⚾: 7. Azel yang bimbang.

17K 1K 630
                                    

Tandain typo 📌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tandain typo 📌.

7. Azel yang bimbang.

Sudah sejak dari seminggu yang lalu Azel pindah sekolah menjadi murid baru di SMA Antariksa, dan sejak seminggu yang lalu itulah Azel tahu tantangan apa yang diberikan kepadanya.

Cukup gila, dan tentunya bisa saja itu menyakiti hati seseorang yang akan ia jadikan sebagai target taruhan nanti. Dan berita lainnya lagi ... ternyata, lelaki itu baru saja putus dengan sang kekasih, satu hari setelah Azel menginjakkan kakinya di SMA Antariksa.

Azel tentunya kaget dengan informasi yang ia dapatkan, sampai seringkali ia berfikir. Bagaimana jika laki-laki itu tahu, bahwa ia mendekati dirinya hanya karena sebatas taruhan konyol. Karena paling banyak kalah, saat memainkan kartu Remi? Dan bagaimana jika nanti, disaat mereka telah jadian, dan tibalah Azel yang akan meminta putus. Pemuda itu jadi tak terima, dan berfikir konyol bahwa semua perempuan itu sama saja. Ah ... perlu diketahui juga, ternyata pemuda itu putus dengan sang kekasih, yang ia kejar-kejar sampai akhirnya menjalin hubungan lebih setahun itu, ternyata putus akibat diselingkuhi.

Cukup miris bukan? Azel saja yang mendengarkan informasi-informasi dari ketiga temannya jadi tambah tak tega, tapi ... Azel lebih tak tega lagi jika tak mengambil sogokan yang diberikan Fiona kepada dirinya.

Masalahnya, setelah Fiona menunjuk pemuda yang baru saja memasuki area kantin, yang dimana juga mengambil atensi gadis itu sendiri. Fiona tanpa ba-bi-bu langsung mengatakan bahwa Azel harus mendekati pemuda yang bernama lengkap Sagara Devando itu, dan kalau perlu harus menjalin hubungan. Azel tentunya menolak dengan keras, namun penolakannya tentunya tak bertahan lama, setelah Fiona mengeluarkan sesuatu dari saku seragamnya.

Photocard, ya sebuah photocard. Foto idol yang sangat dikagumi oleh gadis itu- Azel.

Menarik nafasnya dalam-dalam, Azel jadi meringis sendiri jika mengingat momen seminggu yang lalu. Dan ketika memikirkannya sekali lagi, dia benar-benar jahat karena akan mempermainkan perasaan seseorang yang bahkan tak mengenalnya sama sekali.

"Ini gara-gara lo, Zel! Coba aja lo buru-buru keluar tadi." Ditengah Azel yang memikirkan pemuda itu, gadis di sampingnya tiba-tiba saja ber-celetuk untuk kesekian kali.

"Kita nggak bakalan telat, nih!" Memutar bola matanya malas, sudah sejam yang lalu agaknya, sahabatnya ini terus saja mengoceh tentang perihal ketelatan mereka.

"Terus aja, terus aja salahin gue?"

"Entar gue salahin orang lain, gara-gara ada yang telat jemput gue!" lanjut Azel berkata dengan kesal.

Spontan saja Marsya, menampakkan gigi rapinya. Menyengir menatap Azel, yang menatapnya dengan kesal.

"Ya, tapi 'kan. Kalo semisalnya lo lebih dulu stand by di depan pintu gerbang, gue dateng lo tinggal masuk terus lanjut tancap gas ke sekolah. Ada kemungkinan 'kan, kita nggak bakalan telat?"

BASE OBSESS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang