7

361 59 0
                                    

 Pradipta Amzari, tidak begitu dekat  dengan Zam walaupun mereka tergabung dalam satu club olahraga yang pertandingannya diadakan satu bulan sekali. Mereka kerap bertemu selama tiga kali dalam seminggu.

Karena laki-laki itu akan dijodohkan dengan mantan istri Zam ingin memulai komunikasi dengan pria itu.

Di dunia bisnis Pradipta adalah orang baru tapi ia lebih dulu dikenal karena partisipasi di keluarga besarnya saat acara amal. Satu lagi, ia juga dikenal karena wanita yang selalu ingin berada di sekelilingnya.

"Apa ini?"

Pradipta tidak menolak botol air mineral masih bersegel dari Zam.

"Karena Nadira?"

Apa? Zam kalah start. Jadi mereka sudah bertemu?

"Aku baru tahu beliau salah satu wanita yang diincar oleh Max." Pradipta terang-terangan memuji Nadira membungkam mulut Zam.

Max adalah perusahaan ternama yang sampai saat ini masih menjadi PR Zam karena keinginan yang belum tersampaikan untuk bekerjasama dengan mereka.

"Jika berjodoh, bisakah dikatakan aku laki-laki yang paling beruntung di dunia ini?"

Zam tidak berkutik. Queen mengatakan akan memberitahunya jadwal kencan Nadira dengan pria itu. 

Pradipta tertawa. "Dari sekian banyak orang kenapa anda yang menjadi mantan suaminya?"

Bisa ditangkap nada sungkan dalam kalimat Pradipta tapi Zam tidak merespon karena masih terkejut terkait pertemuan dua orang itu.

"Aku hampir tidak percaya." Pradipta tergelak. "Tapi dia cantik, cantik sekali."

Kenapa telinga Zam sakit? 

Syukur Pradipta menyudahinya jika tidak bisa dipastikan Zam harus mengunjungi spesialis THT. Dengungan yang cukup kuat dan melengking ketika pujian Pradipta untuk sang mantan terucap.

"Enggak mau lanjut?"

"Duluan." Zam tidak bersemangat lagi. Mau komplain, jelas tidak berhak. Emang dia siapanya Nadira?

"Thanks minumannya."

Zam mengangguk tanpa melihat pria itu lagi. 

Kembali keniat awal jika ia hanya perlu menjalin hubungan baik dengan Pradipta karena laki-laki itu akan menjadi ayah sambung Aydin.

Perlukah aku bertanya pada Aydin apakah dia butuh ayah sambung?

Zam menggaruk kepalanya saat tidak ada satupun ide waras yang melintas di benaknya.

Mobil yang awalnya melaju ke arah rumahnya tiba-tiba berubah haluan. Ia ingin melihat Aydin. Pikirannya benar-benar kacau.

Ia yang tidak pernah mengajak Aydin keluar tidak lama lagi akan melihat anaknya pergi bersama ayah sambung. Kenapa sulit sekali menerimanya?

"Zam?"

"Aydin ada Ma?"

"Di kamarnya." Zam mengucapkan terimakasih setelah itu masuk ke kamar putranya.

Dia Sang Mantan (Cerita Lengkap Di Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang