enchanted (Wonwoo)

332 12 0
                                    

Akhir-akhir ini cuaca semakin dingin, mungkin karena mulai memasuki musim penghujan.

Song eunhye beberapa kali menggosokan kedua tangannya, berharap mendapatkan sedikit kehangatan.Wanita itu tidak terlalu bersahabat dengan udara dingin.

Bis yang ia tumpangi berhenti di halte yang ia tuju, segera wanita itu bersiap untuk turun.

Belum sempat eunhye berjalan meninggalkan halte, rintik hujan bergemuruh. Ia terjebak bersama beberapa orang yang baru saja tiba.

"Wahhh ini gila, mereka benar-benar berkencan di paris?"

"Mereka membuatnya terlihat jelas kan?!"

Percakapan dua mahasiswi di belakang eunhye sedikit mengganggunya.

"Jadi mereka benar-benar berkencan? Cih kenapa dia harus bersama wanita seperti itu? Bukankah wanita itu terlihat murahan?"

"Aku setuju denganmu! Wanita seperti itu tidak cocok untuknya"

Mendengar hal itu eunhye hanya bisa menghela napas.

'Jika wanita sesempurna dia saja masih di anggap tidak pantas, lalu bagaimana denganku? Ahhh eunhye! kau harusnya sadar diri'

Eunhye hanya bisa mengutuk dirinya sendiri.

Dunia ini memang tempat memberi dan menerima, kau harus mengorbankan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu.

Hanya saja bagi seorang Idol mereka harus menerima kebencian, untuk cinta yang mereka perjuangkan.

Terkadang sebagian fans terlalu mengatur idola mereka, padahal jika kau benar-benar menyayangi idolmu seharusnya kau bisa membuat idolmu bahagia dengan keputusan mereka.

Jika seorang fans begitu menyayangi idolnya, lalu mengapa mereka harus mengekang perasaan idol mereka sendiri?

Bukankah jatuh cinta hal yang wajar? Bukankah berkencan itu manusiawi? Jika seorang fans tidak bisa menerima hal hal seperti itu, Sebenarnya mereka menganggap idol seperti apa?

Wanita itu menggelengkan kepalanya beberapa kali, berusaha untuk tidak mendengar pembicaraan di sekitarnya.

Tangan Eunhye terulur, rintik hujan menyentuh jemarinya. Senyuman Eunhye mengembang, saat kenangan indah bersama hujan terlintas dipikirannya.

Beberapa kali Eunhye bersin, dan itu adalah pertanda dari tubuhnya, bahwa saat ini dia sudah mencapai batas rasa dingin nya.

Mau tidak mau Eunhye menorobos hujan itu, untuk memasuki coffee shop yang terletak di belakang halte.

Sambil memandangi hujan yang belum mereda, wanita itu menghangatkan diri dengan satu hot cocholate dan sepotong tiramissu sebagai pengganjal perut laparnya.

"Eunhye!"

Wajah yang begitu familiar berdiri di hadapannya.

Dia berdiri bersama seorang gadis, dan bisa dipastikan, mereka sedang berkencan. Hal itu bisa dilihat dari cara sang pria menggenggam tangan gadis di sampingnya.

Seketika rasa rindunya kian merekah.

Pria di hadapannya membuat Eunhye kembali mengingat kenangannya bersama hujan.

Matanya, hidungnya, bahkan senyuman nya. Mereka terlihat sangat mirip.

"Bagaimana kabarmu? Sudah lama kita tidak bertemu!"

_______________

Pria bermata rubah terbangun dari tidurnya, rasa haus yang menjalar dintenggorokan berhasil mengganggu mimpi indahnya.

SEVENTEEN IMAGINE // ONESHOOT // LONGSHOOT // SVT FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang