Bab 11 ; ☆ Acara Kampus

145 18 1
                                    

Pagi ini tentu semua siswa ataupun siswi bergegas untuk berangkat ke sekolah mereka, tempat mereka menembah ilmu dan memberikan banyak kenangan. Sama halnya dengan Bintang, anak itu sedang sibuk berkutik dengan ponsel miliknya di atas ranjang tempat tidur.

Untuk apa sepagi ini sibuk membuka ponsel konyolnya itu?.

Tentu untuk memberitahu seluruh siswa anggota kampus Neo Dreams untuk bersiap siap acara kampus seminggu lagi, ia sibuk mencatat nama, memberitahu lewat base sekolah, membalas pesan orang, memgurus divisi kelompoknya, dan yang terakhir, tentu mengabari Si Manis.

Event di kampus Neo Dreams di adakan karena kampus itu memasuki rating dengan kampus terelite dan terrapih, maka dari itu pihak kampus menyetujui untuk membuat event besar, biasanya event ini di adakam setiap setahun sekali, event kelulusan mahasiswa ataupun masuknya maba.

Eventnya adalah tentang kebersihan lingkungan, yang dihadirkan oleh para anggota osis dan anak seni, fakultas seni, mereka ikut berperan dalam acara ini untuk mengisi kegiatan yang diselenggarakan pada hari sabtu.

Event ini pun ada hadiahnya, bahwa, siapapun yang berhasil mencetak 5 bintang dalam seminggu, ia berhak mendapatkan penghargaan, mereka ditugaskan untuk membantu membersihkan, mengurus beberapa proposal, membuat alur cerita, dan sebagainya, setiap tugas benar, point mereka adalah 0.1 bintang, yang artinya, jika ingin mendapatkan 1 bintang, kalian harus membuat 2 tugas yang sudah dikerahkan.

.
.
.
.

Rumah Asha pagi ini begitu berisik, sebab ia yang pusing  akibat melupakan draft tugas yang sudah ia simpan, hilang entah kemana, alhasil semalam ia kebut kerja, belum lagi pagi ini ia sibuk mencari printer yang buka pagi-pagi buta.

Kenapa pagi-pagi buta? bayangkan saja, setelah kalian selesai mengerjakan tugas dari jam 9 malam sampai jam 12 malam, kalian tidur dan jam 4 subuh kalian bangun, bagaimana?.

Persis seperti Asha pagi ini ia kelliling-keliling mencari, sekitar setengah jam mencari fotocopy yang buka pukul 4 subuh. Dan saat ini ia menyerah, tak sanggup mencari lagi karena ini pun sudah pukul 5 pagi, ia harus bergegas sebelum kelas dimulai.

"Sumpah jalan terakhir gue fotocopy depan kampus, kalau misalnya belum buka, mampus gue." Katanya dalam hati sembari mengemudikan motornya.

.
.
.
.

"Aku jalan dulu." Ucap Bintang kepada sosok perempuan di depan pintu yang sedang tersenyum, Bundanya itu sangat cantik, tapi sayang, suka sekali menuntut nilai Bintang, lama-lama ia muak.

"Pulang harus bikin Bunda bangga, ya Kak?." Ucap sang Bunda dari kejauhan.

'Bangga? bangga katanya, selama ini gua bawa nilai bawa prestasi pun masih dianggap sepele, kalau bukan "tingkatin" atau "kamu tuh belajar ga sih? masa soal begini gampang nilai 90?" apa itu semua ga bikin bangga?, ya?.' Batinnya selama perjalanan.

Setelahnya ia sampai di parkiran tempat fakultasnya, wow! ia menemukan bidadari kecil sedang kebingungan, Si Manisnya sedang kebingungan, lucu sekali, celingak-celinguk seperti anak kecil mencari Mamahnya.

Lantas tanpa pemikiran apapun, pemuda berjaket leather dengan celana jeans itupun menghampiri bidadari itu, dan begini katanya. "Lho Sha?, ngapain di sini celingak celinguk aja, cari seseorang kah?." Ucapnya setelah selesai memarkirkan motornya dan berjalan ke arah pemuda Aries itu.

"Lho eh, Bintangg! kok bisa pas ketemu gini yaa, engga ini gue lagi mikir dimana fotocopy yang buka pagi pagi begini, mau ngeprint  tugas gue semalem lupa print." Ujarnya, padahal kan tugasnya baru ia kerjakan.

"Ooh gitu, gue tau fotocopy yang buka, ada deket kampus di gangnya, ga jauh jauh amat kok, ada cafe juga di sana, yuk gue anterin? sekalian makan dulu." Memang ya, benar kata orang-orang, semua Gemini sama saja.

"Woah, bagus tuh tawarannya, boleh deh, yuk! kebetulan gue laper hehe." Setelahnya, ia tersenyum, menunjukan gingsul manisnya, gemas sekali kan?.

Sebenarnya perjalanan mereka biasa saja, menaiki mobilnya, berjalan ke arah fotocopyan lalu cafe dan makan, tidak ada perbincangan serius juga, hanya sekedar basa basi, mungkin karena perut mereka yang keroncongan.

"Bintang, thank you ya udah mau anterin gue sampe ajak makan hehe, makasih juga udah ditraktir padahal mah engga usah, kapan kapan kita jalan lagi ya! nanti gue yang traktir lo!! okeee?." Mata Rubah itu berkedip cepat sekali, dan wow Asha mengeluarkan boba eye's nya, benar benar beruntung Bintang pagi ini.

"Elah gapapa Sha thanks juga udah mau nemenin gue makan soalnya di rumah belum sempet makan, iya siap kabarin aja nanti ya Ca."

"Okay siap, and wow, who's Ca?."

"That's a nickname, boleh kan?."

"Boleh kok, Rum."

"Who's Rum, Ca?."

"Bintang Narum Sanjaya, that's you, Rum. anyways, gue duluan ya, see u, Rum!." Selepas berucap begitu, ia pergi saja meninggalkan Bintang dengann raut wajah panik dan pipi seperti tomat, alias merah merona.

.
.
.
.

"Lo lama banget sih Bin, cepetan kesiniin berkas yang gue kasih kemarin, kaga lo tinggalin kan?." Ujar wanita cantik dengan styel kampus cantiknya itu, kita panggil saja, Arumi. Siswa jurusan ekonomi itu adalah teman Bintang, Arumi ini mantan ketua broadcast, bingung ya kenapa bisa dibroadcast? Arumi mendaftarkan diri keclub di sana dan keluar.

"Enak aja!, gue bawa kok, nih yang lo suruh rapihin kemarin juga udah gue rapihin, udah gue print ulang, punya Joseph kemarin ada sama si Melvin, ini gue ambil dari lo doang ye." Ucapnya panjang lebar dan dapat dipahami oleh Arumi.

"Bagus, ini gue ambil sekarang lo urus bagian perkabelan buat di panggung nanti, kalau udah selesai ngecheck, lo ke ruang divisi buat ambil materai kasih ke Melvin di ruang seni ya." Ucapan panjang itu hanya diberi anggukan oleh yang mendengarkan, buru buru ia melaksanakan tugasnya karena setelahnya ia harus segera ke kelasnya.

Selesai dengan tugasnya, ia segera ke kelas, karena jam menunjukan sudah hampir 5 menit lagi dosennya itu masuk, ia harus berlari menaiki tangga untuk ke kelasnya.

Sedangkan Asha, setelah sampai di kelasnya, ia duduk dan menunggu teman-temannya datang, ia heran, sudah jam segini kenapa Jemy dan Winka belum sampai juga?, padahal biasanya mereka duluan yang sampai ke sini, ia hanya melihat Cello di sini.

"Oit, dua curut itu belom sampe tumben? bolos kah mereka?." Ucapnya pada Cello yang sedang bermain ponsel
oh lebih tepatnya game.

"Kaga tau kalo si Jemy dah gua, si Winka masuk emang lelet kan dia anjir, kayaknya Jemy tipsen deh."

"Kenapa tipsen dah? kaga ada ngomong sama gue tuh dia izin sakit atau apa, lo tau?."  Dan hanya dibalas gelengan oleh Cello, kira-kira, kenapa dan kemana ya, Jemian?.

. ㅤ𑇛  ֹ ﹙✩﹚ ׅ  𝆬  ☆ ⤿ ׁ ֶָ֪  𓆩♡𓆪 𝅄 ⋆

AUTHOR'S NOTE; Hai lagi! aku update chap 11 hari jum'at hehe tadinya mau sabtu cuman gapapa deh!, chap selanjutnya engga janji hari minggu ya hehe, gimana menurut kalian alur cerita ini? kasih aku saran ya!, jangan lupa votenya yup, see u teman temann ♡.

。゚゚・。・゚゚。
゚。 fully love ; E'blu ☆. 💭

PARTNER MAIN GAME - HYUCKREN [FIN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang