Nathan

17 0 0
                                    

Aditya masih di dalam masa fase patah hatinya, namun syukurnya fase dimana ia memutar lagu sedih, memandangi kenangan dengan sang mantan. Atau bahkan mengharap bahwa kejadian hari itu adalah mimpi telah berhasil ia lewati. Tapi bukan mantan namanya jika tidak membayangi setelah kita berhasil keluar dari fase galau.

Risti, ya gadis itu mencoba menghubunginya lagi. Dan satu lagi. Semenjak malam terakhir dimana Aditya mengantarnya untuk terakhir kali, gadis itu selalu menggerayapi hari-harinya seakan mereka masih bersama. Monika dan Jerry? Tidak ada perubahan, baik Monika dan Jerry sudah memutuskan untuk melepas satu sama lain.

Di depan parkiran fakultas Aditya sedang beradu mulut dengan Risti. Ia ingin menjelaskan bahwa dirinya sudah tidak ingin berhubungan dengan Risti lagi.

"Gak sadar? Cukup ya, kita emang gak seharusnya sama-sama Ris," jelas Aditya. Pemuda itu memakai helmnya dan mengeluarkan motornya, ia mengabaikan ocehan gadis itu.

"Lo sadar gak? Dunia kita berbeda Ris, perasaan kita juga. Dan jangan selalu berpikir dunia hanya berputar di sekeliling lo," sambung Aditya.

Pemuda itu mengendarai sepeda motornya menuju gerbang kampus untuk singgah menghubungi Monika. Karena gadis itu juga tidak memiliki jadwal mata kuliah selanjutnya mereka sepakat datang di sebuah warung kopi yang tak jauh dari kampus.

Di meja dengan empat kursi di dalam warung kopi itu Monika dan Aditya duduk berhadapan. Dengan segelas es teh milik Monika dan kopi hitam Aditya, keduanya terdiam. "Ada apa Dit?"

"Itu Mon... Risti, ajak gue balikan," ucap Aditya lalu menyeruput kopi hitam pesanannya. Monika mengaduk es teh dengan sedotan, netra gadis itu memerhatikan raut wajah lawan bicaranya.

"Bukannya masih sama Jerry?" Tanya Monika, seingatnya gadis itu baru-baru saja menggandeng kekasihnya? Ralat, mantan kekasihnya.

"Katanya ayah Risti gak suka ibunya Jerry," sambung Aditya. Monika meminum es teh miliknya setelah itu tertawa kecil.

"Yaudah sih Dit, kalau lo suka balikan aja. Kalau gak biarin aja, lagian itu bukan urusan lo kan?" Tutur Monika, Aditya mengangguk mengerti. Tidak ada salahnya juga saran gadis itu, tapi tujuannya mengajak Monika karena ia hanya ingin menceritakan hal ini pada gadis itu, dan mengharapkan reaksi yang Adit sendiri tidak dapat jelaskan.

Monika kembali membaca raut wajah Aditya yang membuatnya semakin bingung. Namun ia lebih bingung karena Aditya bercerita hal ini padanya, tapi itu wajar untuk teman bukan? "Oh iya Dit, kabar kak Gina gimana?" Tanya Monika yang mencoba menepis pikirannya.

"Dia baru ajukan lamaran kerja di perusahaan negara," jawab Aditya.

Setelah itu keduanya menghabiskan minuman masing-masing, lalu pulang. Sebelum Monika naik motornya, Aditya menahan lengan Monika. "Monika, gimana reaksi lo kalau misalnya gue balikan sama Risti?"

Gadis itu diam, ada apa sebenarnya di pikiran Aditya? Dan apa yang Monika rasakan? Entahlah, Monika juga tidak tau reaksi apa yang muncul jika saja Aditya menerima Risti lagi.

"Jujur ya Dit. Sebagai teman, gue mah oke. Tapi kalau dia masih berstatus pacar Jerry, lo ga ada beda brengseknya sama Risti dan Jerry," tutur Monika.

Aditya menggeleng, bukan itu yang ia harapkan. Pemuda itu kembali bertanya, "Reaksi lo pribadi gimana?"

Merasa pemuda ini makin aneh, Monika juga ingin cepat pulang dan mulai agak kesal, "Gak tau Dit, terserah. Gue pulang dulu, bye."

Monika melesat pulang meninggalkan Aditya di parkiran. Aditya tahu, bahwa gadis itu tak punya reaksi khusus yang ia bayangkan. Sampai dirumah pun Aditya masih berpikir apa yang terjadi padanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SejoliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang