FT. 11

1.9K 267 17
                                    

Lamaran yang Freen dan Namtan katakan semalam membuat Becca berpikir hingga pagi ini. Semalam ia belum memilih dan memberikan jawaban apapun atas lamaran kedua orang itu.

Entah kenapa terasa berat bagi Becca untuk memilih diantara Namtan dan Freen yang menurutnya sama-sama baik dan memiliki kekurangan masing-masing.

Becca melihat kearah layar komputernya yang menampilkan desain fashion terbarunya. "Hidup ini memang penuh dengan pilihan."

Nam yang sedaritadi duduk di kursi depan Becca sambil memainkan iPad langsung mendongak menatap bossnya.

"Kita pilih desain berdasarkan keputusan internal dan pengamatan fashion luar." ucap Becca sambil membuka berkas di depannya.

"Baik boss.."

Di luar Freen sedang duduk di kursinya menatap lurus kearah Becca. "Berani-beraninya dia mempertimbangkan aku dan manusia."

Freen mengangkat koran di depannya dan melihat berita tentang seorang Namtan lalu melemparkan koran itu ke lantai.

Melihat ponselnya berbunyi, Freen langsung mengangkat panggilan masuk tersebut.

"Ayo bertemu untuk pertemuan rahasia. Lihat kebelakang..."

Freen menoleh kebelakang dan melihat Heng dari balik dinding sambil menunjukkan tas kecil yang dia bawa. Freen langsung berdiri dan menghampiri Nam untuk mengajaknya duduk di lobby Bon&Clo.

"Pertemuan rahasia apa? Memangnya kita mata-mata?"

"Sekretaris robot itu bisa menghabisiku jika aku bertemu dengannya lagi." jawab Heng sambil menuangkan minuman.

"..."

"Leherku yang terpelintir waktu itu masih terasa kaku." keluh Nam

"Dasar manja." cibir Freen.

"Tadaaa!!! Ini dia!!" ucap Heng setelah membuka beberapa kotak makanan yang ia bawa. "Bekal dari Heng yang penuh dengan kasih sayang. Kau boleh menangis terharu.."

"Dari Film kan?" tanya Freen

"Bukan." jawab Heng dengan nada gugup.

"Lalu kenapa repot-repot kesini? Tidak seperti biasanya."

"Boss berlari di tengah meeting sampai tak pulang, jadi Film..." Heng menghentikan ucapannya lalu memukul mulutnya sendiri. "Maksudku... Itu membuatku jadi sangat khawatir." ucap Heng lagi.

"Begitu ya? Ternyata kamu benar seorang mata-mata." balas Freen dengan wajah santai.

"Kenapa kamu berlari keluar kemarin bagai orang kelabakan?"

"Rebecca benar-benar hampir mati kali ini. Setelah melihat dari CCTV, kami jadi tahu bahwa pelaku menyamar berganti wajah kemudian aku melamar Rebecca..."

Heng tampak terkejut lalu meminum minumannya. "Astaga, semua orang sudah tahu soal itu."

"...."

"Ahli waris Waves Group di tolak mentah-mentah. Mereka pintar buat judul berita.."

"Bukan begitu." Freen menghela nafasnya sambil menunjuk dirinya sendiri. "Aku yang melamar Rebecca.."

"APA? KAMU YANG MELAMAR?" Heng berbicara sangat kencang sampai-sampai membuat orang disekitar melihat kearah mereka. "Kamu sudah menolak lamarannya mentah-mentah. Lalu kenapa melamarnya?"

Freen memberikan kode Heng untuk diam tapi Heng terus berbicara tapi Heng tetap saja berbicara. Akhirnya Freen menodongkan garpu kearah Heng.

"Kini semua orang akan tahu soal ini."

F.A.T.E ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang