"Singkirkan kakimu."
Freen yang sedang bersandar pada kursinya memindah letak kakinya dari kanan ke kiri saat Heng membersihkan meja kerjanya.
"Sebelah situ sudah di bersihkan." gerutu Heng.
Freen menatap Heng dan memindahkan kakinya kearah tengah, hal itu malah membuat Heng memijat keningnya dan menghela nafas berat.
"Jalani tugasmu sebagai suami Rebecca, jangan merepotkanku disini."
"Aku mampir karena Film bilang kesempatan kami bertemu tinggal sedikit." ucap Freen.
"Tampaknya kamu memperdulikan manusia peliharaanmu.."
Heng menyipitkan matanya menatap Freen dan mengarahkan kemoceng ke baju Freen.
"Hentikan! Baju ini baru!" ucap Freen sambil mendorong tubuh Heng untuk menjauh.
"Omong-omong kau tidak mencari buku panduan demon?" tanya Heng yang masih membersihkan rak buku.
"Tidak. Apa pentingnya buku yang hanya bisa menakuti-nakuti?" ucap Freen sambil memejamkan matanya.
"Tetap saja harus dicari. Barang bekas pun bisa turun setengah harga tanpa buku panduan."
Freen berdiri dari kursinya, "Berhenti menganggapku alat elektronik rumah tangga!" Freen berbicara dengan meninggikan suaranya sambil menunjuk Heng.
"Namun, aku tak tahu banyak tentangmu. Kurasa aku memang butuh buku panduan demon.'
Freen teringat perkataan Becca, ia yang tadinya kesal langsung menurunkan suaranya serta berjalan meninggalkan Heng.
"Kau mau kemana?"
"Mencari buku panduan."
Freen menghentikan langkahnya di dekat lorong kantornya. Ia melihat ke kanan dan ke kiri untuk memastikan keadaan aman dan langsung menjentikkan jarinya.
Untuk mendapatkan buku itu, kali ini Freen tidak datang menemui Saint melainkan menemui Orn yang merupakan istri Saint. Tapi Freen malah sampai di lorong rumah sakit dan melihat Orn berjalan memasuki rumah sakit dikawal beberapa orang.
Kecurigaan Freen semakin bertambah terlebih karena Freen melihat luka di tangan Orn saat makan malam.
"Jangan sampai orang luar masuk. Dia akan terus dirawat sampai perintah berikutnya."
Freen mendengar obrolan dari salah satu pengawal dan berbalik menuju tempat sepi. Ia menjentikkan jarinya dan berpindah ke dalam kamar mandi, dari dalam kamar mandi Freen mendengar percakapan antara Orn dan seorang suster.
Cklek.
Orn ketakutan ketika melihat Freen tiba-tiba keluar dari kamar mandi yang berada di dalam ruangannya.
"Lega rasanya.. Kenapa tekanan airnya lemah sekali." ucap Freen sambil merapikan bajunya.
"...."
"Oh? Tak kuduga kita bertemu disini. Kebetulan sekali ya?" Freen berpura-pura tidak tahu menyapa Orn.
Orn langsung memakai blazernya ketika melihat Freen, "Kau membuntutiku?"
"Siapa yang membuntuti? Aku hanya kebelet ke toilet."
"...."
"Kau tidak kaget? Bagus, kebetulan ada yang ingin kutanyakan."
"Apa yang ingin kau tanyakan?" ucap Orn yang sedikit mencuri pandang melihat Freen.
"Poom mengambil barang berhargaku. Buku tebal berwarna hijau, kau pernah lihat?"
"Aku tak tahu."
"Itu ulah Khun Saint?" tanya Freen ketika melihat perban di lengan Orn yang ditutupi blazernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
F.A.T.E ( END )
Romance[ FREENBECKY - Futanari ] Kadang rahasia yang tidak penting memang ada di dunia ini. Cerita ini di adaptasi dari drama korea berjudul My Demon.