13

409 55 2
                                    

 "Aku ingin mengenalmu lebih dekat bukan hanya membantu." Dipta menjelaskan maksudnya. "Sebuah hubungan layaknya pasangan."

"Aku tidak bisa."

Dipta ditolak? Mungkin Tuhan sedang menegurnya jika tidak semua wanita menyukainya, seperti Nadira mungkin.

"Kita berteman dulu juga tidak apa-apa."

"Tapi kamu tidak akan mendapatkan akhir yang bagus." Nadira berani mengatakannya karena bisa membaca gelagat Dipta.

Mereka belum tahu seluk-beluk masing-masing tapi dengan berani laki-laki itu mengenalkan Nadira pada orang tuanya. Di sana Nadira juga mengetahui jika ini pertama kalinya Dipta mengenalkan secara resmi seorang wanita pada keluarga besarnya.

"Aku tidak ingin melangkahi takdir." 

Nadira tidak membantah, ia juga bukan orang yang mendahulukan takdir. Lebih baik mengusahakan yang terbaik sebelum memutuskan.

"Jadi kapan aku bertemu keluargamu?"

Karena Nadira tidak ingin Aydin masuk dalam hubungan mereka wanita itu mengatakan yang sebenarnya pada Dipta hubungan seperti apa yang diinginkannya.

"Aku akan memberitahumu." 

Nadira perlu bicara dengan orangtuanya secara bertahap agar mereka tidak mencurigainya.

"Boleh aku tanya satu hal?"

Cyra menatap laki-laki di hadapannya, dari sikap Dipta ia tahu pria itu ingin memiliki hubungan serius dengannya. Cara Dipta memperlakukannya di hadapan orangtua cukup memukau, sayangnya Nadira tidak melihatnya dengan hati.

"Zam, bagaimana perasaanmu untuknya sekarang?"

"Kita tidak akan menjalani hubungan sesungguhnya, aku rasa pertanyaan itu terlalu pribadi."

Dipta tetap ingin tahu, karena baik dirinya maupun Nadira tidak akan bisa menebak seperti apa hubungan mereka ke depan. 

"Katakan saja, setidaknya aku tahu ada atau tidaknya halangan membantumu."

Nadira tahu bukan itu tujuan Dipta tapi untuk menyelesaikan pertemuannya hari ini, dia akan memberikan jawaban.

"Kami sudah lama bercerai, sudah lama juga tidak berkomunikasi."

"Harusnya aku tidak bertanya lagi karena kamu sudah memberitahu kenapa aku harus membantumu, tapi…" Dipta berdeham. "Aku melihat tatapannya sedikit lain saat kita makan malam bersama."

Apakah Nadira harus meyakinkan laki-laki itu karena sebuah bantuan? 

"Kalau kamu ragu dan keberatan aku bisa mencari kandidat lain."

Dipta terkejut mendengar ucapan Nadira, sejak awal dia sudah tertarik pada wanita itu.

"Kamu lebih kejam ternyata."

Terlalu dini mengenalkan sisi lainnya pada laki-laki itu lagipula Nadira tidak terkejut mendengar bahwa Dipta mulai mengenalnya. Jika Dipta punya cara mengetahui semua tentang Nadira maka wanita itu juga punya cara saat membuangnya nanti.

"Perlukah kita menandatangani sebuah kontrak?"

"Tidak perlu." Dipta selalu memperlakukan wanita dengan baik, jika dulu matanya dimanjakan dengan berbagai macam kecantikan wanita kali ini dia sendiri yang ingin melihat Nadira dengan hatinya.

"Baiklah, aku rasa hari ini sudah cukup." 

"Aku akan mengantarmu." 

Nadira tidak menolak, bukan pertama kali ini laki-laki itu mengantarnya tapi tidak pernah wanita itu menyuruhnya masuk.

Dia Sang Mantan (Cerita Lengkap Di Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang