2. Different People

52 4 0
                                    

Bel sekolah yang sudah berbunyi, sukses menimbulkan sorakan gembira bagi para murid. Banyak murid yang langsung bergegas untuk pulang. Termasuk Devina dan juga Caroline yang segera membereskan bukunya dan peralatan tulisnya kedalam tas.

"Devina, nanti jadi?" Tanya Caroline, yang memastikan kembali rencana pergi yang telah mereka berdua buat.

"Jadi, tapi nanti Davino yang nganterin gue, Car." Jawaban yang Devina berikan akan pertanyaan temannya, yang langsung dibalas decakan oleh temannya.

"Yang budak cinta mah emang susah." Kalimat sindiran yang lagi-lagi Caroline keluarkan untuk temannya yang gak bisa hidup tanpa sang kekasih.

"Lo juga nanti sama Cameron, kan?" Tanya balik Devina, yang langsung dibalas kekehan oleh temannya.

"Tentu saja!" Balas Caroline dengan tanpa dosanya, setelah menyindir temannya ini.

"Budak cinta kok teriak budak cinta!" Balasan yang Devina berikan akan kalimat sindiran yang diberikan temannya, yang langsung dibalas kedihan bahu acuh oleh temannya.

Setelah selesai beberes, mereka berdua serentak pergi, meninggalkan kelas. Tepat didepan kelas, kedua kekasih mereka sudah standby didepan kelas mereka, menunggu mereka berdua keluar.

"Kok kamu cepet banget sih keluarnya?" Tanya Devina, yang langsung menarik kekasihnya yang saat ini tengah menggenggam tangannya.

"Iya, aku kan gak bawa apa-apa ke sekolah." Jawab Davini yang langsung melepaskan genggaman tangannya jadi merangkul bahu sang kekasih.

Devina langsung menepuk dahinya. Bagaimana dia bisa lupa dengan kekasihnya ini yang notabennya tidak mau ribet. Semua buku dan hal lainnya tentang sekolah? Dia taruh kedalam lokernya yang memang di sediakan dari sekolah untuk masing-masing murid.

Iya bener. Kekasihnya jadi tidak bawa apa-apa ke sekolah. Bawa tas pun tidak. Cuma bawa diri aja sama bawa dirinya aja kalo ke sekolah.

Setelah sampai di parkiran, kekasihnya ini langsung memasangkan helmet untuk dirinya. Membuka blezzernya guna menutupi paha kekasihnya yang saat ini tengah memakai rok. Gak bisa dia tuh aset miliknya seorang diumbar.

Setelah itu, barulah dia naik ke atas motornya. Menunggu kekasihnya yang naik dibelakang motornya, lalu mengendarakan motornya pergi meninggalkan area sekolah.

Disepanjang jalanan, Devina terus menaruh kepalanya di bahu belakang kekasihnya yang sangat lebar nan kokoh, seraya memeluk kekasihnya dengan sangat erat.

Memang sudah kebiasaan mereka. Kalo dia gak meluk pinggang kekasihnya, kekasihnya langsung mencari kedua tangannya dengan salah satu tangannya, lalu di taruh di pinggangnya, setelah itu dia menggenggam kedua tangannya deh.
***

Setelah beberapa menit menikmati angin kota Jakarta di perjalanan, akhirnya mereka berdua sampai di pusat pembelanjaan terkenal di kota Jakarta.

"Jangan lupa makan!" Peringatan yang diberikan oleh Davino, yang saat ini tengah membantu kekasihnya melepaskan helmetnya.

"Iya, kamu juga, ya?! Kamu kan gitu! Ingetin akunya makan paling terdepan, tapi sendirinya belum makan!" Peringat balik yang Devina berikan akan kebiasaan buruk yang selalu kekasihnya lakukan. "Nanti gak usah jemput aku aja. Aku bisa pulang sama Caroline naik bus." Sambungnya.

"Gak! Aku yang akan jemput!" Tolakan yang Davino berikan, yang tidak setuju dengan permintaan kekasihnya.

"Davino, nanti kamu capek. Kamu kan habis latihan. Masa iya langsung jemput aku sih." Jelas Devina, memberikan pengertian kepada kekasihnya ini. Dia tuh gak tega tau sama kekasihnya! Masa iya habis latihan langsung jemput dia?!

DON'T LEAVE ME - HAESELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang