Bab 6 ; ☆ Ada Apa Dengan Jissa?

178 20 0
                                    

Usai pertemuan mereka di kedai itu, semua berjalan seperti semula, Asha yang sibuk dengan tugas tugas nya, Bintang pun sama, mereka akan ada ujian nasional bulan depan, semua orang sibuk untuk menaiki nilai dan pangkat mereka dalam kelasnya masing masing.

Semenjak pertemuan itu juga, keduanya semakin dekat untuk interaksi, err.. mungkin, sedikit dekat, seperti, saling berkontakan di immes, reply reply status, atau berkontakan di aplikasi lain, mereka juga sering main game bersama, tentu sebagai user Asha dan Bintang, bukan Asha dan San.

Ada kalanya juga mereka berkumpul di kantin, entah untuk membahas hal hal konyol, kejadian hari ini, update tentang game, ataupun hal hal lain yang membuat mereka tertawa.

                                           ......  ☆  .....

Embun pagi hari ini menghantarkan cahaya penuh kegembiraan untuk Si Manis, hari ini, Minggu. Yang artinya, ia bisa menikmati waktu bersantai nya dengan segelas cangkir teh hangat bersama biskuit yang akan di celupkan kedalamnya.

Pukul 06.00 pagi tadi, ia memutuskan untuk lari pagi, siap dengan handuk untuk keringat, botol minum, handphone, dan juga tentu saja uang.

Asha melihat lihat di taman tempat ia istirahat sekarang sangat banyak keluarga, pasangan, seseorang, dan binatang, yang bermain di sana, sungguh, ia tak bohong. Banyak sekali orang di tempat ini, ahh, tau gitu ia akan mengajak temannya juga kesini.

Terhitung sudah 40 menit ia berlari, kakinya terasa kebas, ia berjalan lalu memutuskan untuk mencari warung terdekat, membeli ice cream disana, untuk sekedar menghilangkan pahit di mulutnya.

Masuk kedalam warung, ia bisa melihat dengan jelas orang yang gerak geriknya sangat ia kenal, tapi ia tak tahu itu siapa, menurutnya, ia pernah bertemu dengan orang itu, ia mencoba mendekat, mencium aroma orang itu.

Jackpot! ia tahu sekarang siapa orang itu, maka dari itu, ia memanggil namanya "Bintang? beli apa disini?", Betul sekali. Orang itu adalah Bintang, yang di panggil pun menoleh ke arah nya.

"Lho Asha? ketemu disini kita hehehe, ooh, gue beli air, lo sendiri? abis lari ya?". Sambungnya sembari menerima air yang di kasih oleh penjual.

"Iyaa betull Bin!, gue abis lari, mau beli ice cream, haus aja sih hehehe". Balasnya dengan mata berbentuk seperti lengkungan, atau bisa di sebut eye smile.
"Ooh begitu, mau istirahat bareng Sha? di sana, deket taman, kebetulan juga gue abis lari Sha, yuk!".

"Boleh! ayoo kesana". Ujar Asha dengan gembira.

Setelah balasan itupun mereka segera pergi untuk menuju ke taman yang ingin di tempati, duduk di antara sebuah pohon besar, yang menghalangi mereka dari panas nya terik matahari pagi sembari mengobrol ngobrol tentang acara sekolah.

Tidak ada yang menarik, Mereka berpisah dikarenakan Bintang yang akan pergi, terlihat seperti buru buru, sehabis menerima telepon, ia pamit dan langsung lari.

Banyak pertanyaan di benak Asha kali ini, 'siapa orang yang menelepon dia?' 'kenapa dia sangat terburu buru?' 'apa ada suatu hal terjadi padanya?' Entahlah. Kita akhiri saja perpisahan mereka ini, mari melihat bagaimana keadaan Bintang.

Setelah ada telepon masuk dari Marka, ia bergegas lari dan pamit meninggalkan Si Manis yang berdiam diri dengan segala pertanyaan yang menjuntai di pikirannya.

Hal pertama yang ia dapat adalah kondisi Jissa dengan muka babak belur, mengapa? mari kita flashback kejadian ini.

Drtt drtt, bunyi handphone Bintang berdering, menampilkan kontak bernama 'Bang Marka' disana, ia angkat dan ia bawa menjauh dari jangkauan Si Manis.

"Halo? iya kenapa Bang?".

"Halo Bin, lo dimana? tolong cepet ke Rumah Sakit Pratama deket hotel OceanSky sekarang juga, Jissa di pukulin sama anak ilkom, gua gatau masalahnya apa, yang penting sekarang cepetan lo kesini Bin, kita semua ada disini, sumpah Bin mukanya bonyok banget, urgent Bin". 

Ujar Marka dengan tubuh yang bergetar, ia tak main main, darah pada wajah tampan Jissa sangat banyak, hampir seluruh mukanya bonyok. Setelah mematikan telepon itu, ia lari, menaiki Taksi yang terparkir disana, dan menuju ke lokasi yang sudah di beri tahu oleh Marka.

Ia sampai disana, mencoba mencari kamar dimana sang bungsu di rawat, ia yakin, muka si bungsu sudah tak setampan kemarin malam saat mereka bermain kartu.

FLASHBACK OFF.

Melihat muka Jissa seperti itu membuat nya sedikit meringis akibat darah yang mengucur di dahi si bungsu, ia harus tahu kejelasan dari si bungsu setelah ia sadar, bagaimanapun ia akan memukul orang yang sudah membikin adik kesayangannya terluka seperti ini.

Ngomong ngomong, di depan pintu kamar penanganan, sangat ramai orang, ada Bintang, Marka, Jemian, Januar, Karin, juga Cello, ia saksi kejadian itu, semuanya sangat tegang menunggu ucapan yang keluar dari mulut sang dokter.

"Luka nya sangat dalam, banyak yang terkena debu sehingga menjadi infeksi, untung segera di larikan ke Rumah Sakit, jika tidak, ia harus melaksanakan operasi, namun itu tak terjadi, semangat kalian semua, saya permisi dulu. Jika ada apa apa tekan tombol di sini saja dan untuk yang ingin masuk ke ruangan, hanya di perbolehkan maksimal tiga orang, Terimakasih".

Usai mendengar perkataan sang dokter yang baru saja memeriksa keadaan Jissa, mereka berkumpul di depan sana, membahas apa yang sebenarnya terjadi pada adik bungsu nya, mengapa mereka memukuli Jissa, dan, punya masalah apa mereka dengan Jissa.

ㅤ. . ㅤ𑇛  ֹ ﹙✩﹚ ׅ  𝆬  ☆ ⤿ ׁ ֶָ֪  𓆩♡𓆪 𝅄 ⋆

AUTHOR'S NOTE; Hwhwhwh maaf ya telat 3 hari up nya, seriusan aku sibuk banget dan maaf kalau chap kali ini pendek banget T_T, sebagai balasan nya aku akan double up hari ini & Jangan lupa vote & coment kalian ya! Terimakasih semua, sampai jumpa di chapther 7! ♡.

。゚゚・。・゚゚。
゚。 fully love ; E'blu ☆. 💭

PARTNER MAIN GAME - HYUCKREN [FIN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang