Seorang wanita di sebuah mobil melihat dengan ujung mata pada seorang laki-laki yang bersimpuh di tanah pemakaman. Ia tidak tahu apa yang dibisikkan pada kerangka di bawah gundukan tanah tersebut ia juga tidak perlu tahu doa seperti apa yang sedang dipanjatkan untuk seseorang yang telah bergelar almarhumah.
Taburan bunga berwarna-warni kita buat bersahaja diatas pemakaman itu. Laki-laki itu sedang memperingati hari kematian kekasihnya. Seorang wanita yang tidak pandai menjaga harga diri berani merebut laki-laki yang telah beristri kini telah menyatu dengan tanah.
Adakah maaf? Tanya itu tidak pernah disampaikan oleh Zam pada Nadira. Bagi laki-laki itu tidak ada yang salah dengan cinta.
"Jalan."
Nadira memalingkan wajahnya dari pemandangan yang baru saja dilihat olehnya. Atas inisiatifnya sendiri mengunjungi tempat itu ingin memastikan kebiasaan yang mungkin tidak akan pernah terjemah oleh waktu yaitu setiap tahun akan ada peringatan seperti ini belum lagi kunjungan mingguan dan bulanan.
Wanita itu punya alasan kuat untuk tidak memaafkan kesalahan besar Zam karena atas kesalahan itu Aydin menjadi korban. Zam hanya perlu memberikan nafkah kepada Aydin, laki-laki tidak perlu bersusah payah untuk mengutarakan kasih sayangnya layaknya seorang ayah karena dia sudah melepaskan jabatan itu saat Aydin masih berada dalam kandungan.
Laki-laki tidak bermartabat. Tidak ada yang bisa diharapkan dari seorang laki-laki yang tidak bisa menjaga harga dirinya karena itu Aydin tidak perlu sosok ayah seperti Zam.
Orangtua Nadira tidak bisa dikecoh dengan hal seperti ini karena bagi mereka Zam untuk Aydin terserah jika hubungan laki-laki itu dengan putri mereka sudah selesai.
Karena itu Nadira mengupayakan segala sesuatu kepentingan Aydin sendiri. Ia hanya perlu beberapa langkah lagi untuk menjatuhkan posisi Zam dan menyeret laki-laki itu ke lembah kehancuran.
"Tidak ada seseorang yang ingin kamu perkenalkan pada Aydin?"
Nadira tidak suka siapapun yang sedang bersamanya menyinggung laki-laki. Apa istimewanya makhluk itu? Egois, brengsek dan rendah masih banyak nilai minus kaum Adam di mata Nadira.
"Setidaknya Zam tidak berpikir kamu masih mengharapkannya."
"Mba sedang menghasutku?"
Queen menggeleng. "Fakta dia berselingkuh tidak akan dilupakan oleh keluarga besar, tapi sebagai mantan istri terlebih menghabiskan waktu dua belas jam lebih di bawah atap yang sama, aku takut terjadi sesuatu."
"Kita tidak sama."
Karena Queen adalah wanita yang berhati besar dan melihat semua masalah dengan perasaan, berbeda dengannya. Yang harus dilihat dengan hati adalah anak dan keluarga, sedangkan yang lain butuh logika agar bisa menyempurnakan sikap yang diambil.
"Aku tahu, tapi kita wanita di mana ada batas waktu untuk sendiri."
"Aku punya Aydin."
Queen akan menggunakan logika untuk menghadapi sang adik. "Dia akan tumbuh besar, dewasa setelah itu menikah meninggalkanmu sendiri. Yakin bisa melewati hari-hari berat itu sendiri?"
Queen tersenyum manis melihat raut datar sang adik.
"Itu masih lama." Aydin masih kecil, ia masih punya banyak waktu hidup bersama putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Sang Mantan (Cerita Lengkap Di Pdf)
Romance(cerita lengkap di PDF. Harga 70k) sekuel sang mantan