikir sepertinya rumor terkait bahwa Bian suka sesama jenis adalah nyata. Meskipun Anin akui pakaiannya terbuka, namun Bian sama sekali tak tertarik bahkan seakan-akan risih.
Memang rumor mengenai Bian yang suka sesama jenis juga menyebar karena di umur 29 tahun ini, sosok sempurna Abian tidak pernah melakukan kencan dengan perempuan dan beberapa kali Bian kepergok keluar dari hotel bersama seorang lelaki, hal tersebut yang memicu tersebarnya rumor tersebut.
Daripada ia tambah pusing, Anin lebih memilih undur diri dan kembali ke mejanya yang berapa tepat di depan ruangan Bian.
Anin segera menghubungi Kamila mengikuti saran dari Bian. Dan sepertinya keberuntungan sedang berpihak padanya, Nyonya Kamila terlihat baru saja keluar dari lift dan berjalan kearah Anin.
"Hai Nin, gimana progres Bian jadi pemimpin?" Tanya Nyonya Kamila, memang Kamila sudah akrab dengan Anin sebab beberapa kali Kamila memimta Anin untuk membantu dalam perayaan acara keluarga.
"Saya tiap hari kena semprot Nyonya, semua di mata Pak Bian salah" jawab Anin berbisik sambil melirik pintu ruangan Bian.
"Maklum, anaknya teliti. Oh iya Nin ada yang mau saya sampaikan. Udah waktu istirahat kan?" Tanya Nyonya Kamila kepada Anin
"Harusnya udah, sebentar saya izin Pak Bian dulu" kata Anin sambil membereskan barang, namun dicegat oleh Nyonya Kamila.
"Saya aja yang izinin kamu ke Bian" kata Nyony Kamila kemudia mendorong pintu ruangan anaknya.
Tak sampai 3 menit, Nyonya Kamila Keluar dengan senyum cerahnya.
"Saya udah bilang Bian kalau pinjem kamu 3 jam kedepan" kata Nyonya Kamila yang dibalas anggukan oleh Anin.
Anin dan Nyonya Kamila pun pergi ke restoran yang tak jauh dari perusahaan. Mereka memilih tempat yang sedikit privat untuk makan siang kali ini.
"Jadi apa yang ingin kamu sampaikan Anin?" Tanya Nyonya Kamila saat mereka telah selesai makan.
"Ehm, saya butuh list resto yang cocok digunakan meeting Nyonya" kata Anin
"Loh bukannya biasanya ada ya, kan dulu sama suami saya juga udah ada listnya" heran Nyonya Kamila.
"Masalahnya list resto meeting Pak Anthony berbeda dengan Pak Bian Nyonya. Saya kena semprot gara-gara resto yang bikin Pak Bian malu" ucap Anin jujur
"Memang anak itu tidak berubah" ucap Nyonya Kamila.
"Apakah ada rumor terkait Bian di kantor?" Tanya Nyonya Kamila lagi.
"Sejauh ini hanya terkait pak Bian yang diktaktor dan.......guy" pada akhir kalimatnya, Anin sedikit merendahkan suaranya.
"Benar dugaan saya, jujur Anin saya sempat curiga dengan anak saya sendiri karena sejak ia tinggal di Inggris, sampai saat ini ia tak pernah terlihat pergi berkencan. Parahnya ia sering kali bertemu lelaki bernama johan di sebuah hotel. Anin apakah kamu bisa membantu saya?" Pernyataan disertai permintaan dari Nyonya Kamila ini membuat Anin sedikit ragu untuk mengagggukan kepala.
"Anin bisa bantu apa Nyonya?" Tanya Anin.
"Begini Anin, tolong goda Bian dan buktikan kalau dia memang benar lurus tidak menyimpang, tinggalah di rumah Bian" permintaan Nyonya Kamila kali ini cukup sulit.
Menggoda Pak Bian merupakan hal mustahil, belum ada satu hari ia dikatakan baju yang kurang bahana, bra nyeplak, dan kini ia harus menggoda Bian. Sungguh lucu sekali ini.
"Saya tidak bisa Nyonya" kata Anin membuat Nyonya Kamila menangis. Hal tersebut membuat Anin kelabakan sendiri.
"Baiklah Nyonya saya akan mencoba mencari tahu dan mengembalikan ke jalan benar" kata Anin membuat Nyonya Kamila langsung tersenyum cerah.
"Baiklah, mari kita mulai dengan membeli baju untuk pakaian kantormu yang baru dan beberapa gaun untuk kamu di rumah Bian" entah kenapa Nyonya Kamila sangat terlihat bersemangat, berbeda dengan Anin yang hanya bisa pasrah menerima ini.
Anin dan Nyonya Kamila ternyata kembali ke perusahaan saat jam kantor akan usai, sebelum kembali Nyonya Kamila memasuki ruangan Bian dan Anin dilarang pulang terlebih dahulu oleh Nyonya Kamila.
Entah mereka berdebat apa, tapi yang jelas saat keluar dari ruangan tersebut Nyonya Kamila tampak dengan senyum cerahnya dan berbeda dengan Pak Bian yang menampilkan wajah kesalnya.
"Anin, kamu balik bareng Bian" kata Nyonya Kamila yang membuat Anin hanya mengangguk pasrah dan mulai mengikuti Bian dibelakangnya.
TBC
Cerita ini sudah tersedia dalam versi e-book dan juga di platform Karyakarsa dan E-BOOK