.
.
.
.
.
.
Don't forget to like and follow @DECCIA03 !!!
.
.
.
.
.
Happy reading guys !!!
.
.
.
.
.***
Sudah genap empat hari lamanya Abelle berada di kehidupan ini, dan tiga hari lagi adalah hari ulang tahunnya yang ke-20. Semua orang sedang heboh-hebohnya untuk mempersiapkan pesta ulang tahunnya itu. Namun tidak degan gadis cantik itu, ia masih berusaha untuk menyesuaikan diri dengan keadaaan sekitarnya.
Malam ini Abelle agak merasa ketakutan, pasalnya malam ini langit terlihat gelap tanpa adanya bintang dan terasa lebih mencekam dari biasanya. Mungkin itu hanyalah perasaannya saja karena merasa terlalu kesepian.
Jujur Abelle merasa rindu dengan bisingnya suara kendaraan di Jakarta saat malam hari. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Jadi, apa yang bisa ia lakukan ?
Ditengah-tengah lamunannya Abelle dikejutkan dengan seseorang yang membuka pintunya secara tiba-tiba. Membuatnya terlonjak dan hampir mengeluarkan kata-kata kasarnya.
"Anj- apa yang butuhkan sampai jauh jauh kemari Yang Mulia" Tanya gadis cantik itu sarkas.
Jika kalian bertanya kenapa Abelle bisa sesarkas itu ? Maka jawabanya adalah karena ia sengaja. Iya sengaja. Ia berencana membuat Jaevan muak dengannya agar mau menceraikannya.
"Salahkah jika aku mengunjungi istriku sendiri ?"
"Cih buaya" Abelle merotasikan bola matanya malas.
"Sebaiknya kalau anda hanya ingin basa basi tak perlu sampai seperti ini tuan"
Pria itu mendekat, mendudukkan dirinya di sofa kamar itu dan memandang Abelle dengan remeh.
"Kau berani mengusirku nona ?" Pria itu menunjukkan smirknya.
Abelle yang geram lantas berjalan ke arah Jaevan dan berdiri dihadapannya sambil bersedekap.
"Iya, kenapa ? Kau tak terima hah ?"
Jaevan juga memberdirikan dirinya, membuat Abelle tersentak dan memundurkan dirinya. Pria itu menatap gadis yang di depannya dengan tatapan tajamnya.
"Tentu saja aku tak terima nona" Tekan pria itu.
"Bajingan gila lo"
"Cih sudahlah percuma berbicara dengan anda" Abelle hendak menjauh dari Jaevan. Sampai, tangannya di tarik oleh pria itu hingga kepalanya membentur dada bidang Jaevan.
"A-apa yang kau lakukan ?" Gadis itu tergugup sampai lupa untuk menggunakan bahasa formalnya.
"Ibu sudah tau kalau kita tidur dikamar terpisah, jadi malam mulai malam ini ia meminta agar kita tidur bersama" Bisik Jaevan tepat di telinga Abelle yang membuat sang empu merasa merinding.
"Benarkah ?" Tanya Abelle memastikan. Jaevan mengangguk sebagai balasan.
"Engh benar-benar harus sekarang ya ?" Tanya Abelle takut-takut.
Lagi-lagi Jaevan hanya mengangguk. "Aku akan menyuruh pelayan mengemasi barang mu besok. Sementara ini ikut saja dengan ku"
"Baiklah"
Akhirnya mereka berdua berjalan bersama ke kamar utama kerajaan yang biasa digunakan oleh Jaevan untuk beristirahat.
Selama perjalan Abelle hanya menunjukkan kepala, mengekori Jaevan, dan sesekali melirik ke arah pelayan yang senyum-senyum sendiri melihat mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Abelle : I'm Not The Villain
Historical FictionApa yang kalian rasakan ketika kalian harus bertransmigrasi ke dalam jiwa seorang lady yang dibunuh oleh suaminya sendiri ? Terkejut ? Panik ? JELAS !!! Inilah yang saat ini tengah dirasakan Abelle !! Gadis cantik berusia 18 tahun itu harus meras...