Hari semakin sore, kini King dan Dean sedang mengemasi buku mereka. Tatapan King tertuju pada bangku kosong yang berada di barisan tengah.
"Eh kok? Kak itu bangku siapa? Kok kosong?" Tanya King pada salah satu teman sekelasnya yang juga sedang mengemasi bukunya.
"Ah itu bangkunya Juan, dia gak masuk hari ini soalnya dia masuk rumah sakit." Jelas murid itu pada King.
Dean juga memperhatikan pembicaraan mereka sambil memandang bangku kosong yang dimaksud King.
"Kok bisa masuk rumah sakit?" Tanya King penasaran.
"Dia dibully, sebenarnya cuma ketumpahan kuah panas, tapi anaknya kekeh pengen dirawat dirumah sakit." Dean menggelengkan kepalanya dengan cerita yang dia dengar.
Ketumpahan kuah minta dirawat dirumah sakit? Dia terdengar sangat manja dan cengeng.
"Oh gitu, makasih ya kak udah ngasih tau, King duluan ya kak." King melambaikan tangannya sambil berjalan keluar kelas diikuti oleh Dean.
"Bye king, sampai bertemu besok." Murid itu juga melambaikan tangannya kepada King.
🔪🔪🔪
"Dean, Juan kok kedengarannya alay ya?" Ucap King sambil menatap koridor yang sepi.
Kini keduanya sedang berjalan menuju parkiran, koridor kini terlihat sepi, hanya ada beberapa murid saja disini.
"Mungkin dia memang tipikal anak yang cengeng." Jawab Dean dengan sedikit ragu.
King sudah tak bertanya lagi, saat sampai di parkiran keduanya melihat tiga seniornya yang mungkin sudah bisa dibilang teman? Ya, teman.
"Eh kalian juga belum pulang?" Tanya Owen saat melihat King dan Dean berjalan kearah mereka.
"Ini baru mau pulang kak," jawab King seadanya sambil memakai tudung hoodie miliknya.
"Eh tapi kan King juga mau mampir ke supermarket." Dean hanya menggelengkan kepalanya saat melihat kelakuan King.
"Kok lo ucul banget sih cil," seru Caden sambil mengusap rambut King yang ditutupi tudung hoodie hingga berantakan.
"Ck! King itu handsome!," semuanya tertawa kala mendengar gerutuan King kecuali Maeve, dia hanya menatap intens King.
"Ya udah, gue sama King duluan ya bang." Ucap Dean sambil memakai motornya, begitupun dengan King.
"Hati-hati, kapan-kapan ikut kita nongkrong ya cil." Seru Owen sambil menatap kedua adek kelasnya itu.
"Tentu, King sama Dean udah pasti ikut, tapi kapan-kapan," ucap King dibalik helmnya.
Mereka berdua segera mengendarai motornya pergi meninggalkan area sekolah, dan kini tersisa Maeve serta kedua sahabatnya.
"Kita mampir ke basecamp?" Tanya Owen yang dibalas anggukan oleh Caden dan tidak dibalas oleh Maeve.
Maeve segera memakai helm nya dan mengendarai motornya disusul oleh kedua sahabatnya, Maeve yang memimpin jalan pun mengarahkan motornya menuju ke basecamp.
🔪🔪🔪
"Selamat sore," beberapa front office yang sedang bertugas menyapa King dan Dean yang baru saja memasuki penthouse.
"Sore kak." Keduanya membalas sapaan tersebut diiringi dengan senyuman ramah.
Setelah itu, mereka berdua segera pergi menuju lift dan menekan tombol yang tertuliskan lantai 50. Di lantai utama tadi terlihat hanya ada beberapa orang dan petugas, menyebabkan penthouse terlihat sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN IDENTITY
Fiksi RemajaKehidupan sudah di atur, kita tidak bisa menentukannya. Nasib dan takdir kita sudah di tata. Kita hanya perlu menjalankan peran dalam cerita agar cerita itu tidak kosong, tidak peduli penting maupun tidak, berguna atau tidak, peran kita tetap harus...