Our Difference
.
.
.Lavierra belum bisa bergerak bebas, meski pun ia sudah masuk ke kediaman utama Blackwell dan kini memiliki status sebagai 'calon istri tuan temperamental' tapi tetap saja keselamatannya belum terjamin.
Gara gara Grim Archer yang tidak terus terang pada putranya itu, Lavierra jadi harus memutar otak untuk sedikit meluluhkan sikap tuan gila itu. Supaya rencananya tidak berantakan.
Tapi...
"Hah... tidak ada yang berubah, dia tetap saja brengsek."
Sudah beberapa lama ia tinggal disini, sikap pria itu masih saja sama. Selalu menatap curiga dan selalu berusaha melukai nya. Kalau dibiarkan, bisa bisa Lavierra mati disini sebelum menemukan bisnis gelap Van Doren yang lain.
Ditengah lamunan nya, pintu utama tiba tiba terbuka. Awalnya Lavierra ingin mengacuhkan pria itu, karena sekali pandangan mereka bertemu, pasti pria itu akan mencemoohnya lagi.
Tapi sepertinya malam ini berbeda.
Zedekiah pulang sendiri, tak ada Jordy dan bahkan anak buahnya yang lain. Tubuhnya basah akibat guyuran hujan di luar. Matanya nampak lelah, mata Zedekiah memang terlihat seperti mata orang mengantuk atau mata orang yang mati. Tapi kali ini lebih mengerikan. Lavierra tidak tahan untuk tak bertanya.
"Kau baik baik saja?"
"..." nafas Zedekiah terlihat berat, matanya menatap kosong kearah Lavierra.
"Ya, sepertinya tidak baik baik saja." Gumam Lavierra ketika melihat kaki dan tangan Zedekiah yang berlumuran darah. Setelah itu tubuh besar nya ambruk dan terbaring di lantai, tak sadarkan diri.
"Kau pikir dengan pingsan dihadapan ku, aku akan membantu mu?" Lavierra berjongkok di hadapan Zedekiah.
"Ha... kenapa ini terjadi sewaktu para pelayan sudah tidak ada disini."
Dan begitulah awal Lavierra yang bertubuh kecil dan ramping berusaha membawa dan memapah tubuh besar Zedekiah.
Sulit sekali memindahkan tubuh Zedekiah. Padahal Lavierra hanya memindahkannya ke atas sofa, yang hanya berjarak beberapa meter dari tempat pria itu pingsan.
Lavierra memandang sejenak kearah luka mengerikan itu, sepertinya luka itu disebabkan oleh pisau.
"Ini akan jadi malam yang panjang." Lavierra menghela nafas lalu beranjak membawa kotak obat besar.
Untuk mengurus luka seperti ini, sebenarnya cukup sederhana. Pertama gunting dulu kain yang menghalangi luka itu. Kemudian perhatikan apakah ada benda lain yang menancap di luka itu atau tidak. Apakah ada tulang yang bergeser atau patah, harus diperiksa tentu saja. Jika hanya luka biasa seperti ini, cukup di bersihkan dahulu dan hentikan pendarahan. Setelah itu, proses menjahit luka bisa segera dimulai.
Lavierra sudah cukup pandai menangani luka seperti ini, jujur saja di bagian kaki dan tangannya juga pernah ada luka begitu.
Banyaknya pengalaman bisa membuatnya setenang ini.
Saking tenangnya Lavierra, ia tak sadar jika Zedekiah sudah sadar beberapa saat lalu ketika ia sedang memasangkan perban.
"... the hell." Bisiknya sambil mendorong kepala Lavierra.
"..."
Lavierra secara otomatis menghentikan 'bantuan' nya. Zedekiah yang saat ini memaksa duduk dan menatap datar ke arahnya yang membuat Lavierra berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blackwell
General Fiction"Harusnya ku bunuh saja kau malam itu..." dengan tangan besar yang merantai leherku semakin erat, dia berbisik sambil membenamkan kebanggaannya semakin dalam, jauh ke dalam titik ternikmat. "Desahkan namaku." dan tanpa ada keraguan serta celah untu...