pulang

1K 88 6
                                    

"Jadi, Veitch telah menjalani sepuluh kehidupan?" Tanya Halton tak percaya.

Jayde mengangguk "ya, meski aku hanya mendengarkan tujuh kisah kehidupannya, tapi dia berkata itu sepuluh"

Halton memijat pelipisnya, ia sedang mencerna apa yang baru saja ia dengar barusan. Maksudnya, ini dunia nyata. Orang gila mana yang percaya hal seperti itu?!

Tapi melihat dari ekspresi dan tindakan gelisah Jayde, Halton mau tak mau percaya akan hal itu. Lihat wajah ketakutan Jayde sekarang, siapa yang tidak mau percaya padanya?

Halton menghela nafas sebelum kembali berbicara dengan Jayde "kau sendiri punya PTSD, bajingan"

Tubuh Jayde tersentak, ia mengusap wajahnya sebelum terkekeh dengan kaku "aku melihat seseorang bunuh diri di depanku, aku melihatnya kecelakaan, aku melihat bagaimana darah merembes dari pakaian di area perutnya, kau pikir aku tidak ketakutan?"

Halton dengan gugup mengusap lehernya. Yah, dia pernah bertemu pasien yang mirip-mirip dengan Jayde sebelumnya. Tapi tetap saja, dia belum pernah menghadapi kasus seperti ini.

Kau akan langsung dicap gangguan jiwa jika kau tiba-tiba berkata 'aku sebenarnya terlahir kembali' pada psikolog.

Halton adalah sepupu Jayde dan telah tumbuh bersama selama bertahun-tahun. Jadi, Halton tentu sangat mengetahui bagaimana sifat Jayde, ceria tapi sangat ambisius.

Ketika SMA mereka berpisah karena orang tua Halton bercerai. Hak asuh Halton jatuh ke tangan tang sang Daddy jadi ia mau tak mau mengikuti sang Daddy meninggalkan keluarga papanya yaitu Douglas. Halton memang mendengar kabar bahwa Jayde menemukan kekasih kecil di sekolahnya. Namun, ia dengar mereka putus dengan damai.

Jadi, Halton menebak, mungkin Jayde sudah bosan dengan mainan itu. Siapa sangka bahwa Jayde akan menikah dengan kekasih kecilnya di SMA?

Halton menghela nafas, lalu ia mengambil kembali kertas yang ada di hadapan Jayde dan mengeluarkan pulpennya dari kantongnya.

"Kalau begitu mari kita ubah diagnosanya" Halton memutar-mutar kursi kantornya sembari menatap ke kertas itu. Ia kemudian mencoret dan menulis sesuatu di sana.

"depresi Postpartum, dan depresi atipikal" ucap Halton dengan lantang.

Mendengar nama-nama asing itu Jayde mengerutkan keningnya "Apa itu?"

"Depresi Postpartum, biasanya di alami seseorang yang sudah pernah melahirkan, ini seperti baby blues hanya saja lebih parah dan lebih lama"

Halton menjelaskan dengan suara tenang, ia hendak mengambil buku besar yang tadi ia lemparkan dan membolak-balikkan halamannya.

"Ada satu sesi dimana pembicaraan kami sampai di bagian anak-anak"

Halton kembali mengingat kejadian sebelumnya, di ruang konseling setelah ia memperkenalkan ulang dirinya pada Veitch dan menjelaskan secara perlahan menyapa dia bisa berada di ruangan itu bersamanya.

"Apa anda berencana memiliki anak belakangan ini? Bisanya, anak adalah pertanda baik" Halton berkata dengan senyum cerah dan suara ramah, membuat si pendengar merasa nyaman.

Veitch terdiam cukup lama, tatapannya menjadi tidak fokus dan terlihat linglung. Tapi, kemudian ia berkata tanpa menjawab pertanyaan dari Halton "... Aku pernah melahirkan dua..."

Saat itu Veitch kembali jatuh dalam lamunannya, dan ketika dia sadar, Veitch telah melupakan Halton kembali.

"Kupikir aku salah dengar, tapi setelah mendengar cerita darimu kurasa itu bisa jadi. Kau juga bilang, disaat terakhirnya dia ingin melupakan semua hal, kan? Bisa jadi ini adalah kehidupan kesebelasnya dan ingatannya mulai rusak"

The Ten Failed Lives Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang