Hari ini Anin akan menemui Nyonya Kamila bermaksud untuk menyampaikan bahwa tugas yang diberikan padanya telah selesai dan ia akan melaporkan apa yang memang perlu dilaporkan.
anin kini tengah duduk di sebuah coffe tempat anak muda sering menghabiskan akhir pekannya tak cuma anak muda bahkan beberapa terlihat seperti sedang bekerja dan mengobrol terkait bisnis. tak perlu waktu yang lama, seseorang yang di nanti oleh Anin muncul.
"selamat malam Nyonya Kamila" sapa Anin yang dibalas anggukan serta senyum ramah.
"malam Anin, ada apa ingin mengobrol denganku?" kata Anin
"begini nyonya, terkait tugas yang anda berikan waktu itu,," kata Anin sedikit menggantung membuat wanita setengah baya di hadapannya ini menaikkan alisnya menunggu kalimat selanjutnya.
"saya sudah membuktikan bahwa Tuan Bian normal sebagai lelaki" kata Anin membuat senyum lega di wajah Nyonya Kamila.
"apakah kamu sudah memastikannya sendiri Anin?" tanya Nyonya Kamila
"saya sudah memastikannya Nyonya, jadi saya sudah bisa terlepas dari tugas tambahan bukan?" tanya Anin kepada Nyonya Kamila
"sayangnya tugas tambahanmu belum usai sampai sini Anin, aku ingin kau terus menempel pada putraku karena sebentar lagi laki-laki yang digosipkan menyukai anakku akan kembali ke negara ini dan tidak menutup kemungkinan ia akan bekerja di perusahaan Smith" kata Nyonya Kamila membuat Anin melongo.
"jadi laki-laki yang dimaksud beberapa orang menyukai Tuan Bian adalah benar adanya?" sedikit syok, namun Anin tak mengelak bahwa pesona Bian mampu membuat betina meminta untuk memakannya dan tidak menutup kemungkinan pria genitpun juga ingin hal yang sama.
"ia, nanti akan ku kirimkan email terkait putraku, pelajari. dan kau tetap tinggal bersama putraku sampai aku bisa mengusir lelaki genit dari negara ini. suamiku terlalu payah untuk mengusir benalu bagi putra kesayangnku" kata Nyonya Kamila mampu membuat Anin menggelengkan kepalanya.
"tunggu disini, Bian akan menjemputmu buatlah ia tunduk padamu gadis manis. aku tak keberatan memiliki mantu semanis dirimu" kata Nyonya Kamila sambil mengedipkan matanya.
Anin hanya mampu terbengong mendengar ucapan frontal wanita didepannya. bahkan ia tak keberatan jika seorang Anin menjadi menantu bagi putra kesayangannya. menurut Anin keluarga Smith memang aneh dan tak masuk akal.
tak lama datanglah aktor utama yang sedang dibicarakan. masih dengan menggunakan pakaian formal, Bian mencium wanita setengah baya ini. ia langsung duduk pada kursi kosong.
"ada apa mama memanggilku kesini?" tanya Bian sambil memakan makanan yang telah tersedia didepannya.
" mama khawatir sama kamu, jadi mama meminta Anin semetera untuk tinggal denganmu sampai mama menemukan pembantu yang cocok sama seleramu" jelas perkataan Nyonya Kamila adalah bualan semata, pembantu katanya padahal hanya sekali kedipan mata seorang Smith mampu mendapatkan pembantu yang ia inginkan.
"kasian dia ma, harus mengurus kantor dan mengurus rumahku, aku tak begitu membutuhkan pembantu atau seorang teman" kata Bian
"kalau begitu, tinggalah bersama mama di rumah utama" kata Nyonya Kamila
" baik Bian akan membiarkan Anin untuk tinggal bersama, tapi tolong carikan asisten secepatnya, kasian dia harus menanggung beban banyak" sungguh Anin sangat suka jawaban dari Bian kali ini. benar ia masih harus memikirkan pekerjaan kantor dan juga pekerjaan "rumah" barunya.
