12

350 59 0
                                    

Benar seperti kata Nadira mereka tidak saling berhak menilai dalam situasi dan kondisi apapun, Zam yang terlalu baper menghadapi situasi makan malam bersama sang mantan. Dia telah salah menggunakan tujuannya, padahal Zam tidak pernah lupa jika Nadira sudah menganggapnya sampah.

"Aku akan merindukanmu."

Zam mendengar seruan Pradipta usai mengantar Nadira, dia yang tiba bersamaan dengan mereka tidak langsung turun karena menghindari keduanya.

Setelah acara amal mungkin mereka akan tampil di hadapan publik tanpa menutup identitasnya, Zam mendesah kesal karena masih memikirkan urusan dua orang itu.

Ini mungkin bukan tentang hati, bisa jadi karena akhir-akhir ini dia sering terlibat dengan sang mantan. Zam akan mencari cara untuk meminimalisir pertemuan mereka juga mantan kakak iparnya.

"Hei Zam!"

Baru saja laki-laki itu memantapkan keinginannya suara seseorang yang amat dikenali terdengar memanggilnya.

"Aku senang melihat foto kalian." Queen menepuk bahu mantan adik biparnya. "Di antara semua kamu yang paling tegang."

Queen tertawa setelah mengatakannya. Ia tidak datang untuk menemui laki-laki itu, tapi Nadira yang memintanya datang karena ada yang penting yang ingin dibicarakan.

"Aku duluan ya!"

Syukurlah Queen tidak mengganggu atau memaksanya kali ini, Zam juga tidak perlu tahu alasan kedatangan wanita itu kantornya.

Baiklah, Zam akan mulai bekerja dan kembali menjadi dirinya seperti dulu. Kembalinya Nadira tidak akan menghambat semangat bekerjanya.

"Ada apa?"

"Dia ingin bertemu Aydin."

Queen menatap adiknya. "Ternyata dia serius, kamu belum mengatakan arah hubungan kalian?"

Nadira menggeleng, mereka tidak sering bertemu jadi dia belum memiliki waktu yang tepat untuk mengatakannya.

"Tidak ada keinginan untuk menjalin hubungan?"

"Kita sudah membahasnya."

"Kalau begitu katakan padanya kalian hanya berteman." Queen juga memberikan saran. "Kamu juga butuh bantuannya untuk membatalkan kesepakatan keluarga."

Queen tidak bisa masuk lebih dalam lagi, Nadira juga punya privasi terkait hatinya. Bukan tidak ingin menikah lagi cuma untuk saat ini adiknya itu belum membuka hati untuk pria mana pun. Perceraiannya dengan Zam boleh baik-baik saja tapi Nadira akan pernah melupakan penyebab retaknya rumah tangga mereka.

"Karena Mba yang memulainya, tidak bisakah membantuku?"

"Kenapa?"

"Terlalu sering bertemu dampaknya tidak baik."

Queen mengerti, bukannya tidak mau membantu ia ingin memberikan kesempatan pada Nadira untuk menghadapi Pradita. Bagaimanapun adiknya butuh seseorang tidak tidak peduli hanya sebatas teman.

"Temui dia dan katakan alasan yang sebenarnya."

"Itu konyol."

Dia Sang Mantan (Cerita Lengkap Di Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang