Vote komen, sayang!💓
Note : Permaisuri aku ubah panggilannya jadi Ratu, yaRatu membuka pintu balkon kamarnya. Jam menunjukan pukul setengah sembilan malam.
Sedari tadi sampai sekarang, yang ia lakukan adalah mengobrak-abrik kamar milik Ratu asli.
Ia menghela nafas, rasa lapar menggrogroti perutnya. "Kalo gue keluar kamar, yang ada malah ketemu bokap nyokapnya Ratu." ujarnya pelan, "tapi gue laper banget!"
Ratu menumpukkan kedua telapak tangannya di atas pembatas balkon. Pandangannya menyipit tatkala melihat seseorang dari bangunan samping rumahnya. Seseorang itu berdiri di balkon rumah dan kini mendekat ke arah dirinya.
"Tu?"
Ratu mengerjap "ya?" ujarnya pelan saat menyadari jarak dirinya dan seseorang itu hanya di batasi oleh pembatas balkon.
"Kamu belum tidur?"
"Hah?" Tersadar akan apa yang ia ucapkan, ia berdehem pelan, "belum."
"Kenapa? Laper, hm?"
Ratu semakin speechless, astaga suara deep voicenya itu!
'sangat mengguncang jiwa raga batiniyah gue sekali!' ucap Ratu di dalam hati.
Ratu mengangguk singkat. Ia memperhatikan gerak-gerik pemuda itu yang kini malah masuk ke dalam rumah—kamar milik pemuda itu.
Ratu di buat berdecak, "siapa sih tuh orang? kagak peka banget. Main nylonong masuk ninggalin gue!"
"Nih, makan."
Ratu lagi lagi terdiam, ia termenung memikirkan segala spekulasi tentang pemuda ini. Tak ambil pusing, ia tersenyum cerah sampai matanya ikut menyipit, "trimakasih!"
Pemuda itu terkekeh singkat, "abis makan trus tidur ya. Aku mau masuk lagi, mau nglanjutin belajar." Helaan nafas terdengar lirih di telinga Ratu, ia terdiam. "Kalo engga, bunda bisa marah."
Setelah pemuda itu berbalik memasuki sebuah ruangan yang Ratu yakini itu kamar. Ratu menghela nafas seraya mengunyah roti yang berada di mulutnya. "Kayaknya hidup dia berat banget."
Pandangan Ratu tak teralihkan dari sebuah ruangan yang ada di seberangnya. Agaknya pemuda itu benar-benar belajar. Terbukti lampu kamar telah mati, tetapi dari sini, Ratu dapat melihat bahwa ada pencahayaan—yang ia yakini berasal dari lampu belajar.
Lama terdiam, Ratu membuang bungkus Roti yang di kasih pemuda tersebut ke dalam tong sampah kecil yang memang berada di balkon kamarnya. Ia melangkahkan kakinya memasuki kamar miliknya.
Setelah acara bebersih selesai, Ratu segera merebahkan dirinya ke dalam kasur quuen size miliknya. "Siapa ya kira-kira?"
Hadap kanan, hadap kiri, terlentang, "AAAAA!" Ratu menjerit pusing. Memikirkan pemuda tadi membuatnya pusing.
Baik
Pengertian
Peka
Dan, lelakiTak lama pikirannya berporos pada sahabat Ratu
Liam
Mengapa ia tak memikirkannya sedari tadi!,
••••
Terhitung tiga hari lamanya Permaisuri—Ratu menempati dunia ini.
Rasa asing, canggung, malu, dan tak terbiasa menjadi makanan sehari-hari dirinya.
Walaupun keluarga Ratu ini sangat sangat baik, tapi tetap saja, ia merasa canggung dan gak pantas. Apalagi dengan Liam, uh sungguh dia sangat baik!
Sejak pertemuan dirinya dan seseorang di balkon yang ia ketahui seseorang itu bernama Liam, Ratu selalu saja menghindar.
Sudah terhitung belasan kali Liam berkunjung ke rumahnya, maka yang ia lakukan adalah bersembunyi di dalam kamar miliknya. Seperti sekarang.
"Ratu, ada Liam, nak di bawah." Ucap seseorang di balik pintu kayu yang terkunci. Ratu menghela nafas, dirinya cukup lelah menghadapi ini.
Mau bagaimanapun, dirinya adalah jiwa asing yang di paksa harus menjalani kehidupan sebagai raga yang ia tempati sekarang.
Walaupun dahulu bibir kecilnya ini lancar mengucapkan ingin hidup seperti Ratu, tapi sekarang ia berubah pikiran— ternyata kehidupannya dahulu lebih lebih baik dari pada kehidupan yang ia jalani sekarang. Terlalu banyak ngeluhnya!
Ceklek
"Iya mah," ucapnya terdengar lesu. "Mamah bil—"
"Sayang hei! Dengerin mamah, kamu ada masalah sama Liam?" Potong sang Mamah seraya memegang kedua bahu sang anak. "Kalo ada, jangan marahin Liam kayak gitu ya, kasian Liam loh. Lagipula sekarang ini Liam ke sini mau beli beli buat perlengkapan kalian besok MOS. Kalian kan memang betul ada janji kan? Jadi gih sana temenin Liamnya."
Ratu terdiam, bagaimana bisa ia lupa kalau besok dirinya sudah harus berangkat sekolah. Menjalani masa SMA sebagai seorang Ratu—asli.
Tapi, ia akan buat masa SMA ini versi dirinya, versi Ratu Permaisuri!
Tak lama Ratu mengangguk, "sebentar mah, aku ambil cardigan dulu."
Mamah Ratu mengangguk seraya tersenyum senang.
Sedangkan di dalam kamar tepatnya di ruang ganti, Ratu menatap tampilan dirinya. Kaos putih pendek yang di lapisi cardigan berwarna soft blue bermodel crop top, celana pendek di atas lutut berwarna putih. Rambut sebahu berwarna hitam legam dengan corak highlight pewarna warna nafy itu tergerai bebas. Ah jangan lupakan, beberapa helai rambut—pony yang kini menjuntai menutupi rata dahinya. Sangat simpel dan anggun!
Ia menghela nafas, menyakinkan dirinya, semuanya bakal baik-baik saja!
Melangkahkan kakinya mengambil flatshoes berwarna putih tulang. Ia segera berjalan keluar dari kamar, menuruni beberapa anak tangga hingga pandangannya jatuh kepada seseorang yang tengah duduk di sofa ruang tamu miliknya, Liam.
Liam mendongakkan kepalanya tatkala ia merasa ada yang bergumam namanya lirih. Ia tersenyum hangat ketika pandangannya bersitatap dengan gadis cantik di depannya. "Mau langsung?"
Ratu mengangguk kikuk.
"Oke, yu? Tadi aku udah bilang sama Mamah."
Lagi lagi Ratu mengangguk. Meski heran dengan sikap Ratu yang tak seperti biasanya—cerewet, tapi Liam tak ambil pusing. Ia segera meraih telapak tangan mungil Ratu, menggenggamnya erat seraya berjalan.
Ratu tersentak kaget, ia meringis di dalam hati. Astaga, jantung gue rasanya berdenyut di luar nalar!
"Em gue bingung naiknya kudu gimana?" ujarnya terus terang, tatkala ia baru tahu Liam dan dirinya akan pergi naik motor Sport berwarna hitam. Tentu saja itu milik Liam.
"Gue?" Liam mengernyit heran, "kamu kenapa, hm? Bicaranya yang sopan." tegur Liam dengan alis yang menukik tajam.
Ratu lagi-lagi meringis, astaga sebenernya novel apa yang tengah ia masuki ini? Apakah ini semacam novel yang di dalamnya berisikan tokoh female lead yang sangat polos, cengeng, dan sangat manja?
Kalo iya, ingatkan Ratu dirinya teramat sangat menyesal sekarang!
Bersambung...
Senin, 25 Desember 2023Yang aku tau si, penyesalan selalu datang di akhir, kalo di awal mah pendaftaran!😁😓
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI RATU [ON GOING]
Teen FictionSeorang gadis merutuki nasibnya. Ia menatap sekelilingnya yang sangat berbeda 180 derajat. Berbagai sugesti muncul di kepalanya, sampai-sampai ia berpikir untuk menyerah, namun sangat di sayangkan apabila langkah itu ia ambil. Menghembuskan nafasnya...