8

376 56 4
                                    


Tidak ada yang bisa dilakukan oleh dua orang itu selain menunggu matahari terbit esok hari. Meski banyak karyawan lembur mereka tidak akan tahu keberadaan dua orang penting terkunci dalam gudang.

Mengharap keajaiban? Nadira tidak percaya pada satu hal itu. Dulu ketika rumah tangganya di ambang kehancuran ia juga berharap sebuah keajaiban agar Zam bisa membuka mata hati untuk melihat dirinya tapi yang terjadi?

Mereka tetap berpisah dan Zam melanjutkan hubungan dengan wanita itu, hingga Nadira mendengar kabar kematian perusak rumah tangganya.

Ia tidak percaya saat wanita itu menuduhnya mencuri Zam. Sebelum menikah ia dan Zam melewati proses perkenalan yang juga melibatkan keluarga besar, tuduhan yang tidak berdasar bukan?

"Aku lapar."

Bukan hanya Zam, Nadira juga lapar tapi tidak ada yang bisa dimakan di ruangan ini masih bisa bernapas sudah sangat syukur.

"Kesialan apa ini?" perasaan Zam tidak melakukan kesalahan hari ini, bahkan ia melakukan tugas mulia sebagai ayah mengajak putranya jalan-jalan walaupun Aydin menolaknya.

Panas dan lapar, Zam ingin berteriak kesal pada kondisi ini.

"Lihatlah hasil kepemimpinannu." Nadira berdecak tipis. "Harusnya sebelum pintu ditutup bukankah lebih baik petugas memeriksanya?"

"Kalau keberatan, aku bisa mengangkatmu sebagai petugas selanjutnya."

Nadira tidak percaya pada tanggapan Zam. "Mereka mengurung pemimpinnya di gudang, menakjubkan."

Kali ini Zam membiarkan kalimat mantan istrinya tergeletak di tanah.

"Mungkin akan menjadi trending mingguan."

Zam tidak merespons lagi, tangannya juga pegal mengipasi tubuhnya dengan kemeja sementara keringat sudah membakarnya. Tapi si mantan sudah merapikan kancing bajunya.

"Apalagi ditambahi sedikit skandal."

"Omong kosong!" Zam terpancing saat mendengar kata skandal. Ia tahu maksud dari kata itu padahal sudah minta maaf atas kejadian beberapa saat lalu bahkan Nadira juga sudah menamparnya.

Omong kosong? Zam tidak sadar ke mana tatapannya saat menarik Nadira, bukan mata tapi dada.

Lupakan!

Jangan pikirkan perut kosong karena mereka masih bisa meneguk ludah, keduanya tidak akan mati karena tidak makan satu malam.

"Tentang Pradipta."

"Pikir saja urusanmu," sela Nadira.

Zam membuang muka, bagaimana tidak terpikir? "Kalau bisa jalani tanpa melibatkan Aydin."

Nadira tidak menanggapi.

"Kalau terjadi sesuatu dia akan kembali menjadi korban."

Nadira belum memulai hubungan dengan siapapun tapi Zam sudah mengutuknya?

"Aku tidak terlalu mengenalnya, satu club tapi kami tidak dekat." Zam melanjutkan saat tidak mendengar tanggapan mantan istrinya.

Dia Sang Mantan (Cerita Lengkap Di Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang