Dua Papa

38 4 2
                                    

"Iya-iya, bentar lagi otw." Info Sifa kepada Dania lewat sambungan telepon. Saat ini Sifa sedang bersiap siap pergi ke Cafe tempat tongkrongan para anak muda, alih alih untuk bersantai ria, Cafe ini lebih banyak di gunakan untuk mengerjakan tugas atau berdiskusi baik dari kalangan pelajar sampai mahasiswa, selain menunya yang tergolong pas di kantong, cafe ini menyediakan banyak sekali buku bacaan, sehingga menambah kesan cafe yang pas digunakan untuk belajar.

"Jangan kelamaan, gue berasa orang hilang di sini." Cerca Dania kepada Sifa. Sebenarnya hari ini jadwal masuk kuliah sangat padat, tapi keberuntungan berpihak kepada mahasiswa kelas 5B karena dosen yang masuk hari ini sedang sibuk dengan urusan masing-masing. Mengikuti para mahasiswa yang mempunyai semangat juang tinggi, Sifa dan Dania memutuskan untuk mengisi kekosongan kelas hari ini dengan mengerjakan tugas dari Athar di CS, Cafe Strong, mengingat besok adalah deadline pengumpulan tugas dari Athar yang di kirim minggu lalu. Biasalah mahasiswa, kalau gak mepet deadline rasanya mau menyentuh tugas beratnya minta ampun.

"Lebay lo, ya udah gue tutup dulu, assalamu'alaikum." Sambungan terputus sebelum Dania membalas salam Sifa.

Untuk kejadian satu minggu yang lalu, sewaktu Sifa melihat Athar dengan anak kecil yang memanggilnya dengan sebutan Papa, Sifa belum bercerita kepada Dania.

----
"Lama bener sih, lo Sif!" Ucap Dania kepada Sifa yang baru saja duduk di kursi, berhadapan langsung dengan Dania.

"Bentar dulu ngomelnya, gue haus banget." Balas Sifa sambil merampas jus alpukat milik Dania dan meminumnya hingga tinggal sedikit.

Dania sudah tidak kaget dengan kelakuan Sifa, seharusnya Dania diberi penghargaan karena bisa bertahan berteman dengan Sifa dari masa SMP. Sifa yang mempunyai Sifat pelupanya, magerannya, ngaretnya, tomboynya, seenak jidatnya, manjanya, tapi juga bisa menjadi seorang sahabat yang berkebalikan dengan semua sifat yang Sifa miliki jika Dania sangat membutuhkannya.

"Abisin aja deh Sif, gue mau mesen lagi." Ucap Dania kepada Sifa.

"Siplah. Udah tau gak suka alpukat, kenapa sok sokan mesen?" Tanya Sifa, pasalnya Dania itu gak suka jus alpukat, tapi kini, jus yang Dania pesan adalah jus alpukat.

"Pengen nyoba aja." Jelas Dania.

Sifa hanya mengangguk tanda paham.

"Tadi malem lo udah bukak file yang gue kirim belum Dan?" Tanya Sifa setelah menghabiskan makanan yang mereka pesan.

"Udah, tapi ya gitu, gue belum paham. Susah amat si tugas Pak Athar." Omel Dania sambil membuka laptopnya.

"Matkul paling susah btw" Jelas Sifa yang sudah membuka leptop, siap memulai kemumetan hari ini.

"Jadi gimana, kita mau bagi tugas, atau kerjain sama sama?" Tanya Sifa kepada Dania.

"Bagi tugas aja Sif, gue gak yakin kalo di kerjain sama sama bisa selesai tepat waktu." Jawab Dania, pasalnya tugas yang di beri oleh Athar itu gak main main, banyaknya minta ampun, jadi pilihan bagi tugas lebih tepat dibandingkan dikerjakan sama sama, biar nanti setelah semua selesai, baru dibahas bersama.

"Oke, kalo gitu, lo bagian ini sampe sini, gue seterusnya, gimana?" Terang Sifa sambil menunjukkan leptop nya ke Dania yang menampilkan isi tugas dari Athar.

"Si--" Ucapan Dania terputus saat HandPhone dengan logo apel yang sudah digigit itu berdering.

"Hallo Bun, kenapa?" Tanya Dania kepada Jihan--bundanya lewat sambungan telepon.

"Kamu lagi dimana Dan?" Tanya Jihan.

"Lagi di Cafe biasa sama Sifa, kenapa Bun?"

"Bisa jemput Rio dulu, pak mamang lagi nganter bunda ke nenek kamu, nenek sakit, nanti habis jemput Rio, kalian langsung ke rumah nenek ya."

Surga Itu KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang