Happy reading, jangan lupa Vote jika suka :)
Jangan lupa Vote dan follow akun wattpad ku jika menyukai cerita nya. Jangan lupa berikan komentar karena aku baru pertama kali buat Happy reading, jangan lupa Vote jika suka :)Kemarin adalah berakhirnya kisah cintaku dengan Dylan. Aku tidak bisa menahan Dan memilih mengiyakan keputusannya. Aku tidak tega terus menerus memaksanya. Meskipun saat ini aku tidak tahu alasan dia mengakhiri hubungan kami berdua.
Dylan sangat sedih dan marah ketika bertemu denganku. Sungguh aku tidak paham dengan tingkahnya.
Aku ingin mempertahankannya, aku ingin melakukannya. Tapi bagaimana?
Untuk bertemu denganku saja dia tidak mau. Aku juga tidak ingin terlihat seperti seorang pengemis cinta. Jujur, aku masih punya harga diri sebagai seorang perempuan.
Toh, aku Sama sekali merasa tidak bersalah sama sekali
Aku pun memutuskan untuk membiarkannya saja.
Walau rasa gelisah Terus menghantuiku. Aku masih menyukainya.
Aku terus memikirkannya, aku tidak berbohong walaupun aku sering menyembunyikannya dengan sangat rapi.
********
Satu bulan lamanya, hubungan kami berakhir. Aku pun sudah jarang bertemu dengan Dylan disekolah. Ia terus menghindariku.
Sepulang sekolah, aku memutuskan untuk pergi ke rumah Raina. Aku butuh refreshing otak. Selama sebulan terakhir aku selalu merasa sangat suntuk! Aku selalu memikirkan alasan Dylan memutuskanku.
"Lo benaran nggak tahu Dylan minta putus? Tanyaku ke Raina ketika kami berdua sudah dikamar nya.
Raina Menggelengkan kepalanya
"Gue nggak tahu! Dia nggak cerita. Mungkin karena dia ingin fokus belajar dulu!" Ucap Raina
Aku terdiam sebentar memikirkannya
"Masa karena itu? Kepada Dia tidak cerita
kepadaku kalau dia ingin fokus belajar!?""Mmm.. kalau itu gue nggak tau," jawab raina lagi. Ia mengambil handuknya bersiap untuk masuk kedalam kamar mandi.
"Gue mandi dulu. Lo kalau mau makan,di didapur banyak makanan," ucapnya dan berlalu masuk kedalam kamar mandi.
Aku merebahkan diri diatas kasur raina menatap langit-langit diatas. Aku menarik ponsel dari sakuku. Aku membuka pesan yang dikirim oleh Dylan waktu aku mendapatkan kesempatan untuk menelfon papa selama 5 menit ketika masa 6 Minggu training Disana.
Jujur, aku langsung menelpon Dylan langsung waktu itu. Tapi karena hanya punya kesempatan 5 menit. Aku mementingkan papaku terlebih dahulu. Beliau pasti juga sangat mengkhawatirkanku.
Aku heran ketika membaca pesan dari Dylan. Kenapa seolah ia menunggu kabar dari ku? Padahal aku sudah mengirimnya surat setiap minggunya.
Dan... Ketika aku menanyakan disurat. dia menjawabnya, bahwa dia Merindukan setiap harinya dan mengirimku pesan sebagai rasa penghilang rindunya.
Tentu saja masuk akal, karena aku hanya bisa mengirimnya surat selama seminggu sekali. Aku tidak tahu memikirkannya panjang-panjang
Aku menghembuskan napas dengan berat, memejamkan mataku sebentar. Tanpa sadar ponsel ku terlepas dari tangan.
Sampai akhirnya ponsel ku jatuh ke kolong yang ada dibawah kasur raina.
Aku mendecak sebal. Bagaimana bisa aku mengambilnya? Aku harus mendorong kasurnya terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY KAYLA [ END ]
Ficção Adolescente"Kebahagiaan bukanlah suatu hal yang telah siap dan tinggal dinikmati. Kebahagiaan berasal dari tindakanmu sendiri." ♥KAYLA LOVANIA ANDERSON♥ ♡♡♡♡♡♡♡♡ _________________________________________ ______________...