"yasudah cepat ajak Anin kembali, besok kalian harus bekerja pagi sekali bukan?" tanya Nyonya Kamila membuat dua pasang manusia ini berdiri dan berpamitan dengan perempuan cantik keluarga Smith ini.
ditengah perjalanan hening sekali, bahkan decitan ban mobil dengan aspal yang menjadi pengisi keheningan keduanya. Bian tampak fokus dengan jalanan didepannya berbeda dengan Anin yang fokus dengan ponsel ditangannya. Anin baru saja mendapatkan email mengenai orang disampingnya, dari kebiasaan bahkan makanan yang pantang dimakan oleh lelaki disampingnya ini.
"Anin, untuk pekerjaan rumah jangan terlalu dipikirkan cukup masak untuk sarapan pagi saja, malam hari kita makan diluar sehabis pulang kerja" kata Bian membuat Anin menganggukan kepalanya.
"apakah Pak Bian memiliki permintaan untuk sarapan besok pagi?" tanya Anin
"cukup nasi goreng dan air putih, dan kurasa panggilan pak terlalu tua dan formal jika sudah diluar jam kantor" kata Bian membuat Anin menganggukan kepalanya.
tak harus mengulang perkataan Bian, Anin sudah tau apa yang dimaksud oleh Bian dalam akhir kalimatnya.
"baiklah Bian, apakah perlu untuk disiapkan setelah pakaian kantor juga?" tanya Anin berusaha mengubah suasana kaku diantara keduanya.
"jika tak merepotkan dirimu" kata Bian
setelah itu hening kembali menguasai keduanya, Bian diam dan Anin yang kini ternyata telah tertidur pulas. tanpa mau membangunkan wanita disampingnya, Bian hanya diam sampai ia berada di depan rumahnya.
beberapa kali Bian dibuat salah tatap karena dilihat dari samping, Payudara Anin sangat besar dan menyumbul ingin keluar. tak hanya itu, rok selututnya kini tengah naik hingga menampilkan sedikit celana dalam berwarna merah maroonnya.
Bian mencoba membangunkan Anin namun bukannya bangun, Anin hanya menggeliat saja hingga tersingkaplah rok milik Anin. kini bukan hanya sedikit, tapi Bian dapat melihat gundukan indah dibawah sana dengan jelas.
Tak hanya itu, Bian juga salah fokus dengan bibir kenyal dihadapannya itu. Tanpa bisa menahan lagi, Bian memagut bibir pink tersebut.
Cup
Bunyi kecupan terus beradu, Anin tak membalas, namun karena ia kehabisan nafas ia pun sedikit membuka bibirnya yang mana hal tersebut membuat Bian lebih leluasa untuk mengabsen seluruh permukaan dalam mulut Anin.
Mata cantik tersebut perlahan terbuka, ia begitu terkejut mendapati atasannya yang sudah memagut bibirnya.
"Eughh" erang Anin setelah ia sadar apa yang terjadi padanya.
Bian yang mendengar erangan Anin lantas menyudahi kecupan tersebut. Ia menormalkan kembali duduknya dan berkata pada Anin "sudah sampai, selamat tidur" kata Bian membuat Anin mau tak mau lekas meninggalkan mobil dan berlari kerumah.
Anin bahkan lupa bahwa ia tak memiliki kunci cadangan, alhasil ia berdiri sambil menunggu Bian memarkirkan mobilnya di garasi.
setelah memarkirkan mobilnya, Bian tersenyum tipis kemudian membukakan pintu untuk Anin dan ia masuk. karena sudah tengah malam, Bian meminta Anin untuk beristirahat saja.
TBC !!!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping With Mr. Hollands
RomanceMenjadi seorang Sekretaris adalah cita-cita perempuan bernama Arrabela Admadja. Namun apa yang menjadi jobdesknya ini sangat diluar pikirannya selama ini. Perusahaan yang digadang-gadang menjadi perusahaan terbesar ketiga di Indonesia ini memang me...