The Invitation
.
.
."Wah, cuaca akhir akhir ini cerah." Lavierra menghirup aroma kopi yang baru saja ia buat.
Sejak makan malam di kediaman Grim berlalu, Lavierra memiliki cukup waktu bersantai di pagi hari begini karena entah mengapa Zedekiah menjadi jarang pulang. Sekalinya pulang itu disaat larut malam dan selalu dalam keadaan terluka.
Dan sekarang di halaman sana, Zedekiah sedang memburu burung burung liar dengan pistol nya.
Padahal seingat Lavierra, Zedekiah pulang larut sekali. Tapi sekarang dia sudah gila gilaan pagi pagi begini.
Cuaca cerah ini jadi sedikit terganggu.
Dan entah perasaan Lavierra benar atau tidak, sepertinya Zedekiah menjadi semakin besar. Maksudnya, ketika awal bertemu dengan tuan temperamental itu, Lavierra tidak ingat jika Zedekiah memiliki otot lengan seperti itu. Bahu nya lebar, dadanya bidang, otot perut nya sempurna. Jika saja badannya itu tak dipenuhi bekas luka mengerikan, Lavierra mungkin akan percaya jika Zedekiah bisa menjadi seorang model.
"Dia itu mau terjun ke medan perang atau apa?" Lavierra bergumam ketika melihat Zedekiah mulai berlatih dengan anak buahnya.
"Tuan seperti itu lagi..."
"Kita jangan sampai melakukan kesalahan, nanti bisa bisa kita yang kena..."
Bisikan para pelayan yang memperhatikan juga sedikit terdengar oleh Lavierra.
Ia mendekat, menatap mereka satu persatu lalu tersenyum, "Coba ceritakan lebih banyak tentang Zedekiah."
Para pelayan nampak ragu ragu sebelum mereka melangkah mendekati Lavierra dan berbisik pelan.
"Jika sudah pulang dari mansion utama tuan Grim, tuan Zedekiah selalu seperti itu. Tapi kali ini lebih ekstrim." Salah satu pelayan mengungkapkan nya dengan baik.
"Tuan jadi mudah marah, kadang kami sengaja menghindar saking takutnya."
Lavierra mengangguk, mungkin karena resiko pekerjaan Zedekiah, jadi nya orang itu harus lebih ekstra untuk menjaga apa yang sudah menjadi miliknya. Salah satunya adalah kekuatannya sendiri.
Berbeda dengan Cedrick atau Samantha yang hanya perlu menjaga otak mereka, Zedekiah harus menjaga segalanya dari berbagai sisi.
"Dia perlu istirahat. Kapan dia suka bersenang senang seperti tuan kaya raya pada umumnya?" Lavierra iseng bertanya.
"Dulu tuan sering bersenang senang seperti itu, tapi setelah beliau sendiri yang mengelola Blackwell... tuan jadi berubah."
"Hm? Memang siapa yang dulunya mengelola bisnis gelap ini?" Lavierra cukup penasaran. Sayangnya pintu terbuka kasar sebelum pelayan bisa menjawab rasa penasaran Lavierra.
"Siapkan air." Zedekiah memerintah dingin tanpa melirik sedikitpun pada Lavierra.
"Wah... dia seperti orang yang berbeda kalau seperti itu." Lavierra bergumam dan melanjutkan sarapannya sambil melihat siaran berita pagi.
Beberapa lama setelah melihat berita, ia baru tersadar jika ada beberapa kertas unik tersimpan diatas meja.
"Apa ini?" Lavierra bertanya, kebetulan Zedekiah sudah turun dan makan.
Lavierra tahu jika Zedekiah tak akan menjawab, makanya dengan tak sopan ia baca sendiri kertas itu. Sepertinya undangan pesta atau semacamnya.
"Oh? Kompetensi berburu? Kau mau ikut?" Lavierra cukup tertarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blackwell
General Fiction"Harusnya ku bunuh saja kau malam itu..." dengan tangan besar yang merantai leherku semakin erat, dia berbisik sambil membenamkan kebanggaannya semakin dalam, jauh ke dalam titik ternikmat. "Desahkan namaku." dan tanpa ada keraguan serta celah untu...