⚾: 6. Tantangan Azel.

25.1K 1.2K 515
                                    

Tandain typo 📌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tandain typo 📌.

6. Tantangan Azel.

Waktu telah tertuju pada pukul enam, lewat lima belas menit. Dan tersisa beberapa menit saja untuk gadis yang saat ini tengah mematut dirinya di hadapan cermin, agar lekas rapi dan bersiap untuk segera berangkat ke sekolah barunya.

Dengan telaten gadis itu, memberi sentuhan terakhir pada bibir ranumnya, menggunakan pelembab bibir. Mengoleskan lip balm itu ke setiap sudut dengan begitu teliti, setelahnya, ia berdiri dari dudukan kursi rias.

"Good!" katanya setelah melihat ke perfect-an nya dalam membenahi diri, sehingga ia tak akan takut ketika merasa kurang percaya diri saat telah menginjakkan kaki ke sekolah barunya- SMA Antariksa.

Gadis itu, Azealia Keynanda- namanya. Gadis yang selalu di panggil dengan sebutan Azel. Gadis yang lumayan hiperaktif, dengan segala ke randoman nya. Bahkan, tak jarang pula gadis itu akan selalu sesat. Kalo kata Kaila- sahabat gadis itu sendiri.

Setelah usai menata peralatan sekolah, dengan tiga buah buku kosong, satu pena baru, gadis itu segera bergegas keluar dari kamarnya. Tak lupa, untuk mengambil handphone-nya juga yang telah terisi penuh.

Namun, sebelum tangan lentik itu bergerak menarik handle pintu. Sebuah notifikasi muncul di layar lock screen handphone-nya, yang belum sepenuhnya mati total. Di perhatikanlah deretan pesan itu, merasa belum puas ketika ia hanya mengintip separuh lewat notifikasi saja, akhirnya Azel segera menekan pesan itu untuk melihat chat room- WhatsApp dari si pengirim 'Kak Sa'.

Kak Sa 💕
|Good morning, sunshine.
|I really miss you?'(
|Do you miss me too, hm?
|I want a hug, sunshine'(
|Hug, hug me, em?

Azel yang membaca sederetan pesan manis itu, ternyata bisa membuat bibirnya berkedut lantaran menahan senyum yang ingin merekah. Padahal, si pengirim pesan ini, telah lama tak memberi ia kabar. Bahkan, bisa dibilang mereka telah lost contact dengan waktu yang hampir cukup lama.

Tak ingin membuang waktu lagi, dengan merespon si pengirim pesan. Azel segera keluar dari chat room tersebut, tanpa harus lagi meninggalkan jejak. Biarkan saja, lagian siapa yang memulai ini semua? Pikirnya, lantas saja ia mendengkus sebal. Jangan sampai harinya jadi tak sesuai yang ia bayangkan semalaman, memulai dengan awal yang ceria. Tapi kini? Sepertinya tak akan lagi, setelah mendapati pesan tersebut yang membuat mood gadis itu benar-benar hancur.

Lantas dengan gontai nya Azel, mulai melangkah menuruni anak tangga satu-persatu. Tak lagi ada ekspresi ceria seperti di awal ia menyambut pagi yang indah dengan rutinitas barunya.

"Pagi," sapa Azel, lalu mendudukkan bokongnya ke kursi kosong tepat di samping kanan Ansel, kakaknya.

Terdengar sangat lesu, bahkan saat tersenyum, senyuman gadis itu tak seperti biasanya. Ansel pun menyadari itu, dengan berdeham pemuda tersebut mulai membuka topik setelah meletakkan roti lapisnya di atas piring. "Pah? Tadi Ansel sempat liat bebek," ucapnya, mengambil alih atensi kepala keluarga yang saat itu tengah membaca koran.

BASE OBSESS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang