kini Anin telah sampai di rumah yang tak kalah megah dari rumah utama Smith. Bian yang sejak tadi diam, kini memandang Anin dengan pandangan kesal.
"tempati kamar lantai dua pintu dekat rak buku" kata Bian membuat Anin tak membantah, ia langsung naik ke atas, rasanya badannya sudah sangat lelah sekakli, ia merasa butuh berendam dengan tenang.
tanpa menunggu lama, Anin segera melucuti pakaiannya dan mulai berendam. kamar ini lebih mewah dari pada kamar di apartemen milik Anin sendiri. Anin merasa bersyukur tapi ia juga merasa kesal karena permintaan Nyonya Kamila untuk menggoda Bian atasannya.
"emang badan gue kurang menggiurkan kok sampe Pak Bian nolak, kalo beneran guy kasian deh keluarganya" kata Anin sambil meraba tubuhnya.
setelah cukup berendam, kini Anin akan mengenakan pakaiannya, namun ia lupa satu hal bahwa ia sama sekali tidak membawa satu bajupun kecuali gaun tidur dan baju kantor untuk besok.
masalahnya kini ia sama sekali tak membawa dalaman satu pasang pun. dalaman yang tadi ia gunakan, sudah basah karena ia buat berendam. kini Anin sibuk membuka belanjaan gaun tidurnya, ia memilih baju yang sudah ada underwarenya. namun naas, semua gaun tidur tersebut memang dilengkapi dalaman, tapi dalaman yang seksi. Dalaman berbentuk V terbuka yang membuat lubang vagina Anin terpapar udara malam.

Anin merasa sangat lapar, namun ia masih memiliki akal, meski di suruh untuk menggoda namun ia tidak akan menjalankan rencana itu sekarang. Anin menunggu hingga setengah larut untuk keluar makan.
Setelah jam menunjukkan pukul sepuluh malam, Anin rasa kalau Pak Bian sudah kembali ke kamar, dan dengan ragu Anin keluar mengendap untuk menuju dapur di lantai satu.
Suasana dapur tampak gelap, namun ia sudah di bekali informasi dari Nyonya Kamila kalau bahan dapur sudah tertata rapi di dalam kulkas yang berada disamping kompor.
Dapur milik Bian ini memiliki 2 kulkas, 1 kulkas bahan dapur dan satu lagi kulkas berisi makanan dan minuman ringan.
Anin hanya membuat mie instan saja karena ia sudah malas untuk memasak yang macam-macam. Terlebih waktu sudah hampir menuju tengah malam.
Saat sedang menunggu mie instannya masak, Anin merasa ada hembusa nafas di sekitar tengkuknya. Saat akan menoleh ia begitu kaget mendapati wajah atasannya berada tak jauh dari dirinya.
"Memancingku nona?" Tanya Bian dengan suara rendah sambi meghebuskan nafasnya di ceruk leher Anin.
Melihat itu, Anin pun ingat apa tujuannya hadir di rumah ini. Ia segera mengalungkan tangannya pada leher Bian dan menjilat bibirnya. Entah keberanian dari mana, Anin memagut bibir tebal atasannya ini.
"Emhh,,," lenguh Anin di sela ciuman mereka.
Anin pikir, Bian tak pandai soa ciuman karena sedari tadi Bian pasif. Seolah merasa tertantang, Anin pun semakin dalam, tangannya bahkan sesekali meremas rambut Bia

KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping With Mr. Hollands
RomansaMenjadi seorang Sekretaris adalah cita-cita perempuan bernama Arrabela Admadja. Namun apa yang menjadi jobdesknya ini sangat diluar pikirannya selama ini. Perusahaan yang digadang-gadang menjadi perusahaan terbesar ketiga di Indonesia ini memang me...