1🦋

154 110 32
                                    

jangan lupa vote&ķomen nya
.
.
.
.
happy reading!!

Saat ini, Aruna menatap keluar jendela kamarnya dengan rasa bosan. Di pangkuan nya terdapat Nuna yang tertidur lelap karna Aruna terus saja mengelus bulu lembut milik kucing oren kesayangan nya.

"Ke taman yuk Una?" Meski tidak memberikan jawaban Aruna tetap akan mengajak kucing itu pergi ke taman.

Gadis itu menaruh Nuna ke atas kasur dan berlari kecil menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah selesai, Aruna menyisir rambut panjang yang ia biarkan terurai, dak lupa gadis itu menyemprot parfum kesukaan nya.

"Tumben rapih Na, mau kemana kamu?" Suara Bunda dari dapur membuat Aruna menoleh ke arah sumber suara. Gadis itu menginjak tangga terakhir dan menghampiri Puspita, sang Bunda.

"Mau main ke taman sama Nuna, Ayah sama Bang Jingga kemana Bun?" Aruna membuka kulkas lalu mengambil eskrim kesukaan nya.

"Udah pergi dari pagi, katanya sih mau liat pameran mobil," Gadis itu mengangguk kan kepalanya sebagai jawaban bahwa ia mengerti. "Bawa makanan nya sekalian, nanti Nuna ngereog keteteran sendiri kamu."

"Hehe iyaiya," Aruna mengambil beberapa snack kesukaan Nuna dan memasukan semua kedalam tas yang ia bawa. "Yaudah kalo gitu aku jalan dulu ya, Bunda kalo ada apa apa telfon aja Runa."

Bunda tersenyum, putrinya tidak pernah berubah sejak dulu. Selalu memperhatikan keamanan Bundanya.

Gadis itu berjalan santai setelah keluar dan menutup gerbang rumah nya. Tempat tinggal yang Aruna tempati memang perumahan elit dengan taman yang terletak tak tauh dari rumahnya. Aruna bersenandung senang, tak lupa dengan Nuna yang anteng di gendongan nya.

"Kamu tau gak Na, kemarin ada yang ngatain aku pendek di perpustakaan," Aruna menggeruntu sendiri, sedangkan Nuna hanya dapat mengeong untuk memberikan jawaban. "Padahal ganteng, aku bahkan mau bilang makasih. Tapi gak jadi karna udah terlanjur kesel, alhasil aku lempar aja muka nya pake buku tebel yang ada di samping aku."

Bayangkan betapa sulitnya menjadi Nuna, kucing betina yang selalu menjadi sasaran jika Aruna merasa kesal dengan sesuatu. Bahkan, kucing itu pun kena semprot jika gadis itu sedang datang bulan. Sungguh malang nasib Nuna sebagai kucing.

Mereka berdua sudah sampai di taman yang sepi, hal yang amat menyenangkan untuk Aruna. Jujur, gadis itu tidak begitu suka keramaian, menurutnya keramaian akan sangat menguras energinya.

Suasana sore di taman ini sangat menenangkan, Nuna berjalan kesana dan kemari dengan bebas karna Aruna melepas tali yang ada di leher Nuna. Gadis itu membuka tas nya dan mengambil buku novel yang baru saja dibelikan oleh Ayahnya.

Karna terlalu asik dengan dunia novelnya, Aruna tidak menyadari kepergian Nuna. Kucing betina itu meninggalkan Aruna yang sibuk dengan dunianya.

"Kamu laper gak Nuna?" Aruna mengeluarkan snack kucing kesukaan Nuna dengan mata yang masih memperhatikan novel yang ada di tangan nya.

Tak ada jawaban dari Nuna, membuat gadis itu berfikir kucing itu tertidur lelap di sampingnya. Setelah merasa cukup membaca novelnya, Aruna menoleh ke kanan dan ke kiri.

Gawat!!

Ia tidak menemukan Nuna di sekitarnya.

Nuna hilang!

AmaralokaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang