Vote Komen, sayang!💓
"Mau ke mana?"
Liam tersenyum tipis, "perpus. Mau ikut?"
Ratu terdiam. Waktu saat ini memang menunjukkan waktu istirahat pertama, tapi yang menjadi pertanyaannya, 'kenapa ke perpus? bukan ke kantin?'
"Engga ke kantin?" Tuturnya lembut. Ratu bahkan sampai heran dengan dirinya sendiri, kenapa ia bisa seperti ini? Apa ini karena nalurinya? Mungkin saja.
"Kamu laper?" Liam mengangkat alisnya, seraya menatap Ratu dengan seksama. "Kalau kamu laper, aku temenin ke kantin. Tapi aku ga bisa lama, gapapa?"
Ratu mengangguk saja, toh pasti Liam punya kesibukannya sendiri kan? Belajar di perpus, misalnya.
Ratu dan Liam berjalan berdampingan, dengan Liam yang menenteng dua buku tipis, dan Ratu yang mengemut permen—ia mendapatkannya dari tas sekolahnya. Mungkin mamahnya yang meletakkan di situ, apalagi kalau bukan untuk menghindari kantuk saat belajar. Walaupun makan tidak di perbolehkan saat jam pelajaran, tapi bagi Ratu, makan dapat menghilangkan kantuk. Nah, salah satu makanan yang aman di makan saat pelajaran baginya hanya permen.
Ah ngomong-ngomong, pemikiran dan pencerahan seperti itu ia dapatkan dari Mamahnya sendiri. Jadi mana mungkin ia menolak, bukan?
Setibanya di kantin, Ratu memilih tempat duduk yang dekat dengan stand penjual batagor. "Aku mau batagor, kamu engga?"
Liam yang masih berdiri pun mengangguk, "aku beliin dulu."
Ratu hanya mengangguk abai. Ia mengangguk-anggukan kepalanya. Menatap sekeliling kantin, kenapa ia baru sadar, di kantin ini kebanyakan siswa siswi seperti dirinya—maksudnya banyak wajah polos yang ia temui.
Tentu saja ia merasa begitu, karena di dunianya dulu, umurnya bahkan sudah bukan anak SMA lagi. Makanya ia punya persepsi begitu.
Pandangannya terpaku pada lelaki yang baru saja memasuki kantin, lelaki itu menatap Ratu.
Merasa tak nyaman, Ratu mengalihkan pandangannya ke berbagai arah, menghindari kontak mata dengan lelaki tersebut.
"Nih," ucap Liam lembut tanpa duduk. "Aku langsung ke perpus ya. Abisin, ga boleh nambah sambal pokoknya." Ia mengusap lembut rambut Ratu dan langsung berjalan pergi meninggalkan kantin.
Ratu yang melihat itu, hanya melongo.
"Gue di tinggal?" ucapnya tak percaya, "kabar Liam bucinable ke gue itu boong apa gimana sih?!"
Berdecak jengkel, Ratu langsung memakan batagor itu dengan tak sabaran. Rasanya marah aja gitu ke Liam.
Tapi untungnya mindset dewasa Ratu di dunianya dulu muncul begitu saja. "Ga papa, ga harus sama sama terus ding, yang penting dia ga caper sama cewe lain. Cintanya kan tetep buat gue." Gumamnya pede seraya terkikik pelan.
"Gue boleh duduk di sini?"
Ratu tersentak, ia mendongakkan kepalanya, menatap seseorang yang tiba-tiba berbicara dengannya. Mata sipitnya dapat melihat jikalau seseorang itu lelaki, tepatnya lelaki yang sekelas dengannya. Yang jelas sekali, memiliki nama dengan label Tristan.
"Engga." Ucapnya cuek.
Seseorang itu mengernyitkan alisnya, "ha? Masa ga boleh?"
Kini gantian Ratu yang memasang ekspresi heran, "masa harus boleh?"
"Y-ya ga gitu juga."
"Trus?" Decak Ratu kesal.
"Gue pengen kenalan sama lo," terang Tristan tanpa di tanya. "Btw, kita juga sekelas."
Mendapati tak ada jawaban, Tristan terdiam, selama ini, ia selalu memasang sikap sopan. Jadi kali ini, di bagian mana lagi ia bersikap tak sopan? Hingga seseorang yang tak di kenalinya.. menolak dirinya. Dengan tidak sopan, pula!
"Gue Tristan." Terangnya lagi.
Ratu mengangguk, memang dari awal ia sudah mendapatkan feeling, kalau Tristan yang ini lah yang menjadi masalah dalam hidup Ratu—yang asli. Walaupun di kelas ia berusaha menolak fakta itu, tapi entah keyakinan dari mana, ia merasa, memang lelaki ini lah.. yang berusaha ia hindari.
Jadi, dari pada berbasa basi dan berpura-pura bersikap lembut. Mending langsung saja seperti ini bukan?
Karena ia tau, mungkin saja di kehidupan Ratu yang asli, sosok Ratu yang bersikap lembut dan welcome yang menjadikan dirinya sendiri dalam bahaya.
Sebagai sosok yang sudah berpengalaman di masa remaja. Tentu saja Ratu—sosok yang menempati Ratu asli—tak akan mau membuat baper dan di baperi oleh seseorang. Cara paling ampuh ya, cuma menolak yang datang. Dan tetap stay sama orang yang sangat dirinya kenal.
Tentu saja hanya Liam, sudah cukup!
TBC
Apa arti bahagia menurut kamu pribadi?
Ingat ya, setiap orang punya kebahagiaannya masing-masing.
Kalau kamu ga bisa jawab pertanyaan itu, berarti kamu belum kenal diri kamu sendiri😣Ayo berdamai dengan diri sendiri!
Senin, 20 Mei 2024
![](https://img.wattpad.com/cover/358417516-288-k445790.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI RATU [ON GOING]
Teen FictionSeorang gadis merutuki nasibnya. Ia menatap sekelilingnya yang sangat berbeda 180 derajat. Berbagai sugesti muncul di kepalanya, sampai-sampai ia berpikir untuk menyerah, namun sangat di sayangkan apabila langkah itu ia ambil. Menghembuskan nafasnya...