Jam Tangan

70 9 7
                                    

Ruangan 4 × 5 meter, di dominasi dengan warna putih dan coklat, dengan dekorasi kaligrafi dan pernak pernik lainnya membuat keadaan kamar menjadi lebih nyaman. Kos-kosan sederhana, tentunya dengan harga yang pas di kantong. Terlihat, seorang gadis yang sedang memasukkan leptop ke dalam tote bag berwarna cream.

"Buset cantik amat gue" Ucapnya percaya diri saat melihat pantulan dirinya dicermin. Dia Sifa Rumaisha zahra, gadis yang kerap kali di panggil Sifa. Mempunyai badan yang tinggi, mata yang bulat, jangan lupakan senyum yang manis, menjadi point plus bagi seorang Sifa.

Pagi ini Sifa memakai celana kulot berwarna cream dengan kemeja putih dan dipadukan hijab pasmina. Setelah dirasa siap, Sifa bergegas menuju kampus, dengan motor matic berwarna putih, motor kesayangannya. Tak membutuhkan waktu yang lama, Sifa sudah sampai di parkiran fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. 

"Sippppp!" Panggil suara cempreng yang membuat beberapa mahasiswa menatap kearahnya. Sebut saja dia Dan, Dania maheswari sahabat Sifa. Terlihat Dania yang sedang berlari mendekat kearah Sifa.

"Suara lo gak pernah berubah ya?!, santuy dikit bisa gak?" Ucap Sifa malu karena kini mereka menjadi pusat perhatian.

"Mereka terpesona kali denger suara cetar gue" Balas Dania sambil mengibaskan rambut panjangnya kebelakang.

"Terpesona pengen ngelempar batu ke muka lo"

"Sadis lo Sipp"

"Sifa, pakek F bukan pakek P" Koreksi Sifa.

"Ye ye ye ye" Balas Dania menye-menye

"Woy mau kemana lo, udah mau masuk kita Sip" Dania mempercepat langkahnya meyusul Sifa yang sepertinya menuju kantin.

"Pending dulu ke kantin nya, 5 menit lagi kita masuk" Lanjut Dania.

"Masih setengah jam lagi kali Dan, gue mau memanjakan lidah sama masakan mbak Astuti, selama liburan gue ngidam pentolnya" Ucap Sifa setelah melihat jam tangannya.

"Setengah jam lagi?" 

"Iya, nihh" Balas Sifa sambil menunjukkan jam tangan kesayangannya yang berwarna putih, menunjukkan pukul 07.30 WIB.

"Dodol, jam tangan lo aja mati Sif, ya ampun!" Dania lantas tertawa karena melihat jam tangan Sifa yang menunjukkan pukul 07.30 dengan jarum jam yang tidak bergerak.

"Lah iya! Pantes aja dari tadi jam setengah delapan terus." Sifa lantas melepas jam tangannya kemudian memperbaiki dengan memutar tombol kecil di pinggir lingkaran jamnya, semoga jurus memperbaiki jam seperti ini masih mempan untuk jam antik hadiah dari Ayahnya.

Dania yang melihat hal tersebut langsung menghentikan tawanya.
"Entaran dulu Siff, udah telat banget kita."

"Tunggu dulu Dan. Pak Rudi biasanya juga telat, apalagi hari pertama ngampus kayak gini."

Setelah kurang lebih dua bulan libur, hari ini adalah hari pertama memasuki semester 5. Dan keberuntungan masih berpihak kepada kelas Sifa, karena mendapatkan dosen pak Rudi di salah satu mata kuliah yang di ambil, karena Pak Rudi merupakan salah satu dosen yang di cintai oleh mahasiswa, bagaimana tidak, dosen satu ini, kalau masuk kelas semaunya, lebih banyak gak masuknya, nilai jangan di tanya, di jamin A semua. Gimana gak cinta coba?.

"Nah kan udah bisa lagi, yok Dan." Ajak Sifa setelah selesai memperbaiki jam tangannya. Saat Sifa menoleh ke kiri, tepat dimana Dania tadi berdiri, Sifa sudah tidak melihat Dania di sebelahnya.

"Buset gue di tinggal." Sifa lantas berlari sambil memasang jam tangannya karena sudah menunjukkan pukul 08.07 artinya sudah telat 7 menit.

Sifa menghadap arah kantin lalu berkata
"Pentol mbak Astuti tungguin Sifa ya. Sifa mau tempur dulu nih sama mata kuliah tersulit semester ini, dah!" Ucapnya sambil melambaikan tangan kearah kantin. Hah, ternyata Sifa sama Dania mempunyai sifat yang sama. Sama-sama gak punya malu!

Surga Itu KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang