Sedang malas untuk berbasa-basi
Jadi yok langsung cuss
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.Pagi ini Abelle terbangun dengan badan yang terasa sakit semua terutama pada bagian tertentu. Gadis itu kembali mengingat sepenggal memori semalam yang membuatnya bergidik ngeri untuk sekian kalinya. Tidak-tidak, ia tak akan mengulanginya lagi. Mungkin ?
Ditengah-tengah pemikirannya yang melayang jauh suara Jaevan dari kamar mandi yang tiba-tiba terdengar membuatnya terkejut setengah mati. Pria itu mendekat kearahnya dengan badan yang nampak segar dan bugar. Oh jangan lupakan juga rambutnya yang masih agak basah.
"Bagaimana bisa ia terlihat segar ? Sedangkan aku ? Tersiksa seperti ini"
"Kau sudah bangun ?" Tanya Jaevan perhatian.
"Hmmm seperti yang kau lihat"
"Segara bebersihlah agar tubuhmu terasa lebih segar, aku akan menyuruh para pelayan untuk membersihkan kamar dan membawa sarapanmu kemari"
"Kau sudah sarapan ?" Tanya Abelle ragu-ragu.
"Aku akan kembali lagi nanti. Jangan khawatir" Ucap pria itu sambil mengelus pucuk kepala Abelle dengan diakhiri kekehan ringan diakhir kalimatnya.
Abelle mengerucutkan bibirnya sebal. Menggerutu. "Siapa juga yang khawatir, pede banget"
Jaevan yang masih dapat mendengarnya hanya terkekeh pelan dan mengacak rambut sang gadis pelan.
"Aku pergi dulu" Pamitnya di duduk dengan kecupan ringan di dahi Abelle. Jaevan melangkah menjauh, meninggalkan Abelle sendiri dengan perasaan yang campur aduk.
"Huh menyebalkan !"
***
Saat ini Abelle sedang menikmati sarapannya yang telah dibawakan oleh Lana dan para pelayan yang membantunya sambil bersantai dikasur untuk memulihkan tenaganya.
Tak lama kemudian terdengarlah suara pintu yang diketuk, disusul dengan suara Jaevan yang meminta izin untuk masuk. Abelle berdehem singkat membuat para pelayan segera membukakan pintu untuk sang tuan.
"Salam hormat saya pada Yang Mulia" Ucap para pelayan serentak tak terkecuali Lana, memberi salam pada sang raja yang agung. Jaevan mengangguk singkat sebagai balasan.
"Kalian boleh pergi" Para pelayan itu mengangguk dan segera meninggalkan ruangan.
Jaevan berjalan mendekat dan mendudukkan dirinya dipinggiran kasur daisamping Abelle.
"Kau sudah lebih baik ?" Tanya pria itu sambil mengusap surai lembut Abelle yang masih sibuk melahap makanannya.
"Ummm" Gadis itu hanya berdehem ringan dengan keadaan mulut yang penuh dan pipi sedikit menggembung.
"Lucu sekali"
"Habiskan segera makananmu, setelah itu bersiaplah untuk menyambut raja dari kerajaan utara"
Abelle sontak menoleh kearah Jaevan dengan tatapan melasnya.
"Harus hari ini ya ?" Jaevan mengangguk.
"Tidak bisa kau saja ?" Pria itu menggeleng membuat moodnya jadi bete. Jaevan yang sadar akan hal itu terkekeh pelan.
"Tenanglah hanya sebentar, setelah itu kau bisa istirahat kembali"
![](https://img.wattpad.com/cover/358777232-288-k285216.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Abelle : I'm Not The Villain
أدب تاريخيApa yang kalian rasakan ketika kalian harus bertransmigrasi ke dalam jiwa seorang lady yang dibunuh oleh suaminya sendiri ? Terkejut ? Panik ? JELAS !!! Inilah yang saat ini tengah dirasakan Abelle !! Gadis cantik berusia 18 tahun itu harus meras...