O7. Rooftop Sekolah

25 9 0
                                    

"Buruan ikut gua," kata Brandon sembari menarik paksa tanganku lagi.

"Mau kemana sih?" tanya Elora yang terlihat kesal karena sedari tadi Brandon menarik-narik tanganku.

"Kepo lu."

"Kipi li," ejek Elora.

Brandon hanya menatap Elora dengan sekilas dan langsung menarikku dengan paksaan, aku merintih kesakitan karena cengkraman dari Brandon.

Brandon membawaku ke rooftop sekolah, entah apa tujuannya. Tapi, yang aku tau Brandon hanya ingin kami tidak diganggu oleh Xander.

ROOFTOP

"Ngapain kesini?" tanyaku sembari mengelus tanganku yang merah akibat cengkraman darinya.

"Bolos," jawab Brandon asal.

"Dih, sesat banget lu ngajak-ngajak gua bolos." Untuk pertama kalinya aku memakai gua-lu dalam perkataanku pada Brandon.

"Becanda doang, lagian juga mendingan Cheline yang gua ajakin bolos." Tanpa kesadarannya, Brandon telah menyebutkan nama perempuan yang bahkan aku pun asing dengan nama itu.

Aku hanya menatap Brandon dan memaki-makinya didalam hatiku, rasanya saat ini juga gua mau dorong dia dari rooftop. Aku tidak bisa memaki Brandon secara langsung, karena nantinya dia akan membalasku lebih parah.

Brandon menyalakan api ke rokoknya, dia tidak menyadari bahwa aku sedang menatap dirinya. Ya, Brandon adalah perokok, tetapi dia seharusnya tidak merokok di depanku karena aku akan merasa mual jika menghirup asap rokok.

"Kenapa kamu pindah?" tanya Brandon.

"Gak tau, ayah yang nyuruh pindah ke sini," jawabku.

Aku menahan napas ku agar tidak menghirup asap rokok yang dikeluarkan oleh Brandon, apa dia lupa tentang itu? ucapku di dalam hati.

"Terus kamu tinggal sama siapa?" Brandon terus-menerus bertanya kepadaku.

"Sendiri lah, di apartment."

"Bunda sama Ayah bukannya ikut?"

"Iya, tapi kan jauh dari sekolah ini, makanya Ayah ngebeli satu apartment buat aku."

"Emang gak ada sodara yang tinggal di deket sini?"

"Gak ada."

"Kamu tinggal di apartment daerah mana? nanti aku yang anterin kamu pulang."

"Gak tau nama jalannya." Aku sudah tidak tahan lagi dengan asap rokok sialan itu. "Eum kak, boleh tolong dimatiin rokoknya?" tanyaku.

"Kenapa? emangnya mas- ah iya kamu gabisa kena asap rokok, maaf ya," ucap Brandon seraya mematikan rokoknya.

"Iya gapapa, dimaklumi kok."

Aku merasa mual, sudah tidak bisa menahannya lagi. Aku ingin keluar dari rooftop tapi takut untuk meminta izin pada Brandon, jadi aku mengeluarkan ponselku untuk mengechat temanku.

 Aku ingin keluar dari rooftop tapi takut untuk meminta izin pada Brandon, jadi aku mengeluarkan ponselku untuk mengechat temanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benar, aku baru teringat bahwa aku setiap hari membawa permen di saku celanaku. Aku segera merogoh saku celana dan menemukan sebungkus permen, aku langsung memakan permen itu untuk menetralisirkan rasa mual.

KRINGG.. KRINGG..

Bel berbunyi, menandakan bahwa jam istirahat telah selesai. Aku membuang permennya ke tempat sampah dan langsung berjalan mendahului Brandon.

"Udah bel, aku duluan ya kak."

Mendengar ucapanku, Brandon segera memegang pergelangan tanganku. "Bareng."

☄️☄️☄️

CLASS ROOM

Aku sudah berada di kelas, bersamaan dengan Acha dan Xander yang memasuki kelas tersebut.

"Tadi kamu kemana?" tanya Acha.

"Di rooftop, sama kak brandon," jawabku sembari mengeluarkan buku tulis.

"Kalian pacaran ya?" Acha berbisik kepadaku, di berharap supaya tidak ada yang mendengar suaranya.

"Iya."

"Udah berapa lama, Liz?"

"Udah 3 tahunan kayaknya, seingetku waktu itu aku masih kelas 2 SMP."

"LAMA BANGET." Acha berteriak secara spontan. Siswa-siswi di kelas mulai melihat ke arah Acha. "Sorry, guys."

Aku hanya tersenyum sebagai jawabannya.

Jam pelajaran kedua telah dimulai, aku fokus terhadap materi yang diberikan dan sesekali bertanya kepada Acha supaya memberitahuku apa yang aku tidak tau dari materi tersebut.

Suasana kelas benar-benar hening, hanya ada suara dari dosen wanita yang sedang menjelaskan materi pelajaran hari ini. Siswa-siswi disini sangat rajin, mereka semua fokus terhadap materi yang disampaikan dan mulai mencoba mengerjakan soal yang diberikan. Mereka sama sekali tidak mengobrol di kelas saat jam pelajaran.

KRINGG.. KRINGG..

"Okay kids, we had finished the lesson, we will continue next week and y'all can go home, see you," ucap dosen wanita tersebut seraya merapikan mejanya.

"Thank you so much, ma'am," teriak para siswa-siswi di kelas.

Kemudian, aku segera merapikan alat tulisku yang berceceran di meja karena aku keluarkan dan memasukinya ke dalam tempat pensil. Aku melihat ada seorang laki-laki, seperti sedang menunggu seseorang di depan pintu kelas.

Acha yang menyadari keberadaan laki-laki tersebut kemudian berteriak, "Lizean, ada kak brandon tuh."

"Ah iya Cha, aku liat kok," jawabku yang masih fokus merapikan tempat duduk.

☄️☄️☄️

Teman-teman, jangan lupa untuk tinggalkan jejak kalian dengan cara vote dan komen ya! Selamat beraktivitas kembali bagi yang sudah mulai bekerja dan bersekolah. 🤗

xoxo,
ninirooms.

HOW DARE YOU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang