apologize 2 (jeonghan)

260 5 0
                                    

Suasana malam terasa mencekam, angin terus menerus menerobos, memaksa pohon kecil didepannya bergoyang.

Areum terduduk lesu dengan sepucuk surat yang ia genggam, tak percaya dengan apa yang telah terjadi.

Tadi pagi dia mendapat kabar yang mengejutkan. Ia tidak tahu bagaimana mendeskripsikan perasaannya. Yang pasti ada sedikit kepuasan menelusuk rongga dadanya. Tentu saja, Areum manusia biasa yang bisa merasakan berbagai emosi.

Kabar duka yang ia terima membuat wanita bermata kucing itu berpikir sangat lama, hingga sore tadi dia memaksakan diri untuk memeberikan penghormatan terakhir pada orang yang pernah membuatnya kecewa.

Areum membolak balik sepucuk surat yang ia terima, menimbang dengan penuh ragu. Tidak akan ada yg berubah meski membaca isi surat itu. Seolah ia bisa menebak pesan seperti apa yang ingin mendiang sampaikan.

Permintaan maaf.
Kata-kata klise yang di buat agar sang pembaca merasa tersentuh hingga akhirnya memberikan pengampunan. Begitulah pemikiran Areum.

Menarik napas panjang, ia sedang mempersiapkan diri membangun pertahanan agar tidak mudah goyah hanya karna sebuah tulisan.

Kalimat pembuka dari surat itu membuat Areum tersenyum tipis, ia bahkan bisa mendengar bagaimana santainya Ye-eunh saat berbicara.

Namun bait bait berikutnya berhasil membuat Areum tertegun.

Hingga rasa bersalah mulai menyelimuti hatinya setelah mengetahui kebenaran yang baru saja ia terima.

Tulisan Ye-eunh memang tidak sampai membuat Areum menangis, tapi setiap kalimat yang terltulis di selembar kertas itu membuat perasaannya goyah.

_________

Baru empat hari lalu petir menyambar telinganya. Kabar duka dari seseorang yang pernah menghianatinya berhasil memunculkan rasa puas dan sedih secara bersamaan.

Ego pria ini sangat tinggi, ia bahkan mati-matian menahan diri agar tidak datang untuk memberikan penghormatan terakhir.

Setelah keputusan Ye-eunh yang lebih memilih uang daripada dirinya membuat rasa benci menumpuk di hati Jeonghan.

Bahkan sampai saat ini ia masih menganggap Ye-eunh hanya wanita gila yang tega menghancurkan hidup orang lain demi keuntungannya sendiri.

Apalagi saat ia tahu wanita itu mengandung anak dari sahabat prianya yang ternyata sudah memiliki kekasih.

Sejak saat itu Jeonghan menekankan pada dirinya untuk membuat wanita itu menyesal akan perbuatannya.

Meski tergopoh-gopoh Jeonghan berlari dari parkiran rumah sakit menuju ruang NICU yang telah di sampaikan seseorang di panggilan telepon beberapa waku lalu.

"Datanglah! Jika kau tidak ingin anakmu juga mati!"

Hanya kalimat itu yang terngiang di telinganya. Sejauh ini ia masih berusaha mencerna apa yang sebenarnya terjadi.

Saat tiba di depan ruangan, perawat sudah menyodori berkas yang harus dia tandatangani demi menyelamatkan Seorang bayi perempuan yang harus segera diberi tindakan, tanpa memperdulikan Jeonghan yang masih terengah dan kesulitan bernapas.

Bayi mungil yang berada dalam ikubator di ruang NICU itu terlihat sedang berjuang bersama dokter dan juga perawat yang sudah mengelilinginya.

SEVENTEEN IMAGINE // ONESHOOT // LONGSHOOT // SVT FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang