Bab 14 ; ☆ Kue Strawberry

128 13 0
                                    

- time skip.

Sudah dua hari semenjak kejadian di atap waktu itu, dan sudah dua hari juga percobaan Bintang menaklukkan hati Si Manisnya, mereka lebih sering chat-an, lebih sering jalan, bahkan Bintang sering main ke rumah Asha.

Seperti saat ini, pagi-pagi sekali Bintang sudah memarkirkan mobil barunya itu didepan rumah milik pujaan hatinya, iya mobil baru. Ia baru dibelikan mobil oleh Ayahnya, katanya sebagai ucapan selamat, sebab anaknya sudah meraih nilai besar.

Sebenarnya ini biasa untuk Bintang, dimana jika ia dapat nilai besar, pasti selalu ada penghargaan, dan jika nilai kecil, Ayah Bundanya akan mendiamkannya berhari-hari, atau ia akan diberikan sedikit pelajaran, pukulan atau "jangan ngaku jadi anak Sanjaya, kalau nilai kamu cuman segitu, Arum.", Bintang itu di rumah lebih sering dipanggil Arum, intinya beda nama beda situasi.

Setelah selesai memarkirkan mobilnya, ia bertemu dengan Ayahnya, asik minum secangkir kopi hitam sembari melihat burung-burung di terasnya. Bintang yang melihat itupun segera menghampiri calon mertuanya.

"Selamat pagi, Ayah!!, wih koleksi burungnya nambah lagi tuh kayaknya, kemarin ada tiga sekarang lima, Ayahh mana pacar aku? mau otw menuntut ilmu biar abis lulus nikahin anak Ayah."  Ucapnya lalu cengar-cengir menatap Ayah yang ia sebut calon mertuanya ini.

"Emang lima dari kemarin, duanya saya taruh taman belakang,, takut kamu makan, pacar pacar, saya belom izinin kalian pacaran apalagi nikah, jangan halu ketinggian boss nanti jatoh nangis." Ledeknya, yang diledek hanya memutarkan matanya malas.

"Ayah gaboleh gitu, Bintang janji nanti kalau udah lulus, Bintang otw nikahin anak Ayah." Dan hanya dibalas anggukan saja dari Ayahnya si rubah.

"Ca ini ada orang gila nungguin kamu, buruan sana Ayah males ketemu orang gila kayak dia."  Teriak Ayahnya Asha kedalam rumah.

"Ih Ayah jahat jangan ngatain aku orang gila, kan aku calon mantu Ayah." Ujarnya. Lalu ia menyombongkan diri dengan mengusak rambutnya kebelakang, Ayah yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya heran, 'dimana lagi anak gua dapet pacar model begini', Batinnya.

"Hi Rum, sorry ya nunggu lama, nyari changer tadi." Asha berkata seperti itu, itu kebohongan alami, ia hanya ingin melihat interaksi Ayahnya dengan Bintang, yang katanya ingin menikahinya, padahal, pacaran saja belum.

"Ahh iyaa Ca gapapa, mau jalan sekarang?."

"Heem langsung jalan aja, Ayah aku jalan yaa, dadah Ayahh." Ucapnya sembari mengangkat tinggi-tinggi tangannya dan hanya dibalas anggukan singkat dari Ayahnya.

Asha pun masuk kedalam mobil, sebelum ia membuka pintu, ada tangan Bintang yang duluan membukakan untuknya, ia balas dengan senyuman, juga berucap terimakasih, lalu sosok itu sekarang ada disebelahnya, sibuk mengotak-atik air conditioner dimobil itu.

"Beneran ngga mau kemana-mana lagi? langsung ke kampus aja, Ca?." Tanya Bintang selepas membenarkan ac.

"Ngga, Rum. Langsung ke kampus aja." Bintang yang mendengar itupun hanya membalas dengan anggukan, dan mereka akan jalan ke arah kampus.

Tapi siapa sangka, sosok yang mengemudikan mobil tersebut malah berhenti dipinggir jalan raya, lalu keluar tanpa bilang apa-apa, Asha yang melihat itu hanya bisa memandang, menunggu penjelasan darinya.

Bintang masuk lagi ke mobil itu, tidak dengan tangan kosong, ia ternyata membeli sebuah cake strawberry berukuran sedang, sebenarnya ia sudah memesan dari sebelum ia menjemput Asha, untuk diberikan tentunya.

"Kue siapa, Rum? temen lo nitip atau gimana?." Herannya, keningnya mengerut menanyakan hal itu.

"Buat lo, Ca, dimakan ya? gue tau lo belum makan apapun, nanti jam istirahat makan ya? atau mau gue jemput kita makan di kantin, hm?."

"Ih, ngapain dah beliin gue gitu, iyaa ini dimakan, tau dari mana? terus, ngga perlu dijemput, Rum. Gue paling makan di kelas, nanti ke kantinnya nitip yang lain, lagi males juga." Jawabnya.

"Okay Ca, lanjut jalan lagi ya." Saat ia selesai bicara seperti itu, ada sendok berisikan sepotong kue mengarah ke mulutnya, ia menoleh, ia mengerutkan keningnya, seolah-olah bicara.

"Apa liat-liat!, liatin jalan gak, gue nyuapin lo, lo harus makan juga, anw thanks ya Rum kuenya, enak banget!."  Bintang yang menerima suapan itupun hanya bisa mengangguk sebagai balasan, mulutnya penuh dengan kue itu.

.
.
.
.

Kedua anak adam itu telah sampai dilokasi, sekitar tiga puluh menit jarak yang mereka tempuh, cukup jauh namun tidak terlalu jauh.

Bintang memarkirkan mobilnya, membawa rubah kecil itu untuk turun, soal kue tadi, sudah habis dimakan selama perjalanan, oleh keduanya tentunya. Asha mengekori Bintang sampai depan fakultasnya, memberikan salam perpisahan.

"Sekali lagi, thank you. Bintang. Udah mau anterin gue bahkan mau beliin gue kue, nanti kalau mau ketemuan di kantin chat gue aja ya!." Ucapan itu keluar, beribu-ribu rasa hangat muncul didalam hatinya, jika sedang tatap-tatapan seperti ini, ia sangat lemah, ia tak bisa menatap manik cokelat pekat indah milik Bintang.

"Okay Sha!, nanti gue chat ya." Namun, baru saja Asha ingin membalas, cowok dengan manik cokelat itu lebih dulu membisikan sesuatu yang membikin ia tersenyum hangat. debaran dijantungnya terasa sangat jelas, memang kalau soal gombal, ia jagonya. Setelah mengatakan hal manis itu, ia pergi gitu saja, memberikan senyuman sebelum bertemu lagi nanti.

"Jangan cantik-cantik, dilihat banyak orang, gue gasuka. Cantik punya lo, cuman gue yang boleh lihat."

.
.

Saat sampai kelas, ia masih tersenyum seperti orang bodoh, benar-benar tersenyum sepanjang masuk kelas, Winaka, Cello dan Jemian yang melihat itu hanya bisa mengerutkan kening, menunggu Asha duduk dikursinya, setelah duduk, pastinya ia langsung ditatap oleh ketiga temannya, seakan menyuruh untuk menjelaskan.

"Jangan kayak orang gila senyum-senyum." Winaka memulai pembicaraan duluan, yang mana langsung ditanggapi oleh Cello.

"Tebakan gue, pasti ada hal yang bikin dia jadi kayak orang gila gini, menurut lo apa, Jem?." Sekarang mereka membuka sesi tanya jawab, yang dijadikan bahan omongan hanya menunjukan gigi kelincinya.

"Males mikir biarin aja dia kayak orang gila, kenapa kita ga tanya langsung dah? tolol amat." Sumpah serapah ia ucapkan dalam hati, temannya itu, memang bodoh semua.

"Lah iya, jadi, kenapa lo senyum-senyum kayak begitu?." Tanya Cello, ia menggetarkan bahunya ke atas, merasa jijik dengan percintaan temannya ini.

"Jem, Cel, Ka." Panggilnya, yang dipanggil hanya mengangkat alis sebelah, sumpah! mereka seperti sedang berbicara dengan orang yang sedang mabuk, persis sekali, mereka jadi merinding. Jangan-jangan temannya ini mabuk sebelum masuk ke kelas.

"Menurut kalian ya, gue cantik atau cantik banget atau cantik pake banget banget banget?."

"EMANG UDAH GILA ANJING GAK USAH DITEMENIN UDAH."

"YEU DASAR, BUBAR BUBAR BUCIN GASERU."

        ..   . ㅤ𑇛  ֹ ﹙✩﹚ ׅ  𝆬  ☆ ⤿ ׁ ֶָ֪  𓆩♡𓆪 𝅄 ⋆

AUTHOR'S NOTE; Halo lagi!. Masih edisi BinSha pdkt-an yaa, aku pengen update soalnya lagi ada banyak ide, kalau ngga dipakai, nanti hilang terus males update T__T,  anyways, kalau mau kasih saran boleh dikomentar atau dm ya!, jangan lupa votenya temen-temen, terimakasih  dan see u dinext chapter ♡.

。゚゚・。・゚゚。
゚。 fully love ; E'blu ☆. 💭

PARTNER MAIN GAME - HYUCKREN [FIN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang