Menjadi seorang Sekretaris adalah cita-cita perempuan bernama Arrabela Admadja. Namun apa yang menjadi jobdesknya ini sangat diluar pikirannya selama ini.
Perusahaan yang digadang-gadang menjadi perusahaan terbesar ketiga di Indonesia ini memang me...
pagi ini Anin menemukan dirinya tengah tertidur pulas dan masih mengenakan gaun tidur semalam namun kini bagian bawahnya full dengan cairan putih milik Bian.
Anin akui Bian memang perkasa, sampai ia kewalahan harus menuruti Bian untuk bermain 5 ronde semalam. seolah sudah kembali lagi dengan dunianya, Anin segera mandi dan berangkat kerja.
"sepertinya tugasku sudah selesai untuk menggodanya" kata Anin, ia pun berencana untuk menghubungi Nyonya Kamila dan memberitahukan kabar ini.
setelah mandi, ia segera mengenakan baju kantor yang telah ia beli kemarin dengan Nyonta Kamila, Anin tak mungkin harus kembali ke apartemennya hanya untuk mengganti baju. makanya ia memilih menggunakan baju yang dibeli kemarin walaupun terlihat seksi namun tak apa, karena hari ini adalah pembukuan akhir menjelang akhir tahun, jadi ia pasti tak akan keluar dari meja kerjanya.
Saat ia melihat ruang makan, ternyata disana sudah ada Bian yang sedang sarapan. Tanpa menunggu disuruh, Anin langsung duduk menghampirinya dan sarapan.
Seolah tak terjadi apa-apa keduanya menikmati makan dengan sunyi bahkan tak membahas perihal semalam.
"Hafalkan materi presentasi dengan Wiyono adcompare, dalami karena pertanyaan mereka akan menjebak kita" kata Bian membuat Anin yang sedang menikmati sarapannya sedikit terganggu.
"Baik pak, ada lagi yang perlu saya pelajari kembali?" Tanyanya dengan nada yang kesal.
"Kurasa itu cukup, dan tolong katakan pada mama saya bahwa saya normal bahkan kamu sudah membuktikannya" kata Bian membuat pipi Anin bersemu merah.
Setelah keduanya selesai sarapan, mereka memutuskan berangkat bersama. Dalam perjalanan hanya keheningan yang terjadi.
Sesampainya di lobby perusahaan, Anin melihat beberapa respon karyawan Smith Group. Ada beberapa karyawan yang shock ada yang menyindir bahkan terpana.
"Anin emang gatel ya, dulu bapaknya sekarang anaknya"
"Yang ini guy, mungkin berangkat bareng biar nutupin skandalnya"
"Iya guy, kemarin keciduk di hotel sama cowo"
"Pantes guy, ga pernah kencan soalnya bahkan nolak model super cantik doi"
Dan masih banyak lagi bisik-bisik mengenai mereka. Anin yang mendengar kata "guy" tentang Bian hanya tertawa pelan "belum tahu aja perkasanya Bian kalo udah turn on, 10 ronde dihajar lo" batin Anin.
Saat sampai di ruangan mereka, Anin segera mengambil beberapa berkas untuk ia siapkan di ruang meeting.
Beberapa menit lagi meeting akan di mulai dan Anin harus siap dengan materi yang ia sampaikan. Saat waktu menunjukkan pukul 9, Anin mempersiapkan dirinya agar dapat menguasai materi hari ini.
Bian dan 3 orang perwakilan Wiyono adcompare telah memasuki ruang meeting. Terlihat 2 orang sekretaris dari Wiyono Adcompare juga menyiapkan bahan presentasi mereka.
Saat ini Wiyono adcompare yang akan melakukan presentasi lebih dulu. Hanya butuh waktu 8 menit presentasi dari Wiyono adcompare selesai, Bian memberikan beberapa pertanyaan dan mereka gagal menjawab 3 dari 8 pertanyaan yang Bian ajukan.
Kini Aninlah yang akan mempresentasikan mengenai program dari perusahaan Smith Group dan rencana kerjasama mereka. Dari awal presentasi hingga akhir, Anin merasa ada 4 pasang mata yang tak luput memandanginya.
perwakilan wiyono adcompare yang ternyata adalah sekretaris perusahaan tersebut tak hentinya memandang kagum kearah Anin bahkan tatapan tersebut bukan hanya kagum melainkan nafsu yang menyelimuti kedua mata lelaki tersebut.
melihat sekretarisnya terus dipandang, Bian pun berdehem agar sekretaris tersebut menghentikan pandangan liarnya kepada sekretarisnya. namun dehemannya seperti tak berarti apa-apa, pasalnya sekretaris dari wiyono adcompare malah semakin berani, tak jarang ia malah melemparkan senyum menggoda kearah Anin yang ditanggapi dengan senyuman tipis.
Bian yang sudah tak tahanpun menghentikan presentasi yang Anin lakukan.
"kurasa penjelasan sekretaris saya cukup, bagaimana apakah masih ada tanggapan atau pertanyaan yang kalian ajukan?" tanya Bian, membuat Anin mengerutkan keningnya pasalnya masih ada beberapa slide yang harus ia sampaikan meskipun point pentingnya telah ia sampaikan diawal.
dengan tak sopannya, sekretaris wiyono adcompare bertanya.
"saya sangat suka dengan kerjasama ini, untuk itu bolehkan nona Anin mempelajari lebih lanjut bersama saya nanti setelah pulang kantor" perkataan tersebut memancing decakan tak suka dari Bian. meskipun ia tak menaruh rasa suka kepada sekretarisnya namun hal tersebut sama saja merendahkan citra perusahaannya.
"sepertinya kerja sama ini saya batalkan sepihak, melihat bagaimana rekan kerja saya yang tak sopan dan sedikit kurang ajar terhadap perempuan, saya sangat tidak suka dengan sikap tersebut" jelas jawaban Bian ini membuat keempat orang yang hadir menjadi tegang, bahkan pihak wiyono adcompare saling melihat dan bertanya.
"mohon maaf, bukan maksud merendahkan nono Anin namun saya merasa suka dan ingin mengenal lebih jauh dan sedikit membahas kontrak ini" elak sekretaris wiyono adcompare.
mendengara itu, Bian merasa tak suka. perasaannya seperti ingin marah dan menembak orang didepannya ini.
"mungkin anda belum mengerti kalau sekretaris saya ini adalah tunangan saya, jadi saya sedikit tidak suka" kata Bian
"saya membatalkan kontrak, jika ingin mengajukan kembali saya harap berikan perwakilan yang ingin bekerja bukan karyawan jelalatan seperti dia Pak" kata Bian kepada wakil direktur Wiyono adcompare.
Bian pun meninggalkan ruangan rapat dan menggandeng Anin agar ikut meninggalkan ruangan yang Bian rasa panas itu. Bian mendekat kearah divisi marketing yang tak jauh dari ruangan rapat, ia berpesan untuk salah satu dari mereka mengantarkan wiyono adcompare meninggalkana ruangan meeting.
saat sampai diruangannya Bian melepaskan tangan Anin dan menghela napasnya dengan kasar.
"lain kali gunakan pakaian yang lebih sopan saat meeting, mereka seakan menelanjangimu" kata Bian membuat Rena mengerutkan keningnya. bukannya bagaimana, namun ini pakaian yang ia beli kemarin dengan Nyonya Kamila ia bahkan tak sempat untuk pergi ke apartemennya untuk mengganti baju.
padahal menurut Anin pakaian yang ia kenakan cukup baik dan terkesan sopan. ia memadukan blouse berkerah v dan juga rok span coklat diatas lututnya. memang karena ukuran payudaranya yang cukup besar inilah yang membuat belahan dadanya sedikit terlihat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
tanpa berpikir untuk menjawab atasannya, Anin memilih untuk keluar dari ruangan Bian dan kembali ke mejanya, karena kontrak batal, ia harus memutar jadwal ulang dengan beberapa perusahaan lainnya dan mengatur jadwal pertemuan kembali.