Chapter 16 - Satu per satu

9 3 0
                                    




Suatu hari disebuah ruangan.

"tolong panggilin anak baru yang kita rekrut!"
"oke siap bos"

Tok.. Tok.. Tok..

"silhkan masuk"
"terimakasih.."
"lu pasti udah kenal gua kan?"
"iya bos, gua kenal sama lu, nama lu .."
"etss jangan disebut, biar jadi rahasia aja"
"oke siap bos"
"siapa nama lu? gua lupa"
"Rendi bos"

"Tan udah dong jangan diem aja" ucap Callie kepada Sultan

Mereka berdua sedang berada di atas rooftope sekolah.

Sultan tidak menjawab omongan Callie sama sekali, ia justru malah menyandarkan kepalanya ke paha Callie.

"gua numpang tidur ya Cal" ucap Sultan
"i-iya Tan" ucap Callie yang gugup

Sementara itu dibawah pohon belakang sekolah.

"omongan Sultan kemarin jangan diambil hati ya Dit, mungkin dia lagi stres ajaa karna abis kehilangan sahabatnya" ucap Marsha
"iya Sha.. terimakasih ya Cahayaku yang selalu ada buat aku" ucap Adit lalu memeluk Marsha
"iya sayangku" balas Marsha

Pemandangan itu dilihat oleh Rafi dan Indah.

"mulutnya si Sultan bener bener rusak anjing" ucap Rafi
"heh mulutnya, jangan kasar kasar" omel Indah
"iya iya maaf aku emosi aja" ucap Rafi
"iya gapapa yang penting jangan diulangin lagi ya"
ucap Indah
"iya Ndah.." balas Rafi

Malampun tiba, Adit sedang dirumah bersama Rizen yang sedang menonton tv.

"Dit.. tolong dong kasihin makanan nih ke rumah Rafi, makanan kita masih ada sisa sayang sayang kalo dibuang" ucap ibu Adit sambil mengasih sepiring makanan
"mana sini bu biar aku anter" ucap Adit langsung mengambil makanan itu lalu pergi ke kerumah Rafi

Tok.. tok.. tok..

"Assalamualaikum Rafi.."
panggil Adit

Sudah berkali kali ia memanggil Rafi namun tidak ada jawaban dari dalam, saat mengetok lagi dengan tempo yang lebih keras, tiba tiba pintu itu kebuka, ternyata pintu Rafi tidak terkunci.

Tanpa pikir panjang akhirnya Aditpun masuk, rumah Rafi sangat gelap, ia lalu mencari saklar untuk menyalakan lampu rumah Rafi, saat lampu menyala.

Pranggg..

Suara piring terjatuh, Adit sangat terkejut dengan pemandangan yang ada didepan matanya, dia melihat Rafi yang sudah tidak bernyawa dan dengan posisi badan yang berlumuran darah.

Adit benar benar terkejut tanpa suara, bibir dan tangannya bergetar, matanya mengeluarkan air mata, Adit benar benar seperti tersambar petir.

"a-apa a-paan i-ini?" ucap Adit pada diri sendiri yang masih shock
"BANGSATTTTTTTTTT" teriak Adit histeris



Bersambung.

.
.
.
.
GIMANA SERU GA GUYS??? KALO SERU KETIK 1 NANTI KITA LANJUT
.
.
SELAMAT MEMBACA DAN TERIMAKASIH YANG SUDAH MEMBACA.
.
.
TBC

Cahayaku: RED LIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang