Monika menghabiskan sorenya dengan memakan soto pedas sambil menangis. Kau tau betapa buruk rasanya makan sambil menangis? Buruk sekali. Aditya, membawakan tisu pada Monika. Bukan tisu untuk makan ya.
"Hari lo berat banget ya? Nih tisu," Ucap Aditya. Monika menyambut tisu dari tangan Aditya lalu mengusap ingus dihidungnya.
"Lo mantannya Risti?" Tanya Monika.
"Hah? Eum, ya... beritanya juga kesebar di kampus sih," Jawab Aditya sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Berengsek!" Ucap Monika setelah suapan terakhirnya. "Jerry berengsek! Mantan lo juga berengsek!" Lanjutnya.
"Karna mereka berengsek, jadi lo lupain aja," Jawab Aditya.
"Lo gampang ngomong begitu! Lo tau gak? Gue udah ngelewatin banyak hal sama Jerry," Bantah Monika sambil memukul meja. Aditya sedikit kaget terlebih gadis itu menangis.
"Oke, I'm sorry. Aku udah ngelewatin fase itu, jadi rasanya udah biasa," Ucap Aditya.
"Li ngerasa begitu! Tapi Jerry itu cinta pertama gue," Bantah Monika. Air mata yang sedari tadi ia usap tak berhenti mengalir. Aditya mengusap lengan Monika, yang membuat gadis itu semakin menangis.
"Loh, Mon?" Tegur mbak Kinan.
"Eh, mba Kinan," Kata Aditya. Kinan berpikir ini mungkin karena masalah Monika dan Ibunya. Karena beberapa kali Monika ke rumahnya jika ada masalah. Wanita itu kembali ke meja kasir dan menghitung uang hari ini. Ia berencana tutup cepat karena ada acara keluarga, dan Aditya tidak akan sanggup melayani pembeli sendirian.
"Dit, kamu antar dia pulang ya? Mba mau dijemput sama suami mba, mau kerumah mertua. Takutnya kamu kewalahan kalau rame," Ucap Kinan.
Aditya hanya mengangguk, sedangkan Monika menggeleng. "Gausah, aku gak mau pulang ke rumah dulu," Kata Monika.
Aditya merasa kasihan pada Monika, ia berinisiatif untuk menghibur gadis itu. "Eum, lo mau mutar-mutar gak? Tapi setelah gue tutup warung sih," Tawar Aditya, Monika yang terdiam memikirkan tawaran itu hingga akhirnya ia mengangguk.
"Oh iya Dit, kalau kamu lupa. Motor dibawa Gina," Ucap Kinan dengan nada mengejek. Monika merasa tidak enak karena hal itu, jadi ia berpamitan untuk pulang. Namun Aditya tetap kukuh ingin mengantarnya pulang.
Ya, untungnya ada kekasih Gina yang membantu mereka. Jadi Adit meminjam motor calon kakak iparnya itu untuk mengantar Monika.
"Dit, kalau move on itu lama ya?" Tanya Monika. Aditya hanya terkekeh dengan pandangan yang tetap lurus ke arah jalanan.
"Awalnya memang lama, tapi pasti bisa," Jawabnya, Monika hanya mengangguk mengerti.
Di jalan mereka bercerita banyak hal, kini Monika tahu kenapa pemuda yang mengantarnya ini begitu enteng dengan kisah cintanya. Kini ia tahu mengapa pemuda itu mengerti memperlakukan seorang gadis dengan layak.
Begitu juga Aditya yang kini tahu dengan kondisi Monika yang baru merasakan patah hati untuk pertama kali. Ia juga tahu mengapa mereka bisa bertemu di malam itu.
Ternyata semangkuk soto ayam membawa seorang teman baru untuk Monika dan Aditya. Teman yang hampir memiliki beberapa nasib yang sama.
"Gue cuma jual soto bareng Kakak,"
"Orang tua udah ga ada, jadi keluarga gue tinggal kak Gina,"
"Oh, kalau Mbak Kinan itu sepupu dari ayah,"
Itu Aditya dengan balada hidupnya yang mirip sinetron di televisi. Selain jadi mahasiswa kura-kura, Aditya juga tipe mahasiswa kuju, kuliah jualan. Monika merasa kagum dengan Aditya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejoli
FanfictionApa yang harus Aditiya Eka Putranda lakukan saat cintanya berkali-kali gagal? Mencari orang baru adalah jawabannya, dan Monika Renjani lah orang nya